Akan keberadaan pikir yang menyala rindu
Aku ingin membenci segala prasangka
Yang mengucilkan sebuah ikatan rasa
Adakah belenggu pikiran buruk pada jiwa
Sehingga tiada yang baik tersirat mata
Semua kebencian menyelubungi nurani
Sehingga kalbu hanya terisi memori duri
Aku ingin melepas semua kesal pada mendung yang menggantung
Namun tak tega melihat burung-burung berkejaran terbang dengan senang
Mengurungkan niatku melambungkan duka pada angkasa
Tak mau tebarkan energi negatifku pada mereka yang bahagia
Lalu akan kuapakan segumpal kecewa yang merogoh semua simpanan bahagiaku
Ingin teriakkan dalam raung tangisan mengusir gempita pahit kenyataan
Namun tak bisa kuusik burung-burung itu yang hinggap tenang di depanku
Dalam teduhnya rindang pepohonan sesudah hujan
Betapa mereka yang seharusnya saling menebar cinta
Ternyata justru berkubang benci dan sakit hati itulah sungguh duka mendalamku
Tak bisakah angkat saja semua perih rasa yang memilu hati
Aku lelah menghadapinya sendiri
Pada angin ingin kutitipkan galau rasa karena pecahnya sebuah kasih persaudaraan
Bisakah kita berhenti saling membenci?
Bisakah hanya tebarkan kasih sayang dan welas asih?
Hanya titik-titik air hujan yang seolah mengerti
Ikut mengiringi sunyi batin dalam hening nelangsa hati
Aku ingin semua segera berlalu dalam kebaikan
Tapi entah kapan itu terjadi
...
Sebuah renung diri dalam senja mendung
...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
22 April 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar