Senin, 17 Juni 2019

Menguak Takdir Senja

Berbatasan dengan malam slalu hadirmu
Bertatapan dengan pekat slalu sapamu
Berbalas-balasan dengan remang kamu

Seolah itu menjadi takdirmu
Saat semua mahluk memilih meneduh
Dari segala ramainya riuh

Mencekam lalu menghantar pergimu
Pun menghening lalu merelakan lajumu
Seolah tepikan segala sendunya rindu

Selalu begitu dan lagi berulang
Dalam dekapan dingin tulang belulang
Yang tersapu angin kering menjulang

Namun bila lanjutkan cerahmu kemudian
Berteman sinar hangat sang rembulan
Dan bintang-bintang riang bernyanyian

Menjadi hilang sendu karna pergimu
Menjadi girang hati karna pamitmu
Menjadi gemilang wajah penantimu

Tak usah tanya kau layangkan
Tentang apakah sedang kutuliskan
Hanyalah kisah dalam senja lamunan

Bahwa terkadang senja pergi
Meninggalkan pekat sepi
Atau sebaliknya bahagia yang ramai

Itulah senja dalam anganku
Yang selalu pergi saat sama waktu
Dan selalu berbatasan dengan malamku

Written by Ari Budiyanti
17 Juni 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar