Selasa, 31 Desember 2019

Tahun Baru, Mengapa Banjir Melanda?

Dalam hiruk pikuk suasana tanggal satu
Mengapa ku dengar berita sendu
Betapa banyak tempat tergenang air
Yang mereka sebut sebagai banjir

Mengapa di awal tahun yang baru
Banyak orang yang dibuat pilu
Tak terbendung luapan air hujan
Mengalir menelusup pemukiman

Basah melanda di mana-mana
Pun kota besar terkena bencana
Tabahkan batin para penderita
Korban bencana banjir kota

Ah mengapa di awal tahun baru jua
Menorehkan kenangan tak terlupa
Betapa ingatkan setiap manusia
Alam dalam amarah sedang bicara

Jika masih kau tumpuk sampah
Pun hutanku dihabiskan pohonnya
Lalu yang hadir sumpah serapah
Atas air yang alam limpahkan semua

Mari di tahun yang baru ini
Kita makin perhatikan kelestarian
Keberadaan jajaran pepohonan
Jangan biarkan mereka terhabiskan

....
Written by Ari Budiyanti
1 Januari 2019

Turut Prihatin atas Banjir Jabodetabek yang melanda rekan-rekan sekalian
Semoga banjir lekas surut

#PuisiHatiAriBudiyanti
#ProjectPuisiBerbalas

Senin, 30 Desember 2019

Mendadak Pagi Hadir Memberi Arti

Ku masih terbuai dalam hangatnya lelah
Pun raga masih berasa penuh lemah
Penantian akan seolah pagi jadi terlupa
Saat masih ingin menyatu terpejam mata

Puisi rajutan para penyambut pagi
Telah hadir siap menggugah hari
Memanggil hadirnya sinar mentari
Keindahan pesona suasana dari Pemberi

Dalam kicau burung yang bersahutan
Pun bunga-bunga serempak bermekaran
Gemericik air sungai berdeburan
Dimulai dengan Kokok ayam jantan

Semangat ditebarkan di mana-mana
Dengan kehadiran tepat waktu sang surya
Sehingga badan ini terbangunkan paksa
Oleh tuntutan kehidupan bagi jiwa

Tak bolehlah lelah menjadi perintang
Akan masa depan yang membentang
Tak bolehlah lemah menjadi penghalang
Akan harapan telah di depan terentang

Mendadak pagi memberi bangunan asa
Untuk melepaskan dari buaian mimpi
Mengejar arti pasti kehidupan bermakna
Menanggalkan angan yang tersembunyi

Mari sambut pagi dengan ceria hati
Agar semangat saja yang memacu diri

....

Written by Ari Budiyanti
31 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Laut Itu Tetap Sama

Aku terduduk dalam diam di pantaimu
Masih sama tak jua berbeda
Di hamparan hitam pasir kelabu
Deburan laut dengan ombak di sana

Menatap lajunya air menujuku
Dalam basah seluruh raga
Menanti setiap deburan berpacu
Ingin berkejaran menerobos rasa

Ku masih tetap sama melihat birunya
Saling berkejaran buihnya memecah
Di depan mata bergulung serupa
Mereka masih juga tiada berubah

Ku renungkan kehidupan di depan
Yang pun sama memberi makna
Kadang dipenuhi tarian suka
Adakalanya dengan tamparan luka

Bergulungnya deburan badai cobaan
Menyatu dengan buih-buih pergulatan
Menerjang aku yang masih terduduk diam
Dalam sebuah perenungan terpejam

Bagai laut yang masih terus sama
Pun pula ornamen penghias perjalanan
Hanya menanti dan memilah semua
Agar tak menarik dalam menghanyutkan

Seperti gelombang besar tertarik lagi
Menuju lautan luas di belakangnya
Begitu pula segala pertentangan diri
Akan kembali menuju perhentiannya

Jalani saja seperti menatap lautan
Terima dengan hati penuh kepasrahan
Seperti ombak kembali ke samudera
Tenang kembali datang pada kehidupan

...

Written by Ari Budiyanti
30 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Minggu, 29 Desember 2019

Penjaga Pagi

Lelap dalam gelapnya gempita malam
Tersapu oleh sinar penerang jagat raya
Meski kenangan ingin memenjara kelam
Terkalah oleh terang pembesar cahaya

Jeruji benci makin membelenggu
Mengoyak semua harapan indah
Mencengkeram erat hati dalam pilu
Merusak semua asa tak terarah

Seketika lunglai jiwa melanda
Sekejap lenyap segala tenaga
Sejenak pula sirna segala daya
Sementara saja nurani terpenjara

Namun pagi menyeruak hadir tiba-tiba
Mengusik semua macam gulana
Mengusir jauh segala resah kecewa
Menendang pergi semua putus asa

Sang penjaga pagi telah terjaga
Dari semua mimpi buruk mengikat
Lalu memancarkan sinar bagai surya
Menepis semua gelap malam pekat

Lalu apa kau takutkan lagi kawan
Bila si penjaga pagi telah sedia
Ada di sana menjaga berlangsungnya
Menjamin kebahagiaan dan sukacita

Pada sang penjaga pagi aku menengadah
Menaruh rasa dalam segala pasrah
Memberi batin tulus berserah
Membiarkan segala ketakutan terpanah

Hingga hanya tersisa kebaikan saja
Menyelimuti hari yang terlingkup bahagia
Menguasai batin dalam jaminan suka
Bahwa harapan kehidupan selalu ada

  ...

Written by Ari Budiyanti
29 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti



Sabtu, 28 Desember 2019

Sebelum Awan Merindu

Angkasa membara oleh suasana
Saat ungu mengganti semua biru
Kala rasa diselimuti segala rindu
Awan pun ikut melantunkan nada

Lalu rembulan malam tertelan mendung
Sehingga sinarnya tak lagi muncul
Meski mencari setuja bintang pengganti
Namun pancarannya tertelan sepi

Apakah jiwa sedang mengembara
Pada sebuah pencarian makna abadi
Dalamnya emosi mengguncang lara
Sepenuh nurani menggapai sekedar arti

Perjalanan kaki musafir sunyi
Mencoba memecahkan rahasia
Namun yang tertera hanya penanda
Akan berputarnya segala usaha

Menatap terus pada langit
Mengharap pusarannya menyatu
Sebelum awan pun mulai merindu
Aku ingin kalbu segera terkait

Ku tak mau kau dirindukan awan
Karena keberadaaan yang melingkupi
Sepenuh hati yang sedang mencari
Seonggok rasa dalam kepingan cinta

..
Written by Ari Budiyanti
28 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kamis, 26 Desember 2019

Berbagi Kasih Natal di Panti Asuhan


Awal bulan Desember lalu, seorang teman mengajak saya berkunjung ke salah satu panti asuhan di Jakarta. Sebuah kunjungan kasih di bulan Natal. Ini pertama kalinya saya mendapat kesempatan mengunjungi panti asuhan kembali setelah ratusan purnama berselang.

Rencana kunjungan kasih ini memang sudah sejak sekitar bulan November 2019. Kesibukan setiap kami menjelang musim liburan, akhirnya baru bisa diselenggarakan pada bulan Desember tanggal 16, tepatnya hari Senin.

Ide kunjungan kasih ini dari sahabat dekat saya, bu Eliata. Kasihnya pada anak-anak membuatknya tergerak hati untuk mengunjungi panti asuhan tersebut. 

Kami teringat senantiasa, sebuah perintah dari Tuhan yang kami imani, bahwa salah satu ibadah yang sejati adalah saat kita berbagi kebaikan pada mereka yang tidak bisa membalas kebaikan kita.

Salah satunya pada anak-anak di panti asuhan. Anak-anak di sini sungguh secara umum mendapati kehidupan masa lalu yang tidak beruntung. Namun kemudian dalam pemeliharaan kasih Tuhan, mereka dibesarkan dan dirawat di panti asuhan ini. 

Inilah buktinya ada kasih Tuhan atas manusia. Jadi berhentilah mengeluhkan betapa beratnya kehidupanmu karena masih banyak orang yang mempunyai nasib tidak seberuntung kita namun masih menunjukkan kepedulian pada sesama.

Hidup itu tidak melulu selelu harus tentang kita. Hidup adalah tentang berbagi kasih dan kebaikan pada sesama, terlebih mereka yang membutuhkan. 


Bu Eliata memulai acara dengan memperkenalkan timnya dan mengenal nama anak-anak. Ada 4 orang yang datang, bu Eliata, Stenly, saya (Ari) dan adik saya, Vitri. Lalu bu Eliata memimpin anak-anak untuk menyanyi bersama. Lagu dengan gerakan yang menarik untuk anak-anak.

Rekan kami Stenly memainkan gitar dengan indahnya untuk mengiringi lagu-lagu yang kami dendangkan bersama. Tentu saja kami pilihkan lagu-lagu anak-anak yang disertai gerakan menarik. 


Tibalah kesempatan saya untuk berbagi cerita untuk anak-anak. Saya membawakan cerita tentang kelahiran bayi Yesus di kandang domba. Juga dilanjutkan tentang berita kedatangan malaikat pada para gembala untuk memberitakan kelahiran Tuhan Yesus di kandang domba di kota Betlehem. Saya berusaha membawakan cerita dengan menarik dan mengajak anak-anak berinteraksi dengan mennjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana.


Saat saya berbagi kisah Natal, hati saya begitu meluap dengan sukacita. Kesukaan saya dalam mendongeng ternyata dipakai Tuhan untuk bisa membahagiakan anak-anak ini. Mereka begitu antusias mendengarkan cerita. Itu sungguh menghibur hati saya. Bahagianya sungguh tak terlukiskan.


Selesai acara inti, kami memberi kesempatan anak-anak yang ingin maju menyanyi diiringi dentingan gitar rekan kami Stenly. Lalu acara diakhiri dengan makan bersama dan keakraban dengan anak-anak dan tim penjaga dan staf panti asuhan.

Rekan kami Stenly mendapat perhatian paling banyak dari anak-anak panti asuhan. Kebaikan hatinya memberi daya tarik khusus pada anak-anak yang merindukan sosok seorang ayah. 


Adik saya Vitri mengambil peran di bagian dokumentasi. Foto-foto untuk kenang-kenangan kami semua. Sungguh berharap di kesempatan lain, kami bisa mengunjungi kembali panti asuhan ini. Nama panti asuhannya adalah Kasih Bapa. 

Kami juga bersyukur pada Tuhan, bahwa Natal ini bisa kami isi dengan berbagi kasih bagi sesama. Seperti tema besar yang diangkat PGI untuk Natal tahun ini adalah tentang menjadi Sahabat bagi semua orang. Dan kami berusaha menjadi sahabat bagi anak-anak panti asuhan. 


Bahkan kunjungan ini menginspirasi saya menulis sebuah puisi di Kompasiana berjudul Meniti Kasih Sayang

Bagaimana dengan Natal Anda, rekan-rekan yang merayakannya? Semoga Anda melewati masa-masa Natal yang berkesan. Tunggu kisah Natal berikutnya dari saya ya. Selamat menikmati kebersamaan dengan keluarga dan orang-orang yang Anda kasihi. Ini salah satu cara saya mengisi liburan santuy saya. Bagaimana dengan Anda?


...

Written by Ari Budiyanti

27 Desember 2019

Memasung Pagi

Dalam deburan rasa tak terduga
Batin terus menggelora oleh kesah
Betapa angin badai kecewa melanda
Menorehkan sejuta luka yang basah

Cerianya mentari pagi tak jua berarti
Cerahnya fajar pun terlupa
Terkonsentrasi pada luka hati
Menumpulkan segala emosi rasa

Lalu datang kokok ayam jantan
Menyerukan mulai perjuangan
Namun sukma yang meronta pelan
Membuat sukacita pagi tersepikan

Bagai memasung meriahnya pagi
Ketika nurani bersemai luka lama
Lalu lupakan semua pesona mentari
Yang menyapa hangat menghibur duka

Apakah kau juga sama
Dengan mereka para perasa
Yang sia-sia mengalunkan nada
Saat memasung pagi yang ceria

Hentikan segala perih penyayat suka
Patahkan semua sepi yang membara
Bersegera menyambut dengan sukacita
Lepaskanlah pagi dari belenggu lara

...

Selamat beraktivitas penuh semangat di pagi ini

Written by Ari Budiyanti
27 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Natalku, Sahabat Selamanya

Kalau hati terasa jauh dari Sahabat
Hanya ada terasa hidup penuh penat
Saat nurani merana karena beban berat
Sungguh Seorang Sahabat mengingat

Ketika kuingat Dia yang selalu setia
Dalam mengiringi segenap langkah
Menopang saat aku hampir terjatuh
Sehingga tak pernah ku terjerembab

Ketika lenganku melemah pertahanan
Sekedar beraktivitas terayunkan
Tangan Kekal Sahabat menguatkan
Maka semangat kembali terbangkitkan

Sahabat selamanya dalam duka
Yang juga hadir bersuka bersama
Namun semakin terasa nyata
Saat tersesak pergolakan sukma

Sahabat selamanya hadir di sisi hati
Bukan sekedar berbahagia bersama
Namun menghapus air mata lara sepi
Yang sering mengalir tak sengaja

Di bulan Desember yang dingin
Di musim penghujan yang basah ini
Peringatan hari Kelahiran Sahabat
Menjadi masa-masa penuh bahagia

Segala perayaan dan sambutan suka
Atas hadirnya sukacita abadi
Dari Pribadi Sahabat mulia
Bagi setiap hati yang bersedia

Sambutlah Dia,
Sahabat mulia bagi yang papa
Sahabat sejati bagi yang tersepikan
Sahabat Sehati untukku dan kamu

....

Written by Ari Budiyanti
26 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rabu, 25 Desember 2019

Natal ini, Kami masih dilindungi

Senja telah datang memberi kumandang
Bahwa akan segera datang remang
Dalam hati penuh siap diri untuk datang
Memenuhi panggilan Natal kasih sayang

Sesaat malam merekahkan gelapnya
Kami bersama menuju tempat ibadah
Dalam sepanjang doa di perjalanan
Karena ramainya suasana lalu lintas desa

Hujan telah mengacaukan tanah
Tepian jalan raya menjadi licin
Beradu aneka kendaraan pembenah
Karena jalan raya besar diperbaiki 

Tak pernah hati ini berhenti berucap
Lantunan doa mengalun indah mengiring
Hingga ketika hampir celaka terkecap
Tangan penuh kuasa telah mendampingi

Melepaskan kami dari malapetaka
Menjelang waktunya malam Natal
Kami sadari ada tangan kekal
Mengantar kami tiba di tujuan

Tak selesai perlindungan Tuhan
Atas kami yang ingin datang
Ketika pagi menjelang lagi
Tiba waktunya kami pergi

Melanjutkan rangkaian Natal berseri
Untuk setiap hati yang menanti
Masih tetap doa mengiringi
Mohon perlindungan ilahi

Saat kedua kali hampir kami celaka
Masih terluput karena karunia
Perkasanya tangan Tuhan melepaskan
Meluputkan kami dari bencana

Ibadah Natal pagi bisa terikuti
Dalam rasa syukur diri terpatri
Bila masih bisa memeperingati
Natal di akhir tahun ini

Itu adalah karunia indah bagi kami
Yang dua kali diluputkan dari celaka
Karena kemurahan tangan Tuhan semata
Hingga kutuliskan kisah ini

...
Written by Ari Budiyanti
25 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Inspirasi: puisi syukur karena dilindungi Tuhan dalam perjalanan menuju tempat ibadah saat malam Natal 24 Desember dan Ibadah hari Natal 25 Desember 2019.

Natal Putih

Menuju kemanakah ingin kuarahkah hati
Saat meniti sebuah perjalanan diri
Dalam rangkaian pergulatan sepi
Berteman hanya gulana nurani

Sang Terang Besar itu telah datang
Menemui mereka yang dicintaNya
Dengan sepenuh ketulusan kasih sayang
Meski mereka menolak menerima

Ku dengar perjalanan jejak kaki
Dalam sayup angin menyuarakan
Sebuah pengharapan nan besar
Akan hati yang dalam kegelisahan

Terpotong keinginan hidup damai
Karena ada secercah kelembutan
Namun susah bertentangan hati
Dalam sebuah arti keyakinan

Lalu dentangan nada merdu mendayu
Menyapa manisnya sebuah sapaan
Dalam sebuah Natal bersalju
Di sebuah suasana keremangan

Ada harapan dalam Natal Putih
Yang melewati segala pencobaan
Terbentang pengharapan sejati
Akan jaminan gemilangnya masa depan

Natal putih
Natal nan bersih
Dari ingkar nurani
Menuju kedamaian abadi

....

Written by Ari Budiyanti
25 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Natal Denganmu

Dalam sendunya hujan kala senja
Aku mengenang sebuah rasa
Saat pertemuan pertama kita
Dalam sejenak menggugah asa

Kelembutan sikap terlukiskan
Sungguh nyata dalam lakumu
Pun tutur bahasa yang sopan
Sungguh sekejap mempesonaku

Seperti aku terkurung dalam pesona
Seorang berkarakter mulia
Dalam seluruh kebaikan hatinya
Membuatku terheran dan terpana

Menerima penuh kasih akan keberadaan
Mereka yang paling membutuhkan
Kasih sayang dan penerimaan
Dan sungguh kau berikan

Menikmati masa Natal ini denganmu
Membuatku sungguh merindu selalu
Ingin lagi kubekukan waktu
Agar bersamamu tak pernah berlalu

Natal yang berkesan sungguh bagiku
Natalku bersamamu yang kukagum
Natal yang mengebarkan indahnya berita
Natal bersamamu menebarkan kasih

Selamat Natal untukmu
...

Written by Ari Budiyanti
25 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Selasa, 24 Desember 2019

Senja yang Basah

Sepanjang siang teriknya membuat gerah
Menyiangi rerumputan yang meninggi
Musim penghujan menyuburkan ilalang
Membuat tangan ingin segera beraksi

Lalu lelah menemani wajah
Yang berhiaskan peluh keringat
Karena membersihkan tanaman liar
Ikut tumbuh bersama hadirnya hujan

Lalu senja mulai datang menjelma
Memberi ruang untuk sejenak berhenti
Mengerjakan semua kegiatan rutin
Merapikan aneka tanaman di kebun

Angin bertiup menarikan dedaunan
Disambut guntur menggelegar
Memberi pertanda untuk mengakhiri
Semua kegiatan bersama tanaman

Gerimis mulai hadir mengiringi senja
Membasahi semua yang di hadapan
Tak ada lagi yang bisa dikerjakan
Tak mungkin ku beradu melawan hujan

Hanya bisa menatap senja yang basah
Dalam temaram hati yang resah
Bercampur gundah dan gelisah
Karena semua hanya berujung lelah

Saat esok kan ku mulai lagi
...

Written by Ari Budiyanti
24 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Senin, 23 Desember 2019

Menelantarkan Fajar

Di ufuk timur telah terbit fajar
Saat mentari setia bersinar
Cerahnya melingkupi nurani
Yang menyambutnya setulus hati

Di sudut lain bumi terlihat
Kepekatan raut wajah tersirat
Seolah tak peduli hadir sang surya
Saat menghantar pagi dalam suka

Beban yang berat terasa makin menekan
Hingga membuat fajar terlupakan
Tiada kehangatan untuk sambutan
Hanya satu kepingan hari tertelantarkan

Terkadang memang demikian pada insan
Yang melupakan keberadaan Tuhan
Sehingga lupa memberi hormat sapaan
Setiap indahnya pagi terlewatkan

Tak bisa juga sepenuhnya disalahkan
Karena banyak kesalahpahaman
Atas sebuah pemaknaan kehadiran
Yang padaku menyiratkan kesedihan

Jika fajar tiba menyongsongmu kawan
Jangan lupakan keberadaan Tuhan
Jangan fajar menjadi ditelantarkan
Hanya karena sarat beban kehidupan

...

Written by Ari Budiyanti
24 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Fajar = pagi

Minggu, 22 Desember 2019

Semenanjung Pagi

Sudah kutinggalkan hiruk pikuk kota
Untuk sesaat menikmati indahnya
Kesejukkan tempat lahirku di desa
Dalam menikmati masa-masa bersama

Tak tergantikan nampaknya mentari
Meski dia mentari yang sama pula
Dengan yang kulihat di hari kerja
Lingkungan kampung membuat beda

Saat menyambut fajar bersama keluarga
Menjadikannya lebih bermakna
Melukiskan kenangan manis terenda
Di dalam kelembutan sinar surya

Mentari pagi yang sekarang kunikmati
Memberi rasa damai di hati
Menghiburkan suasana nurani
Dari kekacauan yang tak terselami

...
Written by Ari Budiyanti
23 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Jumat, 20 Desember 2019

Aman dalam Doa dan Kasih Ibu

Ketika gejolak kehidupan menyesak dada
Saat perjuangan menjadi semakin berat
Lalu daya yang tersimpan terus terkuras
Menjadikan raga semakin melemah

Selalu saja hadir kasih Ibu
Memberi semangat menghibur kalbu
Membangkitkan asa dalam batin
Sehingga tergugah segala ingin

Untuk menghadapi semua pencobaan
Untuk mengatasi segala pergulatan
Untuk menyelesaikan permasalahan
Untuk melanjutkan kehidupan

Bahkan saat terpisah jauh di hadapan
Doa-doa ibu memberi keyakinan
Akan kemenangan mengatasi beban
Karena doa Ibu penyokong iman

Terimakasih Ibu tersayang
Untuk semua cinta tulus murni
Yang terus tercurahkan tiada henti
Pada anakmu yang masih menanti

Selamat Hari Ibu

....

Written by Ari Budiyanti
22 Desember 2019

#PPB
#HariIbu
#ProjectPuisiBerbalas

#PuisiHatiAriBudiyanti

Pemburu Hati

Kau mengejar apa di remangnya senja
Kau temukan apa di derunya pagi
Kau dapati apa di teriknya siang
Kau menemukan apa di akhir malam

Seperti elang dengan mata tajamnya
Atau harimau dengan gesit larinya
Demikianlah segala daya yang kau bisa
Akhirnya membuatmu terus berjaga

Masih tak ku tahu apa kau cari
Masih tak kupahami apa yang berarti
Untukmu dalam segala upayamu
Dengan segenap keyakinan pada waktu

Masihkah perjuangan terus kau lanjutkan
Mungkinkah kepercayaan diri terus ada
Dalam segala bentangan aral melintang
Dengan bisikan yang tak ku tahu makna

Kau kembali berlari tanpa henti
Meninggalkan aku dalam tanya diri
Tentang apa arti pencarian ini
Wahai sang pemburu sebuah hati

...
Written by Ari Budiyanti
21 Desember 2019

#AriBudiyanti

Kamis, 19 Desember 2019

Tanah Cinta

Di ujung sana aku menatap
Sebuah impian penuh harap
Meraih semua pesona cita nan indah
Dalam hasrat hati penuh gairah

Akan tinggal selamanya di sebuah rumah
Di mana telah terajut semua kisah
Bahkan saat diri pun berkeluh kesah
Tak pernah tertolak apalagi terpisah

Tempat di mana hanya ada penerimaan
Yang memenuhi hati dengan kerinduan
Untuk selalu menjadi temlat tujuan
Saat segala beban melanda kehidupan

Inilah yang ku sebut tanah cinta
Sebuah kediaman di sejuknya desa
Karena inilah tempat sebuah keluarga
Yang memberi kasih sayang dengan setia

...
Written by Ari Budiyanti
20 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Ditulis di rumah tercinta
Liburan sekolah


Rabu, 18 Desember 2019

Menggapai Mentari

Pagi telah tiba
Mengganti senja
Yang tertelan malam
Meski nanti akan ada
Setelah siang menjelang
Dan petang meremang

Kuraih rindu yang telah tertumpuk
Penuh mengisi ruang kalbu
Kutata rapi kini dalam barisan
Tak mau ada pilu taupun sendu
Karena aku akan mengupas semua rindu
Dalam pelukan kampung halaman

Menunggu saat bersua semua keluarga
Dalam damai jiwa rasa cinta
Pagi memberi begitu banyak semangat
Karena teringat perjalanan ke desa
Pagi membuka sejumput memory suka
Pada hati yang menjadi hangat

Saat mentari muncul lagi
Seperti ingin segerq menggapainya
Agar terangnya tak pernah berhenti
Ataupun terganti dalam kala
Bisakah aku membekukan waktu
Sehingga semangat ini selalu menemani

...

Written by Ari Budiyanti
19 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Hanya Senja Yang Selalu Setia

Hai Senja
Sudah waktunyakah kau tiba
Dalam gempita riuhnya suasana

Hai Senja
Kau bahkan tak pernah lupa
Kapan kala tepat hadirmu di sana

Hai Senja
Kau selalu sudah berada di depan mata
Bahkan saat luka belum pun terlupa

Hai Senja
Kau yang ingatkan aku akan rasa
Apapun itu terus mengalirkan asa

Hai Senja
Saat duka itu masih bersemayam di jiwa
Aku kira bisa mudah kutanggalkan saja

Hai Senja
Keberadaanmu sungguh tanpa tiada
Bahkan saat raga masih mengerang lara

Hai Senja
Kau selalu datang dengan setia
Tak peduli bagaimana hati merasa

...

Written by Ari Budiyanti
18 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Senin, 16 Desember 2019

Lelaki Penuh Cinta

Dia
Hanya sejenak di sana
Banyak diam sepanjang acara

Namun dia
Mendapat paling banyak cinta
Mereka yang merindukan sosok Papa

Karena dia
Ini yang kurasa
Bahwa hatinya penuh cinta

Mungkin dia
Mengalunkan kasih sayang
Melalui nada merdu teralun indah

Hanya dia
Si lelaki penuh cinta yang pertama
Membuatku jatuh hati penuh makna

Apakah dia
Lelaki di balik gitar tua
Yang menpesonaku di saat bersua

Untuk dia
Lelaki penuh cinta yang nyata dalam asa
Berhasil membangkitkan segenap rasa

...

Written by Ari Budiyanti
17 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Meniti Kasih Sayang

Siapa Bunda aku tak tahu
Siapa Ayah pun tiada
Lalu aku harus merindu siapa

Ketika mereka yang seusiaku
Berburu marah dan juga kesah
Tentang sepasang insan yang diseru
Sebagai Papah dan Mamah

Lalu mengapa aku harus merindu
Jika keberadaanku pun tiada ditunggu
Bahkan aku ditelantarkan dalam pilu

Jika bukan karena kasih Tuhan
Yang melimpahkan sayang padaku
Sehingga aku masih terjagai kehidupan

Bukan tiada yang menyayangiku
Waktu aku disebut yatim piatu
Oleh mereka yang tiada tahu

Anugerah dalam kasih tak terbendung
Yang menyelimutiku sepanjang hayat
Dalam nyatanya kasih sayang Ilahi

Bahwa insan kecil sepertiku
Masih bertahan hidup hingga kini
Meski tiada orang tua kandung

Bahwa insan kecil sepertiku
Ternyata dipandang berharga
Oleh mereka yang merawat dengan cinta

Jangan berkeluh kesah tentang orang tua
Di depan aku yang tak mengenal siapa
Karena bagaimanapun hidup manusia
Sudah ada yang mengaturnya

...

Sebuah puisi yang terinspirasi kisah anak-anak di panti asuhan yang saya kunjungi pada 16 Dedember 2019
...

Written by Ari Budiyanti
17 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti



Terpenjara Hujan, Terpisah Hati

Aku dan kau masih di sini
Dalam rindunya pulang menikmati
Semua kenangan yang pernah terjadi

Namun hujan datang seketika
Dalam deras yang tak berkira
Lalu kau dan aku terduduk diam

Tak ada bicara
Tak ada suara
Tak ada kata

Dan lalu kusadari
Bahwa hujan bukan hanya
Memenjarakan raga kita

Dua hati terbelenggu dinginnya
Yang menyepi dalam rintik
Membekukan dua nurani

...

Written by Ari Budiyanti
16 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Jumat, 13 Desember 2019

Merenda Kenangan di Rainbow Garden dan Floating Market


Dua tahun sudah berlalu. Kenangan indah di kota Lembang, Bandung Jawa Barat. Waktu itu, saya berdua dengan rekan guru ikut acara kebersamaan guru-guru di Kelapa Dua. Para guru dari sekolah Negri dan Swasta bergabung untuk berwisata bersama. Kami mendapat kesempatan mengunjungi floating Market yang ada di kota Lembang ini. Acara utama sudah digelar, bertepatan dengan perpisahan rekan guru yang sudah purna tugas sebagai pengawas gugus dan digantikan dengan pengawas baru. 

Kami menikmati waktu untuk berwisata di lokasi sekitar floating market. Ada kenangan manis dan indah di sini. 2 tahun lalu masih belum selengkap yang sekarang pastinya. Saya melihat beberapa tempat sedang dibangun. Tapi sudah indah. Malang bagi kami karena hujan deras beserta angin membuat kami tak bisa berlayar di area floating market itu. Tapi setidaknya keindahan alam di sekitarnya dapat kami nikmati. 

Kami menjelajah area wisata floating market dimulai dari tempat pertemuan atau semacam aula. Di bangunan utama ini terdapat kolam renang yang memikat hati. Tapi pastikan Anda bisa berenang jika ingin menikmati sejuknya air di kolam renang ini. Letaknya yang cukup tinghi dibanding lokasi sekitarnya membuat kita merasa berenang di awan. Apa maksudnya ya. Mari saya perlihatkan fotonya.


Mendung di langit biru yang berubah menjadi kelabu. Dibatasi oleh pemandangan alam hijau indah berseri nampak sejuk di hati. Lalu kolam renang yang seolah ingin menumpahkan airnya namun tak kuasa karena terbendung sempurna. Berenang di sana memberi nuansa alami yang luar biasa. 


Apakah saya berenang di sana? Tentu tidak. Syarat utama tidak saya miliki. Saya tidak bisa berenang tapi bisa foto dekat kolam renang. Bukan hanya itu, saya dan dua teman berdiri melipir kolam renang untuk berfoto bersama. Untung saat itu belum datang angin kencang yang bisa meniup kami masuk kolam renang.


Puas dengan berselfi ria di area kolam renang, kami berkeliling area bangunan utama tempat pertemuan. Ada lukisan indah di dinding sekitar bangunan. Dilukis dengan sempurna sehingga nampak asli. 


Kira-kira ini foto bangunan di mana ya? Lalu coba lihat gambar berikutnya.


Pada lukisan ke dua di dinding ini nampak deretan kursi untuk duduk santai. Senang ya. Seperti tempat yang padat penduduk kalau melihat lukisan susunan rumahnya. 

Dari tempat itu saya melihat suatu bangunan lain lebih kecil dan ada banyak pot bunga. Dalam hati saya berkata, saya harus ke sana. 

Maka, melewati gunung terjal dan lautan pun ku rela jalani. Bahasa hiperbolanya demikian ya. Maksudnya apapun yang terjadi saya akan menuju ke bangunan penuh bunga itu. Yang masih memberi tanda tanya di hatiku. 

Lalu kami menuruni jalan menuju pemandangan indah lainnya. 


Ada satu pohon indah yang penuh bunga. Namanya bunga terompet. Mekar indah memanjang persis bentuk terompet. 


Tak jaub dari pohon bunga terompet, saya mendengar suara air. Iya benar ada sebuah kolam kecil. Kolam ikan yang penuh dengan ikan. Warnanya yang oranye sampai kuning keemasan sungguh kontras dengan beningnya air. Jika kita duduk dekat kolam ikan dan menebarkan pakan ikan, maka ikan-ikan itu akan berenang menyusuri kolam menuju kita. Indah sekali. Saya sempat mengabadikan momen berkumpulnya ikan-ikan ini mengejar makanan. 


 Tapi Anda tidak boleh memancing ya di tenpat ini. Ingat peraturan itu.


Tak jauh dari kolam ini tumbuh beraneka macam bunga. Bukan hanya bentuk saja yang beragam namun juga warnanya.


Bunga ungu ini nampak indah dan sangat kontras dengan warna hijau daunnya. Lalu juga ada bunga merah yang mirip es krim dari kejauhan. Sayang sekali saya tidak tahu namanya.


Lalu saya melihat lagi bunga ungu lainnya yang ukurannya lebih kecil. Mereka mekar berkelompok.


Bunga ini namanya Lantana camara. Bunga Lantana ini ada beraneka warna. Namun yang saya lihat di sana varian ungu.

Di mana teman-teman saya berada? Jangan tanya, kalau sudah bertemu bunga, saya lupa segala. Teman-teman pergi ke mana, saya masih ada di antar bunga-bunga. Sampai akhirnya, dari kejauhan mereka memanggil saya. Dan menunjukkan sesuatu yang saya cari. Rainbow Garden.



Kami berempat hanya foto bersama di.luar gerbang bertuliskan Rainbow garden. Setelah itu teman-teman berkeliling di luar. Saya masuk sendirian ke dalam Rainbow Garden. Memang bayar tiket, waktu itu Rp. 10.000,00 dan saya dapat topi yang disewakan free asal ada tiket masuk. 

Namun sebelum masuk ke Rainbow Garden, saya dan rekan saya Tabitha, semoat mengabadikan sebuah lokasi indah tak jauh dari tempat kami berdiri. Dengan latar belakang larik tanaman beraneka warna yang berjajar rapi ini mengingatkan saya pada salah satu taman ternama di dunia. Keukenhof Park di Belanda. 


Taman bunga Keukenhoff juga ditanami larik-larik bunga yang berwarna warni dengan kolam jernih yang menghiasinya. 

Rupanya pesona kolam memang menjadi wajib untuk kesejukan taman bunga. Termasuk dalam penyediaan air bagi tanaman di sekitarnya. 


Perbedaannya di kolam ini tidak nampak ada ikannya dan lebih luas. Hampir mirip sungai yang menaglir di sepanjang taman. Tapi aneka bunga yang ditanam dalam barisan rapi mirip. Meskipun tidak nampak persis sama. Setidaknya ide menanam bunga dalam barisan rapi, sama-sama digunakan di sini untuk mempercantik taman.

Baiklah saya lanjutkan kisah Rainbow Garden. Teman-teman saya berpisah di sini dengan saya. Maka masuklah saya dengan mengenakan tudung kepala alias caping. Ingat ya caping, bukan capung. Tentu saja setelah saya membayar uang tiket masuk. 


Dari bangunan atas juga nampak pemandangan yang sama dengan saat saya berada di luar karena jendelanya dari kaca.

Saat saya masuk ke area Rainbow Garden ini, ada bunga-bunga krisan yang disusun rapi dalam tempat-tempat tumbuh yang disediakan. Saya penggemar bunga Krisan. Bunga ini sangat indah dengan berbagai varian warna. 


Ada krisan berwarna merah. Mereka sedang mekar cantik semuanya. 


Varian krisan warna kuning dan putih juga saya temukan di sini.


Saya dapati bunga krisan warna ungu muda dan putih. Media tanam selain tanah juga dilengkapi dengan semacam sekam.


Bunga krisan ini warnanya ungu atau merah muda menurut Anda? Seperti merah muda tapi ada semburat mengarah pada warna ungu. Iya meskipun dominan warna pink. 

Sungguh kenangan manis berada di sana. Dikelilingi bunga-bunga aneka warna. 

Entah kemalangan atau keuntungan. Saat saya ada di dalam rumah bunga ini, tiba-tiba hujan sangat deras. Saya sendirian tanpa teman satu sekolah. Syukurlah ada beberapa guru lainnya yang juga terjebak hujan deras dan angin di tempat yang sama. Bahkan berkenan memotret saya bersama bunga di rumah bunga itu.


Sambil menunggu hujan reda, saya mengamati bunga-bunga yang dikoleksi di dalam rumah bunga ini. Kalau bunga krisan ditanam di alam terbuka, maka bunga mawar dengan aneka varian warnanya ada di sini. 


Bunga mawar merah memeriahkan hati pengunjung. Menebarkan semangat keberanian. 


Tak hanya warna merah. Ada mawar warna pink yang menebarkan suasana romantisme. 


Warna pink pada mawar ini memberikan nuansa damai. Seperti hati yang dipenuhi cinta. 


Bukan hanya mawar yang memilik satu warna saja pada satu bunga. Ada juga beberapa varian bunga yang saya sebut saja bercorak apik layak ya batik alam.


Perhatikan kombinasi warna mawar ini. Samakah dengan koleksi berikutnya?


Jelas sangat berbeda bukan? Ada pula warna lainnya yang tidak hanya merah dan pink. 


Selain kombinasi merah dan pink, ada juga merah marun dan putih. Alangkah luar biasanya Tuhan yang mendesain semua keindahan mahkota bunga mawar ini.


Ada juga koleksi mawar kuning yang membuat ceria dan meriah hati orang yang melihatnya. 


Lihatlah, ketika mawar-mawar itu disusun dengan rapi dan teratur, nampak indah sekali.


Perhatikan latar belakang luar ruangan yang saya ambil dari atas ruang tempat mawar-mawar ini. Nampak sangat indah penuh warna ya. 

Lalu apakah hanya ada mawar saja dalam rumah bunga ini? Tentu saja tidak. Ada bunga indah marigold warna kuning. Ada aster kecil warna pink. Semua disusun manis untuk memikat pengunjung agar bisa betah tinggal di kelilingi bebungaan cantik ini.


Karena hujan telah reda, saya memutuskan kembali ke bangunan utama tempat rombongan berkumpul. Tapi tetap saja saya tidak terburu-buru. Saya menikmati pemandanga  bunga-bunga ini seusai hujan. Nampak lebih segar.


Ada juga bunga lainnya yang dominan warna kuning. Mungkin juga jenis aster yang lainnya.


Jika mau menjelajah lebih, bisa turun melalui jalan setapak di bagian bawah bunga-bunga. Tapi saya tidak menejlajah lagi mengingat waktu sudah mau jam pulang. 


Saat saya keluar dari Rainbow garden, saya sempat melihat lagi sederetan bunga ungu dalam pot. Tapi foto di atas saya ambil sebelum hujan. 

Di luar taman masih ada bunga angrrek atanah yang terlewati. Warna kuningnya cerah. 


Kemudian saya mulai berkeliling mencari teman saya. Sungguh puas hati saya menikmati wisata bunga di area Floating Market. Mungkin ada beberapa rekan yang kecewa karena tidak bisa melihat pasar apung. Cuaca yang tidak mendukung. Tapi saya merasa sangat puas bahkan menikamti masa-masa saat terjebak dalam hujan deras. Saya terjebak bersama bunga. 


Itulah kenangan manis yang ingin saya kenang selamanya. Ternyata indah sekali merenda kembali kenangan di Rainbow Garden dan Floating Market yang berlokasi di kota Lembang, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Wisata di negeri sendiri tidak kalah indah dengan wisata di manca negara. 

Apakah Anda pernah kemari? Jika belum, bisa jadi tempat wisata yang direkomendasikan untuk dinikmati bersama keluarga tercinta. Apalagi di akhir pekan ini. Selamat menikmati waktu Anda bersama keluarga tercinta. 


Salam bunga dari pencinta bunga

 ....


Written by Ari Budiyanti

13 Desember 2019


..


Jangan Memanasi Hati

Sedang aku termenung dalam perjalanan
Yang masih terus berlanjut kehidupan
Menuju remang yang semakin gamang
Pun mentari semakin pudar membayang

Senja datang dalam risau hati
Menuju perhentian saat petang tiba
Berhias gelayut awan kelabu kini
Menanti langit menumpahkan air mata

Belum juga usai hasrat diri
Meraih semua mimpi lagi
Namun waktu habis memanasi
Seluruh emosi memuncak nurani

Jangan panasi hati yang berjuang
Meski melawan raga meriyang
Jangan panasi kalbu meradang
Melihat kisah tentang tersayang

Puncak perjalanan masih tak nampak
Dalam riuhnya suara angin menggelegak
Seperti menertawakan semua upaya
Bertahan menuju puncak penuh asa

...

Written by Ari Budiyanti
13 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kamis, 12 Desember 2019

Lelaki dibalik Gitar

Dentingan lagu itu terdengar lagi
Melirih namun penuh kemesraan
Membuat telinga seolah terbuai
Oleh alunan nada karena dentingan

Dawai yang saling melajur rapi
Seolah menurut pada gerakan jemari
Yang menari indah ke sana ke mari
Untuk sebuah untaian harmoni

Tak berkedip mataku menatap dia
Yang tak sungguh ku kenal siapa
Hanya menikmati pesona trampilnya
Membuat hati dalam damai sentosa

Ketika di balik pesona gitar tua
Ada lelaki muda menggenggam asa
Melantunkan nada-nada cinta
Sebagai pelipur lara orang yang dahaga

Dahaga akan segala rasa sayang
Yang menjadi kerinduan membentang
Dalam ketakutan yang membayang
Terhibur sudah oleh dia yang datang

"Lelaki di balik gitar itu
Siapakah kamu? "

....

Written by Ari Budiyanti
13 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Mengikat Benci

Seutas tali kuat kuambil dari hati
Tak kusangka ku lama menyimpannya
Mengapa ada tali di kedalaman nurani
Saking kuat melilitnya hingga meluka

Tali apakah yang ada di