memotivasi diri

Teman-teman terkasih,

jika kau masih hidup sampai sekarang,
berarti kau masih beroleh anugerah Tuhan
yaitu kesempatan untuk mewarnai dunia dengan cerahmu'


My Beloved Friends,
if you still alive,
that means you still get a grace from God,
a chance to color the world with your bright.

Selasa, 19 November 2019

Mama, Aku Lelah

Bila ku masih harus lagi
Membuka buku di malam hari
Atau saat ku pergi ke sana ke mari
Di kala senja datang untuk menari

Sesaat aku sedang sangat ingin terlelap
Namun kusadari aku harus segera terjaga
Karena ini dan itu yang harus ku lakukan
Semua demimu mama tersayang

Tapi hari itu tiba saatnya
Ketika raga ini melelah
Ketika hati ini meronta
Dalam jerit tertahan tak kuasa

Mama aku sayang padamu
Namun aku tak kuat lagi
Mengikuti semua jadwal itu
Yang kau buat untukku

Mama aku sungguh lelah
Saat aku harus tersenyum
Dalam segala suasana yang kau cipta
Semua kulakukan hanya untukmu mama

Mama maafkan aku kini
Bila aku ingin berhenti
Atau setidaknya kurangi
Semua kegiatan yang bagai duri

Aku tak berani bicara mama
Aku takut melukai hatimu
Karena aku sayang mama
Namun aku sungguh lelah

Maafkan aku mama

....

Written by Ari Budiyanti
19-11-2019
#PuisiHatiAriBudiyanti

Jumat, 15 November 2019

Ketika ku tak ingin menulis

Rangkaian aksaraku kembali tercipta
Di kala hati ini menolak berkarya
Ketika batin ini lrlah mendera

Hanya menatap pekerjaan di hadapan
Yang kian bertambah ke depan
Menunggu secepatnya datang liburan

Saat terasa raga ini mengeluh
Dalam beraneka kisah yang lusuh
Hanya karena emosi sudah lelah

Di saat inilah aku tak lagi ingin menulis
Tak muncul satu inspirasi untuk kulukis
Dalam barisan kalimat teruntai manis

Tanyaku padamu, apa hendak kau buat
Bila hasrat menulis itu terbang kuat
Melambung menjauhi terasa berat

...

Written by Ari Budiyanti
16 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Ternyata, Biasa Saja

Kupikir
Hatiku mulai terukir
Indah namamu telah hadir

Kurasa
Aku terjerat sebuah pesona
Saat kau menebarkan asa

Kukenang
Manis dan sopan tutur kata abang
Membuat tanpa sadar hati melayang

Ternyata
Itu semua hanya biasa
Tiada yang khusus semua sama

Ternyata
Nurani ini hanya sejenak terpenjara
Oleh lembutnya budi bahasa

Ternyata
Tak bisa aku jatuh cinta
Terperangkap aku pada luka lama

...

Written by Ari Budiyanti
15 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kamis, 14 November 2019

Kembangkan Literasi Anak Bangsa, Mari Mulai Dari Kita


Saya sampai hari ini masih menjadi guru saat tulisan ini saya buat. Sekolah tempat saya mengajar sangat memperhatikan literasi siswa. Adanya ruang perpustakaan, papan mading sekolah, fasilitas rak buku di setiap kelas, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. 

Dalam tulisan saya sebelumnya, di hari Pahlawan, 10 November 2019 lalu, saya sempat singgung sedikit mengenai hal tersebut. Boleh Anda simak di link berikut ya: hari-pahlawan-10-november-2019-apa-karyaku-bagi-bangsa?


Artikel di atas sungguh diluar perkiraan saya, dalam waktu 5 hari sudah menunjukkan lebih dari 1.000 views. Secara tulisan saya terbiasa dapat views berkisar 50 an sampai 100 an saja. Dapat views 200-500 cukup jarang. Tapi yang ini sampai 1.000, itu wow buat saya. Ingat ya, saya tidak membandingkan tulisan saya dengan kompasianer lain, tapi saya bandingkan dengan karya saya sendiri yang lainnya.

Dalam berbagai kesempatan saya mengajar, khususnya Tematik muatan Bahasa Indonesia, pasti akan saya ceritakan aneka kisah pengalaman saya berkaitan dengan tulis menulis. Kegemaran saya menulis. Bahkan kebiasaan saya menulis di Kompasiana ini pun saya ceritakan. Waktu saya bilang jumlah karya yang sudah saya buat, mereka akan merespon terkagum-kagum. Saya jadi kadang merasa terhibur dengan apresiasi dari para siswa kecil saya ini. 

"Wow, Ms Ari hebat." Kata mereka. Saya berterimakasih pada mereka yang secara tidak langsung juga memberi semangat dengan respon mereka. Secara anak-anak ini merasa kesulitan kalau diminta membuat karangan berupa laporan sederhana. Padahal saya hanya meminta mereka menulis 5 kalkmat saja. Tapi saya perhatikan dengan perkembangan waktu, mereka mulai bisa merangkai sendiri kalimat-kalimat tersebut menjadi cerita. Bahkan bisa lebih dari 5 kalimat, tanpa bantuan saya. 

Ini kisah mereka sebagai respon terhadap cerita tentang kegemqran menulis saya. Ada dua siswa perempuan di kelas saya yang sangat antusias dan ingin mencoba menulis cerita bebas, karya mereka. Jadi bukan tugas sekolah di pelajaran dengan muatan Bahasa Indonesia. Mereka berjanji pada saya akan membawakan karya mereka. Memang sih tidak langsung serta merta mereka berikan pada saya pada hari berikutnya. Saya masih menunggu dan saya tidak memaksa mereka untuk cepat-cepat berikan ke saya. Saya mau mereka melakukannya karena kesadaran mereka sendiri, kecintaan mereka sendiri pada dunia literasi menulis cerita.

Sampai suatu pagi,
"Ms, aku bawa tulisanku"

Seorang murid menyapa saya dengan semangat, apa yang dia janjikan untuk dibawa, akhirnya dia ingat. 


Entah berapa kali, di sela-sela waktu mengajar, saya selalu sematkan aneka cerita tentang kegemaran saya menulis yang bisa terinspirasi berbagi peristiwa. Bahkan pemberian berupa kartu dari anak-anak sebagai bukti sayang pun bisa jadi tulisan oleh saya. Anda bisa baca di link berikut:  Pemberian dari hati itu sangat berarti.

Saya mensyukuri hal ini sebagai berkat saya dari Tuhan. Sebuah talenta dalam menulis. Dan pagi itu, saya membaca kisah sederhana yang dibuat murid saya. Tentu saja dengan apresiasi dari saya atas karya perdananya.

Hari berikutnya yaitu hari ini, pagi tadi, saya dapat kejutan lagi.

"Ms, hari ini aku bawa satu tulisanku, cerita yang aku buat"


Kata seorang murid, ia menghampiriku dan memberikan padaku selembar kertas berisi karyanya. Saya jujur, terkejut dan tentu saja sangat bahagia. Tak seberapa lama kemudian saat murid yang lain datang, dia berkata juga pada saya, setelah memberi salam sebelumnya. Dia murid yang sama yang kemaren sudah membawa karya perdananya

"Ms, aku bawa lagi tulisanku, sekarang jadi 3 halaman"


Wow kata saya dalam hati, tiga halaman, banyak juga ya. Waktu dia tunjukan pada saya, ternyata dua lembar kertas ukuran buku tulis kecil yang dilipat dua, lalu dia tulis di setiap lipatan kertas sebanyak 3 lembar. Geli juga saya, bayangan saya 3 lembar kertas. Tapi tidak apa, ini karyanya. Yang ke dua. Saya pun menghargainya.

Setelah saya baca, saya bilang ke mereka,
"Ms simpan dulu ya,  nanti Ms perbaiki penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Lalu kalian tulis ulang yang rapi. Setelah itu, Ms akan coba kirim karya kalian berdua ke majalah anak. Coba tolong ambil satu majalah anak di rak buku. Kita baca bagaimana caranya mengirimkan tulisan kalian ke sana"

Langsung mereka berdua menuju rak buku dekat pintu dan mengambil satu buku, dibawa berdua. Satu anak pegang sisi atas buku, satunya pegang sisi bawah buku. Jujur saya geli melihatnya. Sebegitu semangatnya mereka. Lalu kami cari di majalah anak, cara mengirimkan karya mereka.

Pada jam pelajaran berikutnya, saya mengajar dan anak-anak menyelesaikan beberapa tugas dari buku. Beberapa anak memang mengerjakan lebih cepat dari teman lainnya. Lalu saya ijinkan mereka membaca buku sambil saya mengajari anak-anak yang belum selesai mengerjakan tugas. Salah satu murid bilang ke saya. Ini murid yang sudah memberikan dua karyanya pada saya.

"Ms, aku ingin menulis cerita lagi." Sambil tersenyum manis penuh semangat.


"Oh tentu saja boleh, tulis saja di buku catatanmu ya." Jawab saya melihat dia sangat antusias menulis cerita.

Senang, tentunya, itu yang saya rasakan di hati. Melihat murid-murid saya antusias dalam mencoba membuat karya tulisan pendek. Doakan ya teman-temanku, agar semua proses penyuntingan karya mereka sampai pengiriman ke majalah anak bisa berjalan lancar,  dan semoga dianggap layak muat juga ya.

Satu lagi, salah satu murid saya bilang ke saya, murid yang lainnya, 

"Ms. Kata mamaku, Ms Ari itu penulis."

Saya cukup terkejut lagi mendengar penuturan salah satu murid di kelas saya, sampai orang tuanya tahu juga.

Oya, dari mana mama kamu tahu bahwa Ms itu penulis?" Tanya saya penasaran

Dia menjawab saya begini:

"Mama sering baca tulisannnya Ms. Lihat di status WA nya Miss."

Jadi, karya-karya di Kompasiana juga dibaca-baca. Semoga dengan ini saya bisa makin semangat menulis.

Saya tidak pernah sebelumnya berpikir, bahwa menulis di Kompasiana bisa menjadikan inspirasi bagi murid-murid saya. Di tahun ke 11, Kompasiana telah menolong saya semakin banyak berkarya di dunia literasi. Aneka karya bisa saya buat di sini dan saya merasa karya dihargai oleh pembaca. #11TahunKompasiana semakin berjaya dan #BeyondBlogging ini makin berkembang ya. 

Demikian kisah saya hari ini untuk Anda. Semoga menginspirasi.


Salam Literasi
Mari kita kembangkan literasi anak bangsa Indonesia.

....


Written by Ari Budiyanti

14 November 2019

....

#11TahunKompasiana

#BeyondBlogging

#Literasi

#IndonesiaMaju

#KembangkanLiterasiAnakBangsa


Note: Ms = Miss = panggilan untuk Ibu Guru di sekolah tempat saya mengajar.

Rabu, 13 November 2019

Pesona indahnya Pagi Menjerat hati

Hai Pagi
Kulihat lagi kini mentari
Bersinar terang sekali
Memberi hangatnya ke bumi

Hai Pagi
Kutatap lagi indah kembang seruni
Yang mekarnya menawan hati
Memberi damai kini terasai

Hai Pagi
Tebaran aroma harum mawar berduri
Menjerat kekaguman pada nurani
Pesona indah tetap, meski duri menyertai

Hai Pagi
Terimakasih sudar hadir kembali
Meski sejenak mendung menghalangi
Angkasa raya menjadi kelabu kini

Hai Pagi
Kunikmati hadirmu saat ini
Bersama alam yang pesona indahnya
Menjarih hatiku sejak lama

Hai Pagi
Terimakasih karena tak terlambat hadir

...

Selamat pagi
Selamat beraktivitas semuanya

#PuisiHatiAriBudiyanti

Written by Ari Budiyanti
14 November 2019

Have a blessed day

Di Balik Sayap Senja

Sekelbat rindu membayang wajahmu
Dalam pesona menghimpit kalbu

Tentang apakah kau dalam anganku
Yang tak ku tahu di sejenak hadirmu

Kenangan apa pernah terajut
Di dalam jiwa yang mengerucut

Mengapakah menantimu masih juga
Apakah ada asa terbentang dalam rasa

Inginku lalu segala pesona menyesak
Beralih dari rindu pada sendunya isak

Di sayap senja yang sedang senyap
Aku terhanyut dalam lelah sekejap

...
Jangan berjanji datang
Jika kau tak ingin pulang
...

Written by Ari Budiyanti
13 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Sabtu, 09 November 2019

Hari Pahlawan 10 November 2019, Apa Karyaku bagi bangsa?

10  November 2019 diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan di Indonesia. Di kota Surabaya juga digelar acara untuk memperingati Hari Pahlawan. Nama acaranya Parade Juang 2019. Saya melihat video teatrikal Pertempuran 10 November 1945 di acara Parade Juang 2019 melalui Facebook Love Suroboyo. Anda juga bisa dengan mudah melihatnya di internet. 

Berikut ini saya sertakan video di youtube dari Tribunews Jatim, mengenai acara Parade Juang 2019 yang digelar di Surabaya kemarin, Sabtu, 9 November 2019. Pelaksanaan parade Juang ini diberangkatkan dari area Tugu Pahlawan sampai menuju Taman Bungkul sebagai area tujuan akhir. Silakan disimak videonya.

Saya biasanya memutarkan video perjuangan berkaitan dengan hari Pahlawan pada murid-murid saya. Mereka sangat antusias melihat video tersebut. Tentu saja dengan penjelasan dari saya mengenai apa itu Hari Pahlawan. Saya harus jujur, setiap kali melihat video perjuangan 10 November bersama murid-murid saya di sekolah ada haru mendalam yang membuat saya menitikkan air mata.

Betapa kemerdekaan yang saya bisa nikmati hari ini sangat mahal hargaanya. Jasa-jasa para Pahlawan tak bisa tergantikan. Mereka sudah rela berkorban bagi bangsa dan negaranya tercinta. 

