Minggu, 30 Desember 2018

Kau

Kau ...
Sudah berhenti aku menginginkanmu..
Seandainya aku bisa..

Hanya saja ..
Hati ini ..
Tidak bisa memungkirinya..

Harus bagaimana menahannya..
Karena aku tak bisa menghentikannya
Perhatianku..
Karena hatiku mendesaknya..

Aku ingin berhenti
Itu logikaku..
Namun tidak dengan hatiku

Saat keduanya beradu..
Memilih arah yang berlawanan
Saling menyilang
Tak mau searah

Manakah yang harus kuikuti
Menujumu..
Atau ..
Menjauhimu..

Hanya ..
Jika aku ...
Pergi darimu
Bahkan sejauh apapun aku terpisah darimu
Dan hatiku..
Tetap mengarah padamu..

....

Malam ini..
Masih 31 Desember 2016
Written by Ari Budiyanti
Hanya sebuah puisi hati

Di ujung rindu

Aku menanti di ujung rindu
Akan hadirmu yang tak tentu
Aku selalui menemuimu
Meski dalam mimpi-mimpi tentangmu

Ketika menggenggamnya erat
Akan semakin berat
Jika merelakannya pergi
Akan terasa berarti
Karena cinta tak mau tinggal
Dalam hati yang memaksa
.....

Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Kamis, 27 Desember 2018

Keberanian

Keberanian
Sebuah perjalanan keberanian
...
Perlu sedikit kesabaran saat mengajak adik Moses sampai di posisi foto ini ..
Awalnya tidak mau ikut melangkah dan pilih jongkok di rerumputan yang terkelilingi pohon
Sementara mas Radit dengan berani sudah sampai di ujung titian foto ini
Lalu lanjut memotivasi Moses sedikit demi sedikit sehingga mau berdiri dan melangkah
Dengan menggenggam tangan saya kuat-kuat menuju titian dari bambu dan kayu itu
Belum lagi cengkraman ke baju saya dengan kuat karena ketegangan bercampur takut
Sampai di tepi titian pun berhenti saja dan tidak mau lagi melangkah
Dengan mengajak bercerita kami memotivasi adik Moses
Satu bulik berjalan di depan (bulik Vitri) dan satu bulik melangkah di belakang (saya)
Sampai akhirnya kami tiba di ujung titian tempat mas Radit sudah menunggu
Adik Moses berhasil mengatasi ketakutan dan ketegangannya dan menjadi berani berjalan hingga ke titian
Dan selanjutnya ketakutan ketakutan lain berangsur hilang
Adik Moses lebih berani mealngkat di perbukitan Djulangadeg ini
Tentu dengan pengawasan kami para orang dewasa
.....

Saya belajar dari kisah ini.. menghadapi ketakutan dan belajar berani akan terus menerus mengiringi langkah kehidupan saya..saat saya bersandar dan berpegang pada lengan yang kuat dan kekal.. mungkin saya bisa melepaskan pegangan saya karena lelah ..cemas.. dsb.. namun ketika Lengan Kekal itu yang menggenggam saya..maka saya aman.. karena Ia tidak pernah lelah .. Ia selalu menopang dalam segala keadaan hati saya yang mudah goyah oleh kecemasan dan ketakutan ..

Puji Tuhan untuk satu pengalaman ini

Erat

Jika tangan ini bisa erat menggenggammu
Mungkin justru dengan mudah terlepas
Meski berat membebaskan
yang tergenggam erat
Namun kurentangkan tanganku terbuka
Aku tak mau menggenggammu
Aku rela melepasmu bila itu yang Tuhan mau
Karena apa yang ada di tanganku adalah pemberian Tuhan
Sehingga ku belajar untuk rela menerima
dan juga rela melepasnya setiap saat

Di bentangan alam
Di sejuknya udara
Saat kelam jiwa tenggelam
Dalam heningnya sukacita
.....
Hanya sebuah perenungan singkat tentang kehidupan di tengah alam

Puisi ke 100 (Thank you and goodbye)

Berawal di satu Desember

Ku melantunkan nada dalam larik kata

Tiap alunan rasa dalam jiwa

Terpatri sebagai memori barisan abjad

Aku senang karena Anda

Bersedia menyempatkan waktu berhargamu

Sekadar menengok dan membacanya

Larik demi larik kata dariku

Berbagi rasa dalam keindahan

Pun jua dalam kesusahan 

Karena begitulah sejatinya kehidupan

Selalu dua jalan beriringan 

Bila ini menjadi yang ke seratus

Rangkaian larik kataku di sini

Terimakasihku sekali lagi padamu

Yang bersedia memberikan apresiasi

Beberapa lariknya menjadi pilihan editor

Memberi bangga tersendiri pada diriku

Bukan sekadar berpuisi saja kini

Namun ku merasa karyaku dihargai 

Di puisi ke 100 ku di sini

Aku pun hendak sejenak berpamitan

Pada akhir tahun 2018 ini

Sejenak puisiku kuakhiri dulu

Sebagai puisi penutup di penghujung Desember

Salamku untukmu semua

Para pembaca yang terhormat

Selamat menyambut tahun yang baru

Dalam segala karya yang menginspirasi

Jadikan diri berarti bagi negeri

Di dalam segala segi 

Thank you and Goodbye 

Ditulis oleh

Ari Budiyanti

(Nantikan puisi-puisi berikutnya di tahun 2019
(Dan jika ada umur panjang))


