Sabtu, 26 Oktober 2019

11 Tahun Kompasiana dan 11 Bulan Usiaku Sebagai Kompasianer



Kompasiana sudah berusia 11 tahun pada bulan Oktober 2019. Saya ucapkan Selamat Ulang Tahun yang ke 11 untuk Kompasiana. Saya senang sekali bisa ikut merayakan moment indah di Kompasiana ini melalui tisan saya. Ini dia kisahku bersama Kompasiana tentang hal-hal "Yang Bikin Aku Makin Sayang sama Kompasiana".


Pertama kali join Kompasiana di 1 Desember 2018, saya hanya berani mempostingkan koleksi puisi saja di Kompasiana. Selama 1 bulan itu telah tersimpan 100 puisi pertama saya di Kompasiana. Dengan menayangkan puisi di Kompasiana, saya mendapati bahwa koleksi puisi saya tidak lagi hanya dibaca pribadi dan beberapa orang teman di media sosial. Namun puisi-puisi saya ini jadi dibaca oleh siapapun yang membaca Kompasiana. Bukan hanya itu, adanya komentar baik dan vote dari teman-teman Kompasianer ternyata mendorong semangat saya untuk lanjut menulis. 


Pada awal tahun 2019, saya mulai mencoba menayangkan 10 tulisan narasi sederhana dengan berbagai kategori, mulai edukasi, hobi, lingkungan dan lain-lain. Namun ada yang menciutkan hati saya. Ketika tak satupun tulisan narasi saya (yang bukan puisi) terpilih jadi pilihan editor. Bahkan sempat berpikir hanya akan berpuisi saja di Kompasiana. Teman-teman dekat sqya memotivasi saya. Coba aja nulis terus. Nanti pada saatnya akan jadi pilihan editor juga. Akhirnya saya pun terus mencoba menulis narasi, bukan puisi. Tapi Puisi juga saya tetap tulis. Ternyata benar, akhirnya mulai dipilih sama editor jadi pilihan. Bahkan ada beberapa yang jadi artikel utama. Tidak banyak sih. Tapi saya sudah senang. Tahu tidak Kompasiana? Hal ini yang buat saya juga makin senang menulis di Kompasiana.


Saya mengamati diri saya sendiri, setelah saya bergabung menjadi Kompasianer, saya semakin giat menulis dengan berbagai kategori tulisan. Bahkan cerpen pun saya tulis. Bulan ini saja, Oktober 2019 mungkin ada sekitar 10 cerpen yang saya tuliskan. Saya senang ketika bisa menuangkan imajinasi saya dalam benntuk cerita pendek yang ternyata cukup disukai pembaca. Bagaimana saya tahu? Karena beberapa komentar positif rekan kompasianer, maupun rekan di media sosial yang bukan Kompasianer. Bagaimana saya tidak tambah sayang sama Kompasiana.


Berikutnya adalah adanya blog competition di Kompasiana. Saya pernah berulang kali mencoba ikut berpartisipasi dalam blog competition. Di sini saya menulis tidak boleh mengikuti sepenuhnya kemauan saya sendiri. Ada tema yang ditentukan dan aturannya dalam perlombaan menulis. Semua itu harus saya taati. Terbukti saya  bisa melakukannya. Meskipun, belum pernah satupun blog competition yang saya menangkan. Setidaknya saya "menang" pada diri sendiri  karena bisa menjadi peserta yang menulis menurut tema yang ditentukan. Puncaknya adalah saat mengikuti blog competition #SamberThr. Ini menjadi saat pertama saya bisa menulis 33 artikel setiap hari nonstop dengan tema yang ditentukan Kompasiana. Ini sudah jadi kebanggaan saya tersendiri. Terimakasih Kompasiana, sudah membuat saya ingin terus menulis.


Topik pilihan yang diberikan secara berkala di Kompasiana juga menjadi salah satu motivasi saya mencoba menulis dengan tema sesuai topik. Memang saya hanya pilih topik yang sesuai bidang minat saya. Misalnya tentang lingkungan, edukasi maupun budaya. Tapi apaun itu, Kompasiana membuat saya menemukan kemampuan saya menulis dengan berbagai gaya tulisan. Sebagian besar tulisan saya berbentuk narasi memang lebih banyak bergaya bercerita atau semacam story teller saja. Tapi tidak apa, saya menikmatinya. 
Jumlah pembaca dalam beberapa tulisan saya ada yang mencapai di atas 1000 untuk 1 artikel. Bagi beberapa kompasianer mungkin ini biasa saja, tapi tidak bagi saya. Ini hal yang luar biasa. Artinya buah karya saya ini ternyata sudah menjadi konsumsi khalayak yang jumlahnya banyak. Senang sekali hati saya. Dan saya sengaja menuliskan artikel ini pada saat saya naik tingkat di Kompasiana. Poin saya sudah di atas 10.000 sehingga masuk sebagai Kompasianer Penjelajah hanya dalam waktu usia 11 bulan saya join di Kompasiana. Ini prestasi tersendiri buat saya. Bukti lain bahwa menulis di Kompasiana sungguh menggiatkan semangat saya di bidang literasi.

 
Adanya K-Rewards di Kompasiana terladang juga membuat saya ingin mencoba meraihnya. Misalnya dengan menambah tulisan saya di topik pilihan. Menambah banyak karya saya di Kompasiana. Meski demikian setidaknya dalam 11 bulan bergabung, ada  1 kali saya mendapat K-Rewards. Senang juga mendapat pengalaman itu.


Jadi, terimakasih Kompasiana. Di usiamu yang ke 11 tahun ini, dan di usiaku yang ke 11 bulan sebagai Kompasianer, total semua artikelku termasuk yang ini jadi ada 528 artikel. Memang sih paling banyak puisi dan cerpen. Saya jadi tahu, bidang minat saya terbaik adalah dalam menulis puisi dan cerpen. 
Kisah jalan-jalan saya dan foto-foto menarik sepanjang wisata saya pun akhirnya bisa menjadi artikel. Pekerjaan saya sebagai guru pun bisa membuat saya bersumbangsih dalam beberapa artikel edukasi. Kecintaan saya pada budaya Indonesia bisa pula tertuang dalam tulisan. Hobi saya membaca dan berkebun juga membuat saya rajin menuangkan kisah saya dalam bentuk tulisan di Kompasiana. Anda pasti pernah kan baca kisah-kisah berkebun saya dan beberapa kisah saya bersama buku-buku saya. 


Dari semua total tulisan saya, sampai tulisan ini dibuat, sudah ada 5 tulisan saya yang menjadi headline atau artikel utama, dan ada 245 karya saya menjadi highlight atau pilihan editor. Bahkan keterbacaan semua artikel saya sudah mencapai 65.450 kali. Wow. Ini sebuah prestasi tersendiri buat saya. Apapun komentar negatif orang yang pernah saya dengar berkaitan tulisan-tulisan saya di Kompasiana, tetap saya akan melihat nilai positif yang ternyata sangat banyak saya dapatkan dengan menulis di Kompasiana.


Dirgahayu yang ke 11 untuk Kompasiana. Aku makin sayang kompasiana. Semoga selalu sukses dan memberi banyak manfaat bagi para penulis Indonesia. Salam Literasi. Salam Kompasiana
....
#BeyondBlogging
#11TahunKompasiana
.....
Written by Ari Budiyanti
27 Oktober 2019

Foto penulis artikel mengenakan salah satu baju tradisional Indonesia. Dokumen Pribadi


Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar