memotivasi diri

Teman-teman terkasih,

jika kau masih hidup sampai sekarang,
berarti kau masih beroleh anugerah Tuhan
yaitu kesempatan untuk mewarnai dunia dengan cerahmu'


My Beloved Friends,
if you still alive,
that means you still get a grace from God,
a chance to color the world with your bright.

Rabu, 13 Mei 2020

Memuisikan Duka dalam Permulaan Bahagia



Menengok ke atas menatap langit 
Berusaha menemukan titik rasa 
Menduka pada suatu hari dalam pahit
Menutupi batin yang meluka

Kataku jangan tinggalkan semu pedih
Yang meratap dalam kepungan perih
Kuingin hujan membawa pergi semua lara
Agar jantung ini menjadi berdebar lega

Seperti sedang menuju sebuah muara
Dalam damainya keabadian cinta
Bahwa pertemuan dengan Sang Pencipta
Pada akhirnya menjadi bahagia utama

Mungkin..
Ini hanya terpahami oleh mereka
Yang sudah menemukan damai jiwa

 ..

Written by Ari Budiyanti
13 Mei 2020
#PuisiHatiAriBudiyanti

Ilustrasi puisi dokpri

Sabtu, 09 Mei 2020

Tarian Kata Jelang Mentari Pagi

(photo by Ari)

Rembulan telah lama menyurutkan sinarnya semalam yang sangat terang
Mereka bilang itu sinar matahari yang terpapar sepanjang siang 
Namun apapun itu bukankah rembulan sangat indah terangnya saat gelap malam

Kemudian sepagi ini kicauan buring telah menyambut cerianya fajar 
Lalu apa salahnya dengan nyanyian burung-burung di angkasa
Bila kata kalian anak-anak kecil pun menuliskannya 
Bukankah sangat sederhana
Lalu kenapa jika aku pun yang menjadi pengajar anak-anak ikut merayakannya

Alam semesta bernyanyi dalam senandung indah kala malam berganti
Tarian kata pun mulai bergulir manis dari tatanan hati yang menaikkan syukur
Apakah itu juga sederhana
Lalu mengapa?

Aku ingin membuka telinga lebih lebar agar lebih peka mendengarkan
Membuka mata agar bisa lebih tajam menatap
Sehingga kala mentari menampakkan diri
Aku sedang melagukan aneka rasaku dalam untaian kata yang kubiarkan menari di sela-sela rerumputan yang terselimuti embun dingin

Aku selalu senang menyambut pagi
Karena bagiku ada harapan baru bagiku dan juga kamu
Jika mau jujur menyapa mentari
Bahwa hadirnya selalu membuat hayiku menari dalam untaian kata bagi jiwa-jiwa yang lara

...
Selamat pagi
..
Written by Ari budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
9 Mei 2020

Rabu, 06 Mei 2020

Secangkir Kopi Bunga

(photo by Ari)

Mewangi harumnya semerbak membuatku bertanya
Dari manakah asal indahnya aroma ini
Dalam tebak rasa aku terpana

Aku kiri ini mungkin berasal dari seduhan kopi
Hangatnya terasa hingga ke nurani
Tapi mewanginya melebihi sekedar kopi saja

Siapakah peraciknya
Apakah ini sebuah pertanda
Penyatuan dua jiwa dalam padanan cinta

Kopi ini teracik sempurna 
Dalam taburan bunga di atasnya
Aku terhenyak menatap sajian baru di depan mata

Bagaimana bisa ada secangkir kopi bunga
Aku pun tak tahu apakah ini nyata
Ataukah hanya ilusi semata

Mungkin seperti rasaku dan rasamu
Yang seolah menyatu dalam satu wadah yang sama
Namun memberi perbedaan nuansa

Jika nuansamu beraromakan kopi
Jika nuansaku beraromakan bunga
Mampukah dua beda teracik sempurna
Dalam secangkir kopi bunga

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
6 Mei 2020


Senin, 04 Mei 2020

Menatap Langit Hampa


Kau dan aku bersama
Menatap langit yang sama
Sama-sama di atas sana

Namun kau dan aku 
Kini di tempat yang beda
Lantunan rinduku memenuhi kalbu

Aku tak tahu hatimu
Akankah ada rindu yang serupa
Meski terbentang dalam hampa angkasa
Mendapatimu baik-baik cukup bagiku

Aku dan kau sedang lagi
Menatap langit yang hampa
Rasaku dan rasamu bagaimana
Menyatukah dalam nuansa bermelodi

Entahlah
Selama bumi yang kita pijak masih sama
Selama menyeruak semua rindu menggebu
Ku tetap menanti sebuah pernyataan cinta

Iya selama kita masih menatap langit yang sama

Written by Ari Budiyanti
PuisiHatiAriBudiyanti
4 Mei 2020

Ilustrasi puisi dokpri

Sabtu, 02 Mei 2020

Tersayat Pedihku Oleh Beritamu




Teringat sebuah memori
Kala-kala indah bersamamu
Sahabat

Tak bisa aku memungkiri
Indahnya kisah persahabatan kita
Kau dan buku-bukumu
Aku hanya meminjamnya

Sahabat
Ku tak sanggup menahan pedih hati
Tersayat aku oleh berita tentangmu

Doa 
Itulah saja bisa kulantunkan
Tiada dapat yang lain kulakukan

Hanya berharap dalam pasrah hati
Pada kuasa tangan Ilahi
Untukmu sahabat
Kudoakan yang terbaik

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti

2 Mei 2020

Ilustrasi puisi dokpri



Kamis, 30 April 2020

Wabah Ini Membuat Kita Terpisah Lama

(sepasang burung di atap rumah. Mereka tak perlu menjaga jarak. Photo by Ari)

Aku tahu cinta melampaui jarak dan ruang
Begitulah yang biasanya diangkat dalam kisah drama
Akan kulakukan apapun untukmu demi cintaku padamu
Begitulah pula kata tokoh utama telenovela romantis yang pernah kulihat

Begitulah cinta pada jmumnya dirasa dua insan
Jarak dan ryang tak lagi jadi penghalang
Samudera raya yang memisahkan
Pada akhirnya tetap akan terlampaui karena sayang
Katanya demikian 

Namun kini justru cinta dan sayang itu menuntut
Suatu pembuktian yang berbeda
Menjaga jarak pandang dalam temu diri
Memberi ruang terpisah pada keberadaan raga

Bukan tak ingin saling menyapa dalam cinta temu muka
Namun sekarang semua diatur ketat
Kau dan aku tak bisa lagi bertegur sapa dalam pandang dekat
Kau tak boleh lagi berkunjung datang
Kau ada di sana tak bisa pulang 
Dan entah sampai kapan

Tak boleh memaksa sua meski rasa melanda sangat
Tak bisa bersembunyi dan diam-diam bertemu
Justru bila demikian berarti tak cinta lagi
Karena justru pertemuan menjadi peluang terjangkit virus itu

Virus yang seolah membekukan dunia
Virus yang mencekamkan para pelaku kehidupan
Virus yang memaksa pembatasan pertemuan 
Virus yang menghalangi perjalanan menuju mereka yang dicinta

Kini cinta harus nyata diwujudkan dengan cara lain
Dalam menjaga jarak dengan yang terkasih
Meski kuyakin bukan untuk selamanya
Hingga saatnya nanti tiba 
Kau dan aku dalam sua penuh rindu dan cinta 

 .
..
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
15 April 2020

Terkurung rindu dalam bentangan ruang dan waktu

Sekelebat Mengejar Terbangmu

( lima burung di puncak cemara. Photo  by Ari l

Dalam senja aku memangku ragu
Akan keberadaan pikir yang menyala rindu
Aku ingin membenci segala prasangka
Yang mengucilkan sebuah ikatan rasa

Adakah belenggu pikiran buruk pada jiwa
Sehingga tiada yang baik tersirat mata
Semua kebencian menyelubungi nurani
Sehingga kalbu hanya terisi memori duri

Aku ingin melepas semua kesal pada mendung yang menggantung
Namun tak tega melihat burung-burung berkejaran terbang dengan senang
Mengurungkan niatku melambungkan duka pada angkasa
Tak mau tebarkan energi negatifku pada mereka yang bahagia

Lalu akan kuapakan segumpal kecewa yang merogoh semua simpanan bahagiaku
Ingin teriakkan dalam raung tangisan mengusir gempita pahit kenyataan 
Namun tak bisa kuusik burung-burung itu yang hinggap tenang di depanku
Dalam teduhnya rindang pepohonan sesudah hujan

Betapa mereka yang seharusnya saling menebar cinta
Ternyata justru berkubang benci dan sakit hati itulah sungguh duka mendalamku
Tak bisakah angkat saja semua perih rasa yang memilu hati

Aku lelah menghadapinya sendiri
Pada angin ingin kutitipkan galau rasa karena pecahnya sebuah kasih persaudaraan
Bisakah kita berhenti saling membenci?
Bisakah hanya tebarkan kasih sayang dan welas asih?

Hanya titik-titik air hujan yang seolah mengerti
Ikut mengiringi sunyi batin dalam hening nelangsa hati
Aku ingin semua segera berlalu dalam kebaikan
Tapi entah kapan itu terjadi
...

Sebuah renung diri dalam senja mendung
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti

22 April 2020