Kamis, 31 Januari 2019

31 Januari

Januari ...
Mengapa kini kau begitu berarti
Dalam renung diri kala dini hari
Apa yang membuatmu kini
Sungguh memberikan sejuk di hati

Januari...
Kini kau hadir kembali
Kala batin memanggil lagi
Kisah kasih di lubuk hati
Yang tak ingin jadi memori

Januari...
Di hari ini kau buatku menanti
Hadirmu yang tak jua pasti
Janganlah pergi jika tak untuk kembali
Tetaplah di sisi hati ini lagi

Januari..
Apakah kau ingin terus menanti
Dalam seluruh harap diri
Dalam sepenuh hati
Akan hadirmu untuk lalu menepi

Januari...
Ataukah ku tang harus pergi
Menyambut segala harapan di pagi hari
Menjelang hadirmu dalam sepi
Di akhir 31 Januari
Ku menyongsong Februari
...

Written by
Ari Budiyanti
Di 31 Januari
Ku menanti

Jumat, 25 Januari 2019

Tidak bertambah

Lagi kulirik larik-lariknya
Berharap ada selarik baru menginspirasi
Lambat kurasakan detakan detik waktunya
Yang menggema keras di ruang sesunyi ini

Senyap di sanubari
Menanti kembali satu larik
Namun lama menanti
Tak kunjung inspirasi diri

Lagi kulirik larik-lariknya
Ah ternyata masih juga sama
Tak juga bertambah
Tak juga berubah

Masih tetap nada yang melantun
Seperti hati yang berpantun
Ah mengapa lagumu teralun
Membisik kalbuku lambat terayun

Lagi kulirik larik-lariknya
Tak mampu menguntai bahasa
Mengumpulkan makna pun tak kuasa
Karna tak juga menghampiri inspirasi jiwa

...
Ya larik-lariknya masih tetap sama
Tak pernah bertambah

Written by Ari Budiyanti
25 January 2019
New poem

Kamis, 24 Januari 2019

Karya dalam kata

Karya kami dalam kata
Pun nyata dalam bahasa
Bukan tanpa makna
Atau teori semata

Namun kisah kami teruntaikan
Dalam puisi berangkaian
Memberikan senada keindahan
Pada hati penuh kenangan

Bila kau baca kisah kami
Kirasnya dapat menginspirasi
Untuk selanjutnya berbagi lagi
Dalam pesona kisah hati

Terimakasihku pada semua
Yang setia membaca
Karya kami dalam kata
Yang terangkai dalam bahasa

Mengapa Engkau

Mengapa engkau...

Mengapa engkau selalu menjadi tempatku berbagi
Mengapa engkau selalu membuatku kembali
Mengapa engkau selalu bisa membuatku mengadu padamu
Mengapa aku selalu mengingatmu dan bercerita
Mengapa aku selalu memilih kembali padamu..

Apakah engkau lah dia..
Engkau yang selalu berhasil menenangkan..
Engkau yang selalu mampu menguatkanku..
Dan engkau yang tak pernah menghakimiku..namun selalu lembut padaku..

Dan aku..selalu tenang bila bercakap denganmu..
Aku mengiringkan doaku padamu selalu..

...
Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Rabu, 16 Januari 2019

Terpukau

Saat aku terpukau menatapmu
Menatap keindahan puding mawar pink
Puding cantik hasil karya sahabat
Sahabat yang mengasihi sepenuh hati

Apakah lagi yang kurang
Melihat besarnya perhatian
Dan kasih sayang ku dapat
Dari para sahabat dari Tuhan

Hidup lebih berbahagia dan bersuka
Karena ada sahabat baik banyak mengelilingi
Hidup jauh lebih bermakna
Saat saling memperhatikan dan mendoakan

Puding dan kue adalah tanda perhatian
Dibuat dengan cinta persahabatan
Namun terlebih indah kasih di dalam hati mereka
Para sahabat yang mengasihiku
Terkadang lebih dari pada saudara kandung

Terimakasih para sahabat sejatiku
Yang selalu ada dalam masa duka dan sukaku
Tuhan memberkati persahabatan kita
Semoga untuk selama-lamanya

....
Foto kemaren
Puding karya bu Emy
Di Gading Serpong

Ditulis oleh Ari Budiyanti
...
Untuk:
Sahabat-sahabat dari Tuhan

Selasa, 15 Januari 2019

Januari 16

Pernah aku sangat menantikan hari ini
Dalam setiap tahun bergulir
Menanti datangnya 16 Januari
Dalam harapan penuh suka
Hampir di sepanjang 25 tahunku

Hingga tahun dukaku tiba
Dan 16 Januariku menjadi papa
Tak pernah sungguh menanti
Tak pernah sungguh berharap bahagia

Bukan ku tak bahagia
Aku selalu menemukan bahagiaku
Namun 16 Januari ku telah berbeda
Karena duka melanda di tahun ke 25 ku
Sejak itu tak lagi sama sukaku

Goresan-goresan indah kenangan selalu bertambah
Kegundahan-kegundahan jiwa pun berurai
Limpahan sukacita selalu berlimpah
Pun segala kejutan bahagia yang indah

Namun bagiku kini
16 Januariku tak lagi sama
Dan tak akan pernah sama lagi
Tiada lagi sapa lembut penuh kasih
Yang terdengar di kejauhan kini
Sapa lemhut yang selalu kurindu
Dan menjadi mutiara kenangan di hati

16 Januariku selalu hadir
Hingga saatnya nanti ku pun berakhir

Ditulis oleh
Ari Budiyanti
Tentang 16 Januari

Senin, 14 Januari 2019

Jatuh itu sakit (sebuah kisah)

Jatuh .... itu  .. .. sakit

Hari ini..Pagi ini tepatnya..
Seperti biasa ..Saya mau menuju Jakarta
Dan .. Tumben...
Hujan. .. jalan licin. Saya belum terbiasa
Dengan trotoar baru yang tepiannya dibuat sedikit miring.
Lalu.. kaki saya menapak di situ. 
Dan ...saya terpeleset.. lutut kanan saya membentur tepi trotoar..
Dan percayalah ..itu sangat keras hehe
Buktinya.. lutut saya sangat sakit
Dengan tetap menjaga keseimbangan..
Saya .mengabaikan sakit itu
Dan tetap melangkah.. sementara gerimis itu masih turun.. saya lalu duduklah di kursi panjang depan tempat makan..
Dan menunggu bus trans Jakarta
Baru kemudian saya lihat celana jeans saya..
Hanya tergores sedikit.. namun lutut saya masih sangat perih terasa..
Namun tidak saya lihat..
hanya membersihkan sedikit kotoran di jeans saya..
Sambil menunggu bus.. saya merenung.. dan sambil menahan nyeri itu.. what I can learn from it

Dan bus datang.. dengan lutut masih sakit itu saya melanjutkan perjalanan ke Jakarta.. dan saat turun di halte Semanggi.. saya berasa lebih pegal kaki ini untuk melangkah .. melewati lika liku jembatan halte yang panjang itu.. namun saya tetap melangkah tanpa henti

Sampai akhirnya saya tiba di sini.. di Kantor cabang oriflame.. biasa ambil orderan teman..
Dan saya ..sedang antri pengambilan barang saat saya menuliskan cerita ini.. lutut saya sudah jauh lebih baik.. perihnya masih tersisa dan hanya sedikit lagi saja...

Inilah yang saya pelajari.. bukan hanya lutut yang bisa terluka.. dan hati pun bisa melara.. dan luka itu bisa perih juga menyakitkan.. namun.. dalam masa itu .. hanya harus berani memutuskan tetap melangkah.. berjalan tanpa henti.. mengabaikan sakit itu.. yang nanti akan berlalu.. benar.. saat melanjutkan hidup itu sakit.. menjafi sedikit lebih berat.. namun.. yakinlah .. pada akhirnya juga akan sembuh.. juga akan berlalu sakit itu.  Jadi tetaplah berkarya..tetap kerjakan yang terbaik dengan segala kemampuan .. meski sang lara mendampingin.. yakinlah itu hanya sejenak...

Happy weekend ..
keep live your life inspiring others...

