memotivasi diri

Teman-teman terkasih,

jika kau masih hidup sampai sekarang,
berarti kau masih beroleh anugerah Tuhan
yaitu kesempatan untuk mewarnai dunia dengan cerahmu'


My Beloved Friends,
if you still alive,
that means you still get a grace from God,
a chance to color the world with your bright.

Jumat, 03 Mei 2019

Jangan Pernah Berhenti

Kayuh lagi biduk itu ke tepian...
jangan pernah berhenti...
sampai tujuan itu tercapai...
bahkan ktika tidak ada dukungan...
ingat selalu cinta di hati...
yang menjadi kekuatan setiap hari....
Kegagalan terjadi hanya pada saat kita berhenti berusaha...

Keep praying...
Keep fighting...
Keep trying...
Keep doing the best

Pasir Putih

Engkau terhampar di hadapanku..
di bawah kakiku..
menggelitikku untuk bermain denganmu..
namun ku tak mampu..
hanya melewatimu..
menapakimu..
dan meninggalkanmu..
Pasir putih

Menanti Bintang Menari Bersama Rembulan

Dua bahagiaku saat kau bersenandung
Di gelapnya malam tanpa lampu berpijar
Di kesunyian sepi pekat tanpa mendung
Berjajar di angkasa raya memberi sinar

Pun satu pijar terang terbesar
Nampak dari tempatku berdiri
Menengadah menatap yang terpancar
Memberi kesejukan di hati tak terperi

Saat cahayamu menghiaskan malam
Dalam untaian nada riang penuh pesona
Pada hati yang di dera lara mencekam
Kehadiranmu membawa nada ceria

Sinar keemasanmu beradu sendu
Merangkai irama dalam tarian pilu
Bersama menghias angkasa raya
Di gelapnya malam pekat terasa

Di sini masih aku menatapmu
Dalam harap akan bertemu
Akan dia yang di sudut rindu
Yang terlambangkan oleh hadirmu

Aku menulis tentang apa dan siapa
Yang datang saat malam menjelma
Bila tak terkalahkan oleh mendung jua
Keindahanmu sungguh pelipur hati lara

Ku menulis tentang rembulan dan bintang
Yang menari bahagia penuh riang
Keberadaannya sebagai perlambang
Akan dia, seseorang yang cemerlang

Aku menulis tentang apa dan siapa
Rembulan, bintang dan yang tersayang
Keberadaannya tetap di angkasa
Seperti menetapnya dia dalam bayang

...

Written by Ari Budiyanti

Badai Hati

Kemelut menggelayut
Membawa memori terhanyut
Akan rindu masa lalu
Saat hidup tanpa kalut

Sudahkah penat bertambah berat
Mengiringi langkah kaki menapaki hidup
Jangankan gairah hidup dan semangat
Harapan yang sarat akan redup

Ah jiwaku kemanakah lajumu
Apakah pembuat dahaga kalbumu
Terlupakah akan Sang Pemandu
Yang tak pernah lekang oleh waktu

Bilakah surut badai di perjalanan
Mengiringi kemelut hati tersembunyi
Adakah kisah lain kehidupan
Dalam dambanya pecahkan misteri

Ketika nadi mulai letih
Dalam gurat-gurat pesona resah
Mendung langit hati menambah perih
Membutuhkan sauh penghalau gundah

Ah kemelut
Akankah kau segera berlalu
Hanya dalam dua tangan bertelut
Berpasrah dalam rangkaian doa bertalu
..

Written by Ari Budiyanti


Guruku, Jasamu padaku Tak Terbalaskan

Pada masa kecilku
Aku kau bimbing dengan senang
Terkadang ada nakalku
Kau bimbing dengan sabar
Mungkin pernah emosimu karenaku
Tak lupa menegurku selalu
Kadang lembut, pun kadang tegas

Ketika itu
Ku tak pernah tahu
Memikirkannya pun tak pernah
Berapakah gaji kau terima
Di masa itu
Untuk menjadi guruku
Apalagi
memikirkan kesejahteraanmu
Tak pernah melintas di kepalaku
Yang masih belia sekali

Enam tahun aku bersamamu
Di masa-masa awalku sekolah
Belajar semua hal dasar pertama-kalinya
Membaca, menulis, berhitung
Pun juga mewarnai, menggambar, melukis
Semua ilmumu kau berikan padaku
Sebagaimana ku perlu

Puluhan tahun berlalu
Lama tak kita bersua lagi
Lama tak ku tahu beritamu
Dan kini
Aku menjadi sepertimu
Berdiri di hadapan murid-muridku
Mengajari mereka semua
Apa yang pernah juga ku dapat darimu

Sekarang ku tahu
Bagaimana mereka membayar jerih lelahku
Banyak orang bilang
Kalau kau ingin kaya jangan pernah jadi guru
Aku masih tidak bisa menandingimu
Dalam kerelaan bekerja setulusmu
Aku masih memilih
Di sekolah apa aku mau mengajar

Guruku
Selamanya jasamu padaku tak terbalaskan
Tak tahu bagaimana aku bisa
Selain melanjutkan karyamu
Mendidik generasi bangsa
Mendidik para penerus negara
Dalam perjuangan setulus yang ku bisa

Terimakasih guruku
Salam sejahtera untukmu
Semoga selalu kesehatanmu terjagai
Pun kebahagiaanmu terpenuhi
Jasamu guruku
Sungguh tiada terkira bagiku
Doaku selalu untukmu

...
Dipersembahkan untuk para guru SD saya di kampung, yang mengajar dengan gaji kecil, tapi tetap setia dan penuh kesabaran menunaikan karyanya. Beliau-beliau adalah guru-guru yang saya hormati
..

Written by Ari Budiyanti

Kamis, 02 Mei 2019

Jauhkanlah Bencana Sekolah

Sebenernya sudah lama saya ingin menulis berkaitan dengan kasus Bullying yang marak di sekitar awal bulan April. Tapi saya terus menahan diri. Memang sungguh sangat disayangkan ini masih terjadi di dunia pendidikan kita. Kesedihan saya bukan hanya sebagai seorang guru yang melihat dan mendengar fakta tersebut, adanya bullying antar siswa, masih bercokol di beberapa sekolah di negri tercinta. Namun juga kesedihan sebagai warga negara yang melihat generasi mudanya masih banyak yang salah arah dalam memilih jalan kehidupan. Menyakiti dan mempermalukan sesama siswa, bahkan yang lebih muda, yang seharusnya dilindungi dan diberi panutan oleh siswa yang lebih dewasa secara usia. 

Apa mau dikata, itu semua sudah terjadi. Yang menjadi perhatian saya sekarang adalah bagaimana menolong korban bullying ini secara profesional. Saya memang tidak mempunyai latar belakang pendidikan formal di bidang psikologi yang bisa menolong secara langsung kasus bullying ini. Namun ijinkanlah saya membagikan sedikit dari buku yang saya baca karya Jodee Blanco berjudul "Bencana Sekolah". Buku ini menjadi buku bacaan yang saya rekomendasikan bagi guru maupun orang tua yang khususnya menangani anak usia remaja. Siswa-siswa SMA dan boleh juga SMP yang kadang masih mencari jati diri. Sayang sekali jika mereka tidak mendapatkan bimbingan yang tepat dan panutan yang layak untuk dijadikan teladan hidup.

Judul asli buku ini adalah "Please Stop Laughing at Me.." Di dalam terjemahan bahasa Indonesia diberi judul "Bencana Sekolah" yang merupakan memoar mengejutkan, menggugah, dan menginspirasi tentang bullying. Joddie Blanco adalah seorang yang pernah mengalami langsung dalam kehidupannya peristiwa bullying yang sangat mengerikan di masa-masa sekolahnya. Namun dia berhasil selamat karena mendapat dukungan penuh dari keluarga besar. Bahkan sekarang telah menjadi sorang aktivis dan pakar yang berpengaruh dalam bidang bullying di sekolah. Yang juga menuliskan buku yang saya sebutkan di atas. Buku yang menjadi salah satu buku laris versi New York Times.

Joddie mengabdikan hidupnya untuk kemudian datang ke sekolah-sekolah dan melakukan kampanye anti bullying. Melakukan dengan setia dan tulus dengan pendekatan berdasarkan pemgalaman pribadinya sehingga Joddie berhasil menolong banyak siswa yang berusaha melakukan percobaan bunuh diri dan mencegah aksi pembalasan dendam siswa yang berkaitan dengan bullying. 

Program antibullying yang diperkenalkannya adalah It's NOT just joking around. Program tersebut disambut gembira oleh kombinasi peserta lebih dari 500 ribu tenaga pendidik, siswa, dan orang tua di seluruh negara atas perintah Departemen Dalam Negri Amerika Serikat, Asosiasi Nasional Sekolah Katolik, Asosiasi Dewan Sekolah Illinois, dan sejumlah sekolah distrik setempat di mana banyak dari mereka mengadopsi prakasrsa Joddue Blanco sebagai bagian dari kurikulum inti pencegahan bullying do sekolah. (Sumber Buku Bencana Sekolah).

Baiklah saya hanya ingin memperkenalkan sedikit pada pembaca, siapakah Joddie Blanco yang saya bicarakan di atas. Sehingga jika ada yang ingin menjadikan bukunya sebagai bacaan, bisa melihat peran nyata Joddie Blanco dalam pendidikan di negaranya. 

Dalam buku ini, Joddie menuturkan dengan jujur segala peristiwa yang dialaminya di sekolah. Bagaimana dia menjadi bahan ejekan teman sekelasnya. Saya tidak akan bahas perlakuan-perlakuan apa yang diterimanya karena sangat kejam dan mengerikan. Saya bahkan,terpaksa  ada bagian-bagian yang sampai tidak tahan baca dan saya skip. Bagaimana dia melalui masa-masa penuh penderitaan akibat perbuatan-perbuatan teman-temannya yang selalu menganggap itu sebagai bercanda saja. Namun dampaknya sungguh sangat luar biasa bagi Joddie. Bahkan entah berapa kali dia berusaha mengakhiri hidupnya. Namun uluran dan dekapan kasih keluarganya yang membuat dia berhasil bertahan. Penerimaan tulus akan keberadaan dirinya juga salah satu penguat untuk dia tetap bertahan. Bertemu dengan orang-orang sepenanggungan, sesama korban bullying juga membuat dia merasa tidak sendiri. Ada orang-orang yang mengalami hal sama, dan merek saling menguatkan. Tentu saja didampingi tenaga profesional dalam bidangnya. Tapi tetap saja, keluarga menjadi pendukung utama nagi Joddie untuk bisa lepas dari pengaruh buruk bullying yang dialaminya. Orang tuanya, paman dan bibinya, kakek dan nenek semua bahu membahu menolong Joddie. 

Sebuah kisah hidup yang mengharukan. Silakan dibaca sendiri secara lengkap isi bukunya. Saya hanya menyampaikan inti pentingnya peran keluarga dalam mendukung korban bullying seperti yang dialami Joddie. Bahkan kemudia mendedikasikan hidupnya untuk berkiprah memerang bullying di sekolah-sekolah. Buku ini juga dilengkapi dengan tanya jawab pada Joddie. Ada satu pertanyaan menarik yang saya akan kutip jawabannya di sini.

"Apa yang Anda harapkan dari para guru dari membaca buku ini?

Bahwa mereka perlu menangani bullying di sekolah dengan serius, dan yang terpenting mewujudkan belas kasihan, bukan hanya kepada para korban bullying, tetapi juga kepada para pelaku bullying, karena keduanya adalah dua sisi mata uang. Keduanya terluka. Keduanya butuh cinta dan dukungan. Begitu sering buku saya disebut sebagai seruan untuk bertindak, tetapi dalam benak saya, buku ini lebih sebagai seruan untuk berbelas kasihan, terutama bagi pendidik."

(dikutip dari buku Bencana Sekolah bagian Tanya jawab dengan Penulis)

Jadi yang menarik dari buku ini, Joddie mengajak kita para pendidik, orang tua, orang dewasa untuk menunjukan cinta kasih pada baik korban bullying maupun pelaku bullying. Keduanya membutuhlan perhatian kita.  Bukan malah kita mencaci maki mereka para pelaku bullying dengan kata-kata yang sama kasarnya. Bahkan boleh dibilang sampai terjadi pembulnuhan karakter mereka. Dengan begitu kita juga sedang memberi teladan yang salah pada para pelaku bullying. Marilah kita bersama-sama,  bahu-membahu mencegah terjadinya bullying di dunia pendidikan kita, di negri tercinta, Indonesia Raya. 

Tulisan saya ini sengaja saya persembahkan di hari ini, tanggal 2 Mei 2019 yang diperingati bersama sebagai Hari Pendidikan Nasional. Mari kita bersama menjadikan negeri ini lebih baik, dengan mendidik generasi bangsa dalam segala ketulusan, kesabaran, ketabahan, dan semangat yang tak putus-putusnya. Yakinlah pada para generasi muda kita bahwa mereka pribadi-pribadi istimewa yang masih bisa dibentuk menjadi pribadi-pribadi yang matang dan dewasa, cinta sesama dan juga bangsa dan negara.


Salam persatuan Indonesia dan salam damai bangsa Indonesia. 


Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2019. 


Didedikasikan untuk semua rekan guru di Indonesia.


..

Salam hangat

Written by Ari Budiyanti

2 Mei 2019


Rabu, 01 Mei 2019

Memdamba Segudang Buku dalam Dekapan Ilmu

Aku pernah
Tanpa buku di tangan menjadi milik

Aku pernah
Membaca buku tanpa memilikinya

Aku pernah
Bercerita isi buku karena terpesona

Aku pernah
Rekomendasikan judul buku karena suka

Aku pernah
Membuat resensi buku karena terpikat

Aku pernah
Mendekatkan buku pada yang terkasih

Aku pernah
Membagikan buku hadiah persahabatan

Aku pernah
Mendiskusikan buku sampai lelah

Aku pernah
Mengumpulkan buku untuk daftar literasi

Aku pernah
Mengunjungi perpustakaan tempat buku beradu

Aku pernah
Membeli buku yang tak kusuka

Aku pernah
Mengumpulkan buku yang tak terbaca

Aku pernah
Mengirimkan buku untuk literasi di daerah terpencil

Aku pernah
Membahas buku bersama kawan sejawat

Aku pernah
Mengkritisi buku yang ku tak suka

Aku pernah
Membaca buku hingga dini hari

Aku pernah
Menyembunyikan buku bacaan dibalik buku pelajaranku

Aku pernah
Mendengarkan Bapak Ibuku membacakan buku

Aku pernah
Menyukain buku sampai kubawa kemana-mana

Aku pernah
Menggali isi buku sampai terperangah

Aku pernah
Mengoleksi buku hingga sesak kamarku penuh

Aku pernah
Menulis kisah sederhana dan menjadi buku cerita anak

Aku pernah
Begitu mendamba buku dalam dekapan ilmu

...

Selamat Hari Pendidikan Nasional
2 Mei 2019

...
Written by Ari Budiyanti