Rabu, 26 Desember 2018

Menyapa Alam

Menyapa alam 
Sesaat saja
Menjelang senja
Pun pergi pula
Saat jiwa
Menemukannya
Dalam heningnya
Dan senyapnya
Selalu terhibur
Oleh rimbunnya 
Selalu tersenyum
Karena hijaunya 
Aku dan alam
Sedang bersama
.....
Julang Ngadheg forest 

Hanyut dalam Rimbunnya Hutan

Jangan mencariku di mana-mana
Karena ku tersembunyi dalam alam
Tak perlu menantikan hadirku
Karena ku hanyut dalam rimbunnya hutan

Di bentangan alam
Di sejuknya udara
Saat kelam jiwa tenggelam
Dalam heningnya sukacita

Menujumu

Bahkan setelah terpisah sekian lama
Kisah yang terajut tak pernah berakhir 
Karena di kedalaman hati telah menyatu

Seandaianya aku bisa terbang
Kurentangkan sayapku selebarnya
Dan menujumu.. 
....
Kemit Forest
Desember hari ke 27
Masih di tahun 2017

Jumat, 21 Desember 2018

Sudah merindu

Menanti dalam resah tentangmu
Mengapa tiada kabar darimu
Sudah menjadi bagian hatikukah dirimu
Sehingga selalu ingin berbagi kisah denganmu

Bukan pasti kadang masih ragu
Bahwa rasa ini memang di kalbu
Seolah ingin menggapai sauh
Untuk menujumu yang sekarang jauh

Andai waktu di genggaman tangan
Atau ada suatu kesempatan
Untuk hati tidak berangan 
Namun sungguh mampu bergandengan

Aku di sini engkau di sana
Terjauhkan jarak yang menyiksa
Membuat rindu terus mendesak
Untuk berpadu dalam ruang bersama

Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Rabu, 19 Desember 2018

Bentangan Cinta

Mulai hadirkan kini dia
Dalam debar rasa tak terduga
Saat gemericik rindu harap bersua

Ah tabir manakah akan terusir
Membentang jarak tak terukir
Bilakah rindu mendesak pikir

Ingin ku terbang membumbung cakrawala
Namun ku sadar sayapku tak punya
Mengapakah tak terbendung gejolak rasa

Jika memang ini cinta
Di penantian berujung rasa
Memberi lagu dalam alunan nada

Nada jiwa inginkanmu
Pesona hati membawa rindu
Akankah nanti kita bertemu

Dalam sebuah harap akan jumpa
Dengan dia sang pemberi asa
Dalam padanan satu cinta

...
Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Tiada

Jangan mendamba pada yang tiada
Hanya siksa jiwa merana

Menunggu dalam rindu yang menumpuk
Untuk apa bila tak terpupuk

Jangan menyiakan waktu demi dia
Yang tiada tunjukkan rasa

Tiada bukan berarti duka
Terkadang tiada itu pemberi suka

Sadarlah kawan saat ini juga
Bahwa tidak semua tiada adalah nestapa

Yang kau perlu tahu tentang jiwa
Jangan biarkan asa menjadi tiada

Dan tercintamu terkadang hadir
Saat yang tiada itu tersingkir
Menjadi ada di tepian hati

Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Pemberi Inspirasi Jiwa

Dia dan hanya dia
Yang mendorong aku masih berkarya
Dalam apa yang sungguh ku suka

Dia dan dia lagi
Membuatku terus berpuisi
Dalam goresan inspirasi

Dia dan dia pula
Membawa jiwa berkelana
Dalam pesona alam raya

Dia dan dia pun
Memberi semangat dalam kalbu
Saat kukira tersendat aku

Dia dan hanya dia
Mampu membawa ku punya jiwa
Menuang semua kata dalam asa

Terimakasihku pada dia
Dia dan hanya dia
Pemberi inspirasi dalam jiwa

...
Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Detak Rinduku

Aku berusaha mengenalinya
Siapa..ah bukan...atau apa?

Sesuatu yg begitu mendesakku di dalam
Oleh karena siapa ..ah atau apa?

Seandainya hatiku terungkapkan nadanya
Ataukah suatu keharmonisan dalam lantunannya
Atau mungkin hanya senandung sumbang tak berlirik

Yah..apapun itu..atau siapapun itu..
Dalam renungku terdalamnya kehadiran itu
Semoga terpelihara dalam iramanya..
Irama detak jantung yang merindu

Jumat, 07 Desember 2018

Mawar di tamanku

Mawar di tamanku
..
Berseri kelopaknya merangkai ceria
Berwarna mahkotanya menebarkan bahagia
Meski duri menghias batangnya
Tak berkurang semarak pesonanya

Rintik hujan menambahkan indahnya
Memberi kesegaran di setiap helai bunganya
Membawa damai di hati pemiliknya

Selalu di sana menampakkan kemilaunya
Bukan karena terpancar mentari
Namun indahnya karena karya Pencipta
Yang terlukis sempurna di tiap kuntumnya

Merah jambu memberi nuansa romantis
Bukan pada hati insan   yang mencinta
Namun kisah kasih alam
Pada para insan yang peduli

Mawar indah di tamanku
Memberi kenyamanan saat menatapnya
Membawa kesejukan hati yang penat
Terimakasihku pada Penciptanya
Sang Khalik Maha Kuasa

...
Ditulis oleh
Ari Budiyanti

Terinspirasi bunga mawar di taman bu Rahma 😍

7 Desember 2018

Rabu, 05 Desember 2018

Sahabat Sahabat Sahabat

Sahabat sahabat sahabat

Kebersamaan kita melebihi 365 hari
Kebersamaan kita hingga ke hati

Dalam dukaku aku menangis
Dalam dukaku para sahabat berdoa
Bagiku di kejauhan

Dalam sukaku aku tertawa
Bersama riuhnya gegap sahabat
Pun berbagi suka di jiwa

Sahabat sahabat sahabat
Tak disangka kita bersama
Tak dikira kita bersua

Bukan sekedar bercerita
Bukan hanya berkisah
Namun belajar bersama
Pula menggali Alkitab

Saling memberi semangat
Salang memberi doa
Saling memberi keberanian

Anugerah tak ter-elak-an
Lainnya dari Tuhan
Sahabat sahabat sahabat
Bagai harta karun berharga
Tak terduga memiliki mereka

Puji nama Tuhan
Yang pula menjaga
Kasih persahabatan kita
Selama-lamanya

Amin....

Written by Ari Budiyanti
September hari ke 8
Di tahun ini
(2017)

Para sahabat di PA Gadser

Selasa, 04 Desember 2018

Daun pepaya

Sebelum tidur saya mau tuliskan cerita ini

Judulnya: Daun Pepaya

Setiap hari saya mengajar anak-anak dan makan pagi bersama mereka waktu break time
Saya selalu mengatakan.. "happy meal" ..awalnya mereka kira saya ngiklan .. karena saya mengajar bahasa Inggris juga..saya sesekali di kelas ngajak mereka terbiasa speaking English.. singkat-singkat saja..lama-lama terbiasa.. sekarang setiap mau makan mereka selalu berebut dulu-duluan bilang happy meal Miss Ari

Hampir setiap pagi saya bawa menu sayuran dan saya pesan sayur daun pepaya.. yang masak pintar.. daun pepaya tidak pahit jadi saya suka..dan biasanya saya woro-woro.. Miss Ari makan sayur daun pepaya .  Mereka yang penasaran akan lari ke depan ke meja saya dan lihat menu saya.. saya langsung tunjukkan yang namanya sayur daun pepaya itu.. mereka menanggapi macam-macam.. Miss suka ya.. kalau aku ga suka Miss..pahit kata mereka .. ada juga yang bilang aku sukanya bayam Miss .. dsb dsb. ..cukup sering saya bawa menu daun pepaya itu..

Lalu ..pas UAS IPA ..ada satu soal begini:

Contoh tumbuhan yang daunnya dapat dimakan adalah ...

Waktu saya koreksi .. hampir semua jawaban anak-anak ..sebagian besar adalah Pepaya

Hehe .. apakah ada relasi dengan kisah keseharian kami .. melihat saya makan sayur daun pepaya? Entahlah hehe..

Sang Pembatas

Apakah batasku ..
Biru dan putih itu seolah menyatu
Di ketinggian yang tak terjangkau gapaian tanganku
Aku ingin melompat namun tak jua sampai
Tak temukan di mana batas itu

Lalu kucari garis menepi di bawahnya
Sang langit yang birunya menyatu
Dengan batas laut yang membiru
Jika bukan kepakan sayap para burung
Nampak di birunya langit
Maka kupikir aungguh tiada batas itu

Menyusuri lebih dekat
Mencari batas deburan air dan pasir
Aku pikir di sini atau di sana
Namun selalu berubah
Kadang begitu dekat
Kadang sangat jauh
Sehingga kupikir
Tiada batas itu...
Lagi..

Sungguh..
Semua berbatas ..
Semua berbeda
Meski sama biru
Meski sama jernih
Namun
ada perbedaan kehidupan

Begitulah alam
Yang melukiskan
Keagungan Penciptanya
Pendesain utama
Kehidupan
Pun aku dan kau...

.....

...
Tulisan oleh Ari Budiyanti
Agustus 8, 2017