Selasa, 26 Maret 2019

Cinta

Selalu menjadi pokok pembicaraan di segala kalangan
Dari anak kecil hingga orang tua merangkulnya pula
Itulah tema cinta dalam segala bahasannya

Tapi tidak banyak yang mengerti makna cinta itu sendiri
Hanya sedikit orang yang mampu merasakan keajaibannya
Bahkan tak banyak pula yang memberikan cinta

Begitu mudah cinta dikatakan dan didiskusikan
Seperti ku kini tuliskan juga tentang cinta
Namun apakah mudah menyampaikannya dalam bukti nyata ?

Terlalu sedikit insan yang mampu mencinta
Yaitu dengan cinta yang berhiaskan kemurnian
Tiada sesuatu terselubung di balik cinta itu
Selain dari cinta itu sendiri

Juga begitu banyak ragam cinta yang ditawarkan
Seolah itu cinta tapi sesungguhnya semu
Tiada cinta bila tiada kemurnian juga kejujuran
Karna itulah unsur utama penyusun cinta
Tanpa itu, tiada cinta kan terwujud

Karna itu berhati-hatilah dengan cinta
Kenali dulu bahwa cinta itu benar-benar ada 
Tersimpan manis di dalam ketulusan kalbu
Yang setiap waktu mampu tersampaikan dengan tepat

Itulah sedikit tentang cinta yang dapat kubagikan padamu
Miliki cinta dan pancarkan pada semua orang di sekitarmu 
Bahkan saat kau berlalu dari mereka nanti
Cintamu tetap tinggal indah dalam hati mereka

Ari Budiyanti

Pribadi termulia


Sedang aku belajar dalam diam tentang Satu PRIBADI

Kesedehanaan dan kelembutan lah dipancarkanNYA
Juga kerendahan hati dan kebaikanNYA
Itulah yang jelas nampak padaNYA 

Tidak banyak yang tahu siapakah DIA sebenarnya itu
Seorang MAHARAJA yang agung dan mulia
Semua yang di dunia dan di surga adalah kepunyaanNYA
Dari yang ada di dunia juga di surga adalah DIA PENCIPTAnya

Kesempurnaan dan kedahsyatan adalah DIA
RAJA segala raja dan TUAN segala tuan
Terkaya dan termulia sejatiNYA DIA

Namun kehadiranNYA dalam segala kesedehanaanNYA
Sehingga banyak yang tidak mempedulikanNYA
Tetap maju pada tujuan untuk umatNYA
Menjadi TUHAN dan JURUSELAMAT umat kepunyaanNYA 

Jika DIA lah teladan kita, apalagi yang kurang?
Semua kesempurnaan adalah pada DIA saja
Bagaimana dengan ku dan kau, 
Sudahkah memancarkanNYA?

Setiap detak jantungku membuktikan kekuasaanNYA
Setiap aliran darahku adalah dalam kendaliNYA
Juga setiap desah nafasku adalah karena kemurahanNYA
Terutama bagiku adalah KEKEKALAN anugerahNYA
Yaitu HIDUP KEKAL karena pengorbananNYA
DIA lah SATU PRIBADI itu KRISTUS YESUS

ari budiyanti

Cinta begitu Lembut

Ketika menyapa dan menyentuh hati pasti terasa sejuknya
Bahkan saat tiada harapan diberi oleh sekitar
Tapi cinta bagai kekuatan menyauh kalbu terarah pasti 
Lalu semangat dalam asa pun hadir beri bahagia

Sepi karena malam dan sunyi sehingga dinginnya terlalu
Semua teratasi begitu indah oleh cinta
Bahkan ketika semua pergi meninggalkan oleh kesibukkannya
Cinta adalah yang paling setia menemani

Duka berlalu karena cinta berpadu penuh harap
Begitu heran aku oleh begitu besarnya pengaruh cinta itu
Bila sudah membelai ke nurani yang menantinya 

Jangan pernah memaksa cintamu pada yang kau cinta
Biarlah cinta itu yang mempersatukan kau dan yang kau cinta
Bila tidak begitu, bukan cinta yang salah 
Memang bukan dia yang berhak penuh atas cintamu

Pastilah seseorang lain sedang dipersiapkan untukmu
Seseorang yang penuh cinta seperti cintamu
Bahkan mungkin melebihi cintamu yang sekarang
Dengan ketulusan memadukan dua cinta dalam kemurnian

Bila sampai akhir hidupmu cinta itu tak pernah menghampiri
Maka cintamu seharusnya sudah dirasakan 
Oleh semua orang disekitarmu sehingga mereka tersenyum
Dan menyadari betapa lembutnya cinta itu

Ari Budiyanti

Pelangi di tamanku


sore itu, di taman aku duduk sendiri
hanya suasana mendung menemani
sejauh mataku memandang 
pepohonan indah membentang

satu persatu mengingatkanku
pada kenangan atas bapak terkasih
meski telah satu tahun berlalu
namun terasa tetap dekat di hati

bapak yang selalu mengajarkan
agarku mencintai tanaman
bukan dengan beribu perkataan
namun dengan suatu teladan

setiap sudut di taman rumahku
sungguh membuat hatiku makin merindu
meski selamanya tak mungkin bertemu
namun teladan bapak selalu bersamaku

bapak telah pergi selamanya
Tuhan telah panggil beliau
hati ini aku begitu resah
entah mengapa sangat ingin bertemu

satu penghiburan kudapatkan
ketika ku pandang langit
sore itu, kulihat jelas dan indah
Tuhan mengirimkan pelangi

ya, pelangi indah di tamanku

(kini telah lewat 3 tahun dari kepergian Bapak, 
namun kenangan atas Bapak 
tak pernah pergi dari hatiku senantiasa)

Ari Budiyanti

Valentine memory


saat-saat indah menghiasi hari Valentineku
beberapa tahun yang lalu
ketika ku masih dikelilingi
sahabat-sahabat kecilku

ketika pulang sekolah,
salah satu sahabat kecilku
memberiku sekotak wafer coklat berkarame
one of my favorit

aku tidak pernah menyangka
ada suatu maksud di balik pemberian itu
sahabat kecilku memang tidak pernah mengatakannya
malu,....mungkin itulah alasannya

kutahu dari mama sahabat kecilku
yang mengatakan ketulusan hati anaknya
ingin memberikan hadiah Valentine
untuk Miss nya di kelas

sampai sekarang...ku masih mengenangnya
setiap kebaikan apapun yang kuterima
dari ketulusan hati sahabat kecilku
menjadi bagian indah selamanya di hatiku

dalam salah satu kisah
di perjalanan hidupku
terimakasih Tuhan

Dari hari ke hari

Itulah cinta yang kudamba sejak dulu saat-saat susahku
Melebihi segala cinta yang dapat kubayangkan dan pikirkan
Cinta agung dan mulia penuhi 
Sampai sela-sela tersembunyi pun 
Hingga seluruh kalbuku dipenuhi cinta-Nya

Lalu aku menjadi heran pula dalam segala halnya
Karna dari hari ke hari hidupku dibaharui-Nya 
Dengan ketulusan cinta-Nya yang tanpa cacat cela
Membawaku lebih dekat lagi dalam kehangatan cinta-Nya

Tiada satupun dapat terlupakan tentangku oleh-Nya
Bahkan hal terkecil atau terburuk padaku Dia itu tahu
Bukan jadi penghalang bagi-Nya dalam mencintaku

Karna Dia-lah Cinta itu 
Dan tanpa syarat Cinta-Nya itu
Semakin mengenal-Nya semakin mengerti ku 
Arti mencinta sejati

Namun justru semakin ternyata tak kuasa itu kulakukan 
Karna betapa tinggi standar-Nya dalam mencinta
Tak sangguplah satu insanpun memahami

Dari hari ke hari cinta-Nya itu ku mau ikuti
Dan dari hari ke hari selalu cinta-Nya di hati
Trimakasih TUHAN karna telah mencintaku

Ari Budiyanti

What a nice trip


Dalam perjalanan ke Purwokerto, hujan sangat deras, dengan melewati jalan yang berkelak-kelok dan naik turun, bukit dan hutan di kanan kiri jalan, bus melaju dengan sangat kencang karena mengejar operan penumpang dari bus sebelumnya. 

Dalam perlindungan Tuhan, semua berjalan baik sampai akhirnya para penumpang dari bus di depanku pindah ke bus yang kutumpangi. 

Disinilah aku mulai belajar, ketika seorang ibu yang menurutku mewakili perasaan para penumpang lainnya, mengungkapkan kekesalan hatinya, karena marah dan merasa diperlakukan tidak menyenangkan ole. Coba bayangkan, hujan sangat deras disuruh pindah bus padahal tidak ada payung, belum lagi masih harus bawa barang yang banyak dan anak kecil. Tidak dapat dipungkiri, ini memang keadaan yang sangat tidak menyenangkan. Aku hanya diam mendengar keluhan ibu tersebut. 

Aku sungguh menganggap ini sebagai suatu perjalanan yang memberiku banyak pelajaran. Ada banyak hal tidak menyenangkan bisa terjadi kapanpun tapi yang terpenting, bagaimana hati ini bersikap terhadapnya


Ari Budiyanti

Indahnya BersamaMu


Sungguh manis ENGKAU TUHAN 
Semakin nyata kebaikanMU atasku selalu
Setiap desah nafasku dan detak jantungku
Mendebarkan mewujudkan keindahanMU
Dalam sukacitaku atas segala karyaMU
Juga pertolonganMU tak pernah terlambat 
Terulur selalu tanganMU atasku
Alangkah bodohnya aku waktu itu
Tiada pernah menyadarinya 
Terlalu sibuk dengan diriku sendiri

Sampai kapanpun janjiMU takkan gagal
ENGKAU selalu memegang tanganku 
Walau terkadang kulepaskan hidupku dariMU
Kulepas tanganku dari genggamanMU
Ternyata tanganMU jauh lebih kuat 
Tuk selalu menopangku mempertahankanku

Setiap detik semakin kurasa sungguh
Betapa indahnya ENGKAU TUHAN
Betapa mengagumkan dan agungnya ENGKAU
Sungguh takkan sanggup aku
Melukiskannya dengan berlaksa kata
Bahkan seindahnya dunia ini pun sungguh
Takkan sanggup menandingi keindahanMU

Segala ketulusanMU telah terbukti padaku
Terimakasih yang tiada taranya padaMU
Tak tahu harus kubuat apa denganMU
Tuk nyatakan betapa bersyukurnya aku
Beroleh kemurahanMU berlimpah itu
Kesempatan untuk mengenalMU
Selalu bersamaMU dalam segala kondisi
Sejujurnya ENGKAU lah selalu setia
Tak pernah meninggalkanku sekejap pun tidak

Banyak hal bergantian kualami bersamaMU
Dalam segala perkaraku, ENGKAU selalu hadir
Di dalam bahagia dan tangisku pula ENGKAU ada
Kadang ketika kulihat dengan kacamata pribadiku
Semua jalan tertutup sudah seolah tanpa harapan
Ku berada di tengah sesak dikepung oleh pembenciku
Seakan sempit sudah ruang gerakku kini
Pikiranku mulai tertekan bak memikul beban terberat
Denyut nadiku seakan berhenti pula 
Tak lagi berfungsi jantung dan otakku

Di dalam titik terdalam dari segala kelemahanku
Dari situlah justru selalu mulai di hidupku
ENGKAU tunjukkan dan nyatakan betapa
KekuatanMU lah yang tersedia menolongku 
ENGKAU angkat aku dengan kasihMU 
Membebaskanku dari segala bencanaku
Meloloskanku dari kepungan derita itu
Membentengiku dari serangan bertubi-tubi
Memerdekakan aku dari usaha pembelengguku
Dan menghapus setiap tetes air mataku 
Menggantinya dengan sukacitaMU
Memberikan kedamaianMU yang menyejukkan kalbuku
Tak satupun kan sanggup mengambilnya daripadaku
Karna ENGKAUlah PEMBERInya

KuasaMU tiada tertandingi oleh apapun
KemuliaanMU nyatalah sudah terbukti
Terimalah hidupku sebagai persembahan
Yang selamanya adalah bagi kemuliaan namaMU
Karena segala keindahanMU yang teramat mulia

Juga satu tekadku padaMU adalah
Membagikan kisah ini pada semua orang 
Agar keindahanMU pun boleh menyatakan
KuasaMU, kasihMU, kemurahanMU
Juga kekuatan, keadilan, ketulusan, kemurnian
Yang semua adalah padaMU 
Sungguh aku mau bersaksi betapa
Indahnya hidupku karena bersamaMU TUHAN


Ari Budiyanti

Tuhan Engkau di mana

Gelap semua begitu pekat karena kengerian malam itu
Teramat dahsyat peristiwa hari itu begitu kejam
Tanyaku: “Bagaimana mungkin mereka sanggup?”

Memfitnah PRIBADI 
Yang seumur hidupNya memberikan Cinta
Menampar wajah PRIBADI 
Yang agung dalam setiap perkataanNya
Mencambuki punggung PRIBADI
Yang tersedia menyokong setiap jiwa
Meludahi muka PRIBADI 
Yang selalu lembut kasihNya
Menancapkan mahkota duri pada kepala PRIBADI
Yang selalu suci pikiranNya
Menelanjangi tubuh PRIBADI
Yang seumur hidupNya mengasihi

Bahkan mempertontonkan aniaya berat itu di muka umum
Kemudian memaksakan untuk memikul 
Palang salib yang keras, kasar dan juga berat
Juga mendaki Golgota dengan susah payah sampai roboh pula
Memakukan tanganNya 
Yang selalu terulur membawa kesembuhan
Juga memakukan sepasang kaki 
Yang kemanapun melangkah adalah mengabarkan damai 
Dan akhirnya menusuk lambungNya dengan tombak
Meski Dia telah mati sebelumnya
Terlebih lagi kubertanya:
“Tuhan Yesus mengapa Engkau mau?”
Lalu jawabNya padaku:
“Karena Aku teramat mengasihimu, anakKu”
Bukankah itu Kasih Sejati yang telah terbukti?
Tiada tahukah kau tentang itu semua?
Dan masih bertanya “Tuhan ... Engkau dimana?”
KebangkitanNya adalah kuasa Hidup Kekal
Jawabku padamu: “Tuhan ada di muka pintu hatimu, 
Apakah yang akan kau perbuat sekarang?”

Ari Budiyanti

Sabtu, 23 Maret 2019

Sempurna

Mekarmu yang penuh lagi semalam
Sungguh menggodaku untu menanti
Meski mata sangat ingin terpejam
Demi melihatmu sungguh ku tahan lagi

Semalam sungguh indah pada akhirnya
Saat merekah sempurna kau di pelupuk mata
Semerbakmu memenuhi indra penciumanku
Betapa terbalaskan segala yang kutahan

Lalu kututup lagi jendelaku
Mengakhiri sesi bersamamu
Meninggalkan sempurna mekarmu
Yang kini berteman kecil para semut

Terimakasih Wijaya Kusumaku
Yang hadir lagi mewarnai malamku
Memberi penghias setelah penat hariku
Mengantarku ke buaian mimpi tidurku

..

Good night
Happy Saturday night

Written by Ari
March 23
2019

Jumat, 22 Maret 2019

Di Setengah Mekarmu

Dalam kantuk yang mulai menyerangku
Malam ini terasa lebih berat buatku
Karena ingin melihat mekar sempurnamu
Sehingga kupaksa terjaga dalam menunggu

Kini sudah di setengah mekarmu
Namun tidak di mataku
Mengantukku sudah sepenuh
Kubiarkankah terlewatkan hadirmu

Ah Wijaya Kusumaku
Mengapa kau suka memilih malamku
Untuk menampakkan semarak sempurna indahmu
Saat berkumpul sudah peri-peri tidurku

Puaskah aku di setengah mekarmu saja
Membiarkan peri tidurku menari bahagia
Di antara mekarmu yang baru setengah
Menyisakan setengah bahagia terpaksa

Selamat malam Wijaya Kusumaku
Kurelakan hanya melihat setengah mekarmu

...

Written by Ari Budiyanti
22 Maret 2019

Kuncupmu Besar Kini

Lagi dan lagi aku mengamati
Tiap lekukan alur kelopakmu
Saat masih tertutup semua
Sehingga mahkotamu tersembunyi

Aman tentram di dalam naungan
Dekapan kelopak yang menjagai
Hingga waktunya tiba dan tepat
Menampakkan mahkota megahmu

Ku tunggu lagi dan lagi
Meski malam terus menyepi
Namun mata terus menjagai
Hingga mahkotamu tak lagi sembunyi

Lalu ku lihat putihmu mulai merekah
Berulir-ulir saling berkait
Dengan kelopakmu yang mengait
Menandakan tiba saatnya

Panggung malam ini hanya milikmu
Karena mataku hanya tertuju padamu
Menunggu perlahan mahkotamu mekar
Hingga tengah malam pun ku kan terjaga

Ya menunggumu lagi dan lagi
Kuncupmu sudah besar kini
Mencerahkan malam bersama dingin
Yang kini menceriakan hati

...
Written by Ari
22 Maret 2019

Kamis, 21 Maret 2019

Yang ternantikan lagi

Kupandang lagi pagi ini
Nampak indah menjalar kuncup itu
Bukan hanya satu atau empat
Namun kini ada tujuh

Teringat lagi masa itu
Lebih dari dua tahun lalu
Ketika pertama kali membawamu
Menemani hari-hariku yang kadang membiru

Kau cukup lama tak berkuncup
Kau cukup lama mengajariku kesabaran
Hingga masa dua tahun pun berlalu
Kau mulai memunculkan kuncup kecilmu

Menantimu kian membesar
Menantimu kian menjalar
Dari tiap tepian ujung daunmu
Kau menunjukkan indah kuncupmu

Mereka bilang aku berharap sesuatu
Saat kutunggu mekarmu di malam gelap
Temaram lampu kini mamu menemani
Membantuku melihat jelas keindahanmu

Memang itu yang kunantikan
Melihat kesempurnaan mekarmu
Yang hanya sejenak memberikan semerbakmu
Yang hanya sesaat menebarkan semarakmu

Indahmu sungguh layak
Untuk selalu kunantikan
Bagiku hadirmu sangat istimewa
Dalam mekar putihmu mempesona

Dan kini..
Kau pun ternantikan lagi mekarnya
Di malam nanti
Kan kuabadikan keanggunan mahkotamu lagi
Dalam gegap gempitanya malamku
Yang hampir tak pernah tersepikan
Hingga dini hari

...
Sedang menanti lagi mekarnya bunga Wijaya Kusumaku
..
Written by Ari Budiyanti
Maret 21
2019

Hari Puisi, Mari Berpuisi

Hari ini
Hari Puisi
Bagi kami
Yang berpuisi

Hari ini
Diperingati
Sebagai hari Puisi
Sedunia

Apakah kau suka
Apakah kau baca
Apakah kau rasa
Indahnya berpuisi

Bagiku iya
Bagiku selamanya
Rasa dan kata
Selalu bersama
Dalam untaian bait puisi

Hari ini
Hari Puisi
Saat Hati
Penuh emosi
Sehingga tercipta
Tiap larik jiwa
Dalam puisi

Saat ingin
Sungguh mendesak
Saat rasa
Sungguh terhimpit
Saat hujan pun menemani
Maka puisi terlarik kini

Saat suka
Saat duka
Saat segala
Tetap berpuisi
Karena puisi
Seperti jiwa
Bagiku

Terus berkarya
Mencipta larik
Mengerling bait
Menyapa sajak
Agar puisi
Terus ada
Dalam keabadian

...
Ditulis oleh Ari Budiyanti
Dalam rangka memperingati Hari Puisi Sedunia

Salam untuk semua pembaca terutama penggemar dan penulis Puisi
"Selamat Hari Puisi Seduni"

Rabu, 20 Maret 2019

Rembulan (The Supermoon)

Menatap bersama ke langit malam ini
Dalam jarak yang berbeda
Kau di sana terjauhkan ruang
Ku di sini dalam rentangan waktu

Rembulan sama terang
Dalam cerahnya malam berbintang
Meski tak kulihat satu
Karena benderang langit kemilau lampu

Lalu kulihat pesanmu itu
Lihatlah bulan yang sedang penuh
Menunjukkan bentuk sempurna saat ini
Dalam terangnya mempesona rindu

Apakah benar rindu kita sama
Saat menatap bulan yang sama
Apakah menyatu rasa ingin bersua
Di belahan hati di ujung kota

Kota yang mana mempertemukan kita
Kota yang mana akankah menyatukan rasa
Bila memang bisa bersama
Biarlah rembulan malam ini menjadi saksi mata
Tentang kisah kita

...

Terinspirasi supermoon malam ini
20 March 2019
Written by Ari Budiyanti

Menyediakan Waktu Untuk Murid

(Ketika Murid mengajak Gurunya Bermain di Sekolah)

Miss.. temani aku main yuk

Kisah ini berawal dari murid saya yang mengajak saya bermain karena teman-temannya sudah pulang semua dan dia sendirian belum dijemput

"Miss, ayuk main sama aku" kata dia dengan nada merajuk

Kasihan sih... tapi saya melirik ke meja saya .. tumpukan koreksian dan juga tugas administrasi kelas sudah antri dikerjakan.. apalagi menjelang rapotan mid semester.. besok Sabtu.. terpaksa deh saya menolak dengan sedih

"Wah .. pasti seru ya bisa main.. sayang Miss masih harus kerja, maap ya tidak bisa temani kamu main"

Dia pergi dengan kecewa dan mulai bermain sendiri.. itu kemaren siang setelah jam pulang sekolah ..

Siang ini... break ke dua ..masih banyak teman di sekolah.. dia mendekati saya lagi ..

"Miss main yuk sama aku" masih dengan nada merajuk

"Memang mau main apa sama Miss?" Tanya saya yang sedang mendampingi temannya menyelesaikan tugas yang tertunda

"Miss kejar-kejar aku ya ? " kata dia dengan polosnya

OMG, kata saya dalam hati "wah kalau main kejar-kejaran, Miss ndak mau .. nanti capek, Miss masih harus mengajar lagi habis ini kan? Bagaimana kalau main tebak-tebakan nama hewan saja " kata saya mengusulkan permainan lainnya .. kagak tega menolak dia terus .. karena dia sudah beberapa kali mengajak saya bermain

Akhirnya selama break ke dua saya bermain dengannya .. awalnya hanya berdua ..lama-lama teman yang lain bergabung ..dan hampir semua ikut main tebak-tebakan nama hewan .. semua senang ..pun saya juga .. senang karena bisa bermain sebentar dengan mereka

Di kesempatan lain sepulang sekolah ..di saat saya sibuk ketak ketik mengerjakan tugas admin kelas.. satu murid mendekati saya..
"Miss tolong buatin aku mahkota pake kertas lipat ya"

Lalu berhenti sejenak lah saya membuat mahkota untuknya .. that's a simple happiness for me

My teaching adventure ... I love teaching ... be blessing wherever we are

Selasa, 19 Maret 2019

Puncak

Aku menanjak
Dalam buai rasa yang membeludak
Aku terperanjak
Oleh amarah yang menyesak

Namun..
Dalam diam aku teriak
Sampai hati menjadi serak

Batin meronta dalam sesak
Atas emosi yang terserak
Karena dinginmu hadir sejenak
bagai awan yang berarak

Sudah
Aku berhenti saja

Semua yang kuharap mempesona
Tak bersua dalam padanannya

...
Written by Ari Budiyanti
March 19
2019

Senin, 18 Maret 2019

Guru


Guru
(Kadang)
Hatimu sedang diuji
Kasihmu sedang dipertanyakan
Dan pengabdianmu serang diragukan
Tidak pernah mudah menjadi guru
Ketulusan kadang terbalas dengan prasangka
Tetaplah semangat wahai rekan guru
Karena tugasmu mulia
Mendidik generasi bangsa

...
Written by Ari Budiyanti
Perenungan seorang guru di suatu kala

Senin, 11 Maret 2019

Telah menutup mekarmu

Sepagi ini menatap lagi padamu
Yang semalam mekar indah mendayu
Lalu kutengok kini keberadaanmu
Telah berubah menjadi layu

Sempat ku mendekatimu sejenak
Menikmati harummu yang semerbak
Meski mekarmu tak.lagi semarak
Namun wangimu masih berpijak

Sejumput rindu telah terurai
Dalam gamang hati yang terbuai
Selarik puisi pun telah tersemai
Di sepagiku yang sejuk permai

Salamku untukmu di sana
Yang terjauhkan membentang jarak
Inginku bersamamu saja sejenak
Menikmati indah mekarnya mempesona

Semalamku yang telah berganti pagi
..

12 Maret 2019
Written by Ari Budiyanti

Jumat, 01 Maret 2019

Dipatok ayam

Dipatok ayam
Bukan saya

Seringkali kebanyakan orang begitu waspada jika ada anjing di jalan raya yang dibebaskan berkeliaran oleh pemiliknya

Itu wajar..tidak semua orang familiar dg anjing..juga dicemaskan kalo anjing liar ..gigitannya berbahaya
Gonggongannya itu juga cukup bikin gemetar orang yg tidak terbiasa dg anjing

Namun, kita seringkali kurang waspada dengan ayam jantan
Ini yang terjadu beberapa waktu lalu dialami ibu saya di suatu senja di belakang stasiun Sidareja

Ibu seperti biasa mengunjungi partner bisnis ibu yg berlokasi di Stasiun Sidareja
Tapi harus memutar lewat belakang stasiun dan melewati sebuah halaman kosong

Aman ..tidak ada anjing..tapi ada ayam jago..yang besar..tidak disangka berlari kencang ke arah ibu dan dg posisi seperti mau bertarung mengepakan sayapnya..dan mematuk kaki ibu saya dg kencang

ibu terkejut luar biasa ..tidak menyangka akan mendapat serangan mendadak dari seekor ayam jantan sore itu

Pulang ke rumah dan terkisahkan cerita ini..begitu kesal ingin melampiaskan pd si ayam tsb sebenarnya tapi ga enak sama pemiliknya..ibu hanya mengadukan hal tsb pada si pemilik ayam jago tsb

Jadi kalo ada ayam jago besar berkeliaran..waspadalah juga teman2

Written by Ari Budiyanti

Kemelut

Awan mendung menggayut..
Kelabunya membalut ..
Sebuah hati yang kemelut...
Seolah raga ingin bergelut..
Dengan nyata yang memagut ..
Selama kaki bisa bertelut...
Pastikan asa takkan terenggut

By Ari Budiyanti