Sabtu, 11 Januari 2020

Kala Luka Menggoda

Tempias rasa tercipta karena kata
Yang menggores tajam ke relung hati
Jika tak kuasa menahannya saja
Terlampiaskan dalam larik puisi

Ketika kuatnya gemuruh kasih sayang
Pada jiwa yang tak bisa memilih
Karena nyata dalam dunia bukan bayang
Yang terajut menjadi pilihan kasih

Harus kulukiskan dengan apa besarnya
Perlukan gunung sebagai pembanding
Atau kupadankan dengan kedalaman apa
Samudera rayakah menjadi pesaing

Sungguh tak bisa ku menyandingkan
Dengan yang terbesar atau terdalam
Karena cinta sejatinya adalah ketulusan
Bukan semata berjuta rasa terpendam

Mungkin kau tak paham apa ku bilang
Ini sebuah kisah hati yang terlukai
Ketika kata-kata yang tak ditimang
Meluncur tanpa ampun penuh maki

Nada suara meninggi menjadi-jadi
Lupa pada siapa sedang berkata
Bila ada maaf itu karena luasnya nurani
Pun mengingat sebuah relasi jua

Bila mereka kata, sabar itu tanpa batas
Mungkin hanya Tuhan pemiliknya
Karena aku sadari hanya manusia
Yang tak bisa selalu menahan luka

Saat ku masih juga menyapamu
Setelah semua goresan tajam kata
Hanya karena kujagai sepanjang kalbu
Dalam untaian doa untukmu yang kucinta

Aku bukan mencinta membabi buta
Aku pun bukan tak bisa membenci
Namun bila aku masih di sini juga
Mengingat darah sama mengalir diri

Tak kan cukup semua larik kata
Untuk mengingatkan diri agar melupa
Bila tentang luka yang menggoda
Dalam kehidupan sepanjang masa

Bisakah kau memilih diam saja
Bila katamu terangkai untuk melukai
Bisakah kau berubah murni jiwa
Dalam pertobatan sejati nan abadi

...
Written by Ari Budiyanti
11 Januari 2020

#PuisiHatiAriBudiyanti





Tidak ada komentar:

Posting Komentar