Sajak hati di mendung kelabu

Kala mendung menggegap
Gelap menjadi mencekam
Langit seolah menumpah
Segala rasa sepi ke bumi
Dingin terguyur hujan
Deras tanpa perantara
Membasahi semua yang ada
Seolah mengajak bersama menangis
Atau menutupi tangisan
Yang terlanjur jatuh ke pangkuan
Angin ikut berhembus kencang
Menemani hujan seakan sejalan
Percikannya membuatku terhanyut
Dalam deru rasa tak menentu
Hingga kucari sang ujung
Namun tak kunjung kutemukan
Kukira sudah bertepi
Namun terus saling menyambung
Hujan semakin deras
Bergemuruh di atas gentene
Hati ikut bersajak
Dalam gelapnya kelabu awan
Hingga seluruh jiwa merebak
Menepis segala rasa bercampur rindu

Minggu, 13 Januari 2019

Hempasan rindu

Aku menghempas rinduku pada hujan
Memintanya membawa bersama derasnya
Agar rindu tak lagi menyapa
Sehingga tiada lagi tersisa rasa

Jumat, 11 Januari 2019

Senandung Alam

Semilir lembutnya sang bayu menerpa dedaunannya
Gemerisik kini menyenandungkan sebuah nada
Seiring bermekarannya bebungaaan ceria
Mengundang nyanyian burung pipit bersahutan

Bersama kepak sayap berwarna warni
Kian kemari beterbangan kupu-kupu menari
Kumbang-kumbangpun saling menyapa dengan gembira
Saat langit cerah mempesona dan tiada mendung menggoda

Mentari masih menemani dengan sinarnya
Memberi terangnya pada hati setiap insan
Gemericik air memberi sejuknya
Mengalir dingin sungai ke tepiannya
Itulah sebuah keindahan dalam pesona
Saat alam bersenandung ria

Ditulis oleh Ari Budiyanti
Untuk mbah Uti di Yogyakarta

Selasa, 08 Januari 2019

Januari

Januari
Ku tak ingin berpuisi
Ku hanya ingin berlari
Mengejar mimpi
Yang selalu membayangi

Adalah..sebuah misteri..
Masa itu ..saat itu..
Yang sudah tertentukan
untuk setiap insan..
Jiwaku tak tahu..
hatiku pun jua
Saat itu..
yang ternantikan...

Hanya ingin kini berlari
Mengejar mimpi di Januari

Ditulis oleh
Ari Budiyanti
Dalam
Perpaduan 3 jaman

Merindu biru

Dalam haru melawan sendu
Akan hadirnya rindu membiru
Karena detaknya mendesak kalbu
Dalam birunya jiwa merindu

Ah mengapa biru dalam haru
Mengapa pula rindu menggebu
Bila rasa menjadi satu
Maka sang biru pun melebur

Dalam ruang asa, biru membaur
Dalam ruang harap, pendarnya meraup
Dalam gejolak hasrat, berpuncak temu

Bilakah berakhir rindu itu
Jika tiada akhir akan semakin membiru
Dalam paduan rindu membiru
...
Datanglah agarku berhenti merindu

..
January 8
2019
Ari Budiyanti

Dia Lagi

Dia lagi
Yang memberi semangat diri
Dia lagi
Yang menghibur hati

Saat langkahku tercekat
Oleh hampa diri
Dia lagi
Hadir bagai pelangi

Saat asaku mulai meredup
Oleh asap sendu
Dia lagi
Pembawa harapan baru

Dia lagi
Yang di sana meski jauh
Dia lagi
Yang di hati dekat sekali

Terimakasihku kini
Ya pada ..
Dia lagi

Untuk seorang sahabat pemberi inspirasi jiwa

Ditulis oleh
Ari Budiyanti
Dengan segenap hati

Kamis, 03 Januari 2019

Menanti Senja

Senja mana yang kunanti
Sungguh tiada lagi
Hanya saat bersamamu
Itulah senja yang kunanti
Setiap senja kulalui kini
Hanyalah berlalu seiring waktu

Di sana..
Apakah kaupun menanti senja yang sama denganku?

Written by
Ari Budiyanti