Saya sempat mengumpulkan aneka quote atau kata-kata bijak pemberi semangat dari beberapa Pahlawan. Sekitar datubtahun yang lalu dari berbagai sumber di Internet. Lalu saya menuliskan quote tersebut sebagai status WA saya. Kemudian saya edit melalui tangkapan layar HP saya dan saya unggah di media sosial saya, facebook. Setahun kemudian, hari ini, semua unggahan saya muncul kembali sebagai FB memory. Saya ingin bagukan pada Anda sekalian. Semoga berguna. 

Berikut ini kata-kata bijak/quote dari Pahlawan Indonesia.


1. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri (R.A Kartini)


2  Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan untuk dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita (Bung Hatta)

3. Dengan Ilmu kita menuju kemuliaan (Ki Hajar Dewantara)

4. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya (Bung Karno)


5. Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka (Bung Tomo)


6. Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena dari pada senjata kasih sayang (Cut Nyak Dien)

Selanjutnya bagi kita warga negara Indonesia, dalam keluarga besar bangsa Indonesia yang sudah menikmati alam kemerdekaan, apa seharusnya yang kita perbuat? Untuk mengisi kemerdekaan ini, untuk menghargai jasa para pahlawan, sikap dan perbuatan apa yang sebaiknya kita kembangkan dan lakukan? 

Ini sedikit kisah saya. Sebagai seorang guru yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya berusaha semaksimal mungkin mendidik siswa-siswa saya, calon generasi penerus bangsa. Bukan hanya mengajar pengetahuan/ilmu saja, namun membangun karakter para siswa agar mempunyai rasa cinta tanah air dan mau berkarya nyata bagi bangsa ini. Saya rasa itu hal yang dilakukan semua guru pada umumnya. Bagaiamana dengan Anda? 

Di sekolah tempat saya mengajar, usaha menumbuhkan minat baca siswa sangat dikembangkan. Adanya pojok buku di setiap kelas, saya sering menyebutnya sebagai "library corner". Saya mengganti buku-buku yang dipajang di rak buku kelas setiap satu minggu sekali. Bukan hanya itu, waktu khusus bagi siswa kelas 1-3 untuk membaca dan mendengarkan cerita. Usaha mengembangkan literasi anak bangsa sangat dijaga di sini. Selain itu juga ada kegiatan Minggu Buku/Book week yang diadakan setiap 1 tahun sekali. Selama 1 Minggu itu, anak-anak mendapat banyak sekali tambahan waktu membaca buku setiap hari. 15 menit pagi hari dan 15 menit siang hari menjelang pulang sekolah. Mereka boleh membawa buku koleksi pribadi tapi juga boleh meminjam dari perpustakaan. 

Dalam kegiatan ini, para siswa akan ada saling mengunjungi, siswa kelas besar, kelas 7, 8 dan 9 (setara SMP) akan mengunjungi adik-adik kelas 1-6 SD untuk bercerita dari buku cerita. Lalu anak-anak kelas 5 dan 6 SD, akan bercerita ke anak-anak TK. Selalu berlangsung demikian setiap tahun.

Pada hari Jumat, sebagai puncak acara book week, akan ada kegiatan spesial yang disesuaikan tema. Mungkin lain kali akan saya kisahkan di sini dalam artikel tersendiri. Pernah juga kami mengundang pendongeng profesional untuk mengisi dalam puncak acara book week ini. 

Itu sekelumit kisah saya di sekolah dalam rangka mengembangkan literasi anak bangsa. Selain itu, saya juga sering membacakan cerita bagi siswa baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. 

Keduanya perlu dalam taraf yang seimbang. Beberapa buku cerita anak karya saya pun pernah saya tunjukkan pada mereka. Bahwa saya gurunya, selain suka bercerita juga mendapat kesempatan menulis buku cerita anak. Ini cukup mengisinpirasi siswa-siswa kecil saya. Mereka bahlan sampai berusaha menghapal isi buku cerita karya saya. 

Saya punya banyak keterbatasan. Namun saya berusaha memaksimalkan saja apa yang bisa saya kerjakan untuk membangun bangsa Indonesia. Saya yakin Anda sekalian juga punya banyak hal yang sudah dilakukan untuk bangsa ini. 

Mari kita bahu membahu membangun bangsa dan negara ini bersama. Mari kita bersatu. Jangan lagi ada saling membenci oleh karena alasan apapun. Kita adalah satu keluarga bangsa Indonesia. Mari kita saling mengasihi. 

Di hari Pahlawan ini, 10 November 2019, marilah kita bersama merenungkan, apa yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini, untuk negara Indonesia. Menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, bisa dengan banyak cara sesuai bidang minat Anda, talenta Anda, pekerjaan Anda, tempat kerja Anda, lingkungan Anda. 

Saya tunggu kisah Anda bagi bangsa.

...

Selamat Hari Pahlawan, 10 November  2019

Salam Indonesia bersatu
Salam Indonesia maju

...

Written by Ari Budiyanti

10 November 2019

Sumber qoutes Hari Pahlawan