Rabu, 06 November 2019

Pemberian dari Hati itu, sangat berarti

Pagi ini, di hari ke enam bulan ke sebelas tahun dua ribu sembilan belas, saya mendapatkan kejutan manis. Saat sampai di kelas, saya dapati ada selembar kertas tebal, karton berwarna putih bertuliskan pesan buat saya. Saya tersenyum ketika membacanya. Ada dua murid yang sudah datang. "Wah, ada kejutan apa ini pagi-pagi di meja Miss?" Tanya saya pada kedua murid yang membalas saya hanya dengan senyum-senyum. 

Kuikuti saja pesannya, kubuka kertas tersebut, lebih tepatnya kubalik posisi kertas. Saya mendapati gambar diri saya mengenakan rok hijau panjang yang terbuat dari kertas lipat. Baiklah, origami paper, nama lain dari kertas lipat. Sepertinya kata origami jauh lebih familiar bagi murid-murid saya dibandingkan kertas lipat. Saya terharu sekali mendapat karya sederhana yang apik ini. 

Menjadi guru untuk siswa berusia kecil sudah cukup lama saya jalani. Mungkin tidak selama banyak guru senior. Banyak hal manis saya pelajari dari mereka, anak-anak kecil. 

Mereka sering mengejutkan saya dengan pemberian-pemberian kecil hasil karya mereka. Jadi mereka sengaja membuatnya di rumah, untuk selanjutnya dibawa ke sekolah dan diberikan pada saya. 

Bahkan karya-karya mereka masih terus saya simpan hingga sekarang. Mulai dari para siswa yang di Surabaya, Purwokerto, Pamulang dan sekarang di Tangerang. Saya memang suka berkeliling tempat tinggal. 

Kesamaan dari tiap siswa usia kecil ini adalah kegemaran mereka memberi hadiah-hadiah kecil karya mereka untuk saya. Salah satunya tulisan I Love you dengan gambar bunga-bunga dan wajah senyum . Ini saya dapati di meja saya tahun lalu. Tentu saja dari murid yang lainnya. 

Cara memberikannya pun sama, diletakkan di atas meja di pagi hari. Bagi banyak orang, mungkin ini hal biasa, tapi tidak bagi saya. Ini adalah pemberian dari hati yang menyentuh hati saya. Kasih dari murid-murid kecil saya ini menjadi penyemangat saya menghadapi hari-hari mengajar saya. 

Balik lagi ke pemberian pagi ini. Gambar saya mengenakan rok baru dari origami paper.

Awalnya sebenarnya saya mengajar Matematika. Tema yang dipelajari adalah bangun datar. Saya meminta siswa untuk mengikuti saya membuat bangun datar dari selembar kertas origami. 

Mulai dari bangun persegi, persegi panjang, segitiga, layang-layang, jajargenjang dan trapesium. Dan seperti biasa, anak-anak kecil mudah sekali kagum dan memuji. 

Melihat saya bisa melipat dengan satu kertas saja menjadi aneka bangun datar, mereka bertubi-tubi memuji saya. Katajya Ms Ari hebat. Senang atau tidak kalau kalian diapresiasi? 

Selesai melipat kertas membentuk aneka bangun datar, mereka saya minta menggambar bangun datar di kertas lipat, mengguntingnya, dan menempel di buku catatan. 

Ketika sisa waktu masih ada, saya ajak sebentar anak-anak untuk bersenang-senang membuat kreasi dengan kertas origami ini. Maka jadilah sebuah bulatan mirip kelopak bunga dengan corak hasil pola guntingan kecil mirip seperti yang dijadikan rok oleh murid saya pada kreasi di atas. Hanya saja ide menjadikan rok itu bukan dari saya. 

Ternyata di rumah, beberapa anak mencoba lagi membuat sendiri seperti contoh karya dari kertas origami yang saya ajarkan di kelas. Dan salah satu anak membuatnya menajdi rok untuk dipadupadankan dengan gambar yang dia buat. Katanya sih itu gambar diri saya pakai rok bagus. 

Berhubung ini adalah hasil karya siswa dan imajinasinya menjadikan rok, maka saya terima dengan senang hati dan ucapan terimakasih. Tentu saja dengan kata-kata yang mengapresiasi juga. 

Begitulah kisah saya pagi tadi, dan ingin saya bagikan pada para pembaca yang budiman. Jangan menunda untuk memberi, meskipun itu nampak seperti pemberian sederhana bagi orang lain, tapi kasih yang mendasari pemberian itu menjadikan pemberian tersebut sangat berharga terutama bagi penerimanya. Dia merasa dikasihi oleh si pemberi. 

Jadi, jangan pernah menunda dalam berbuat baik. Lakukanlah sekarang, karena esok belum tentu ada kesempatan lagi. Salam baik.


...

Written by Ari Budiyanti

6 November 2019


Terinspirasi lagi dari pemberian siswa kecilku. 

"The art of my teaching adventure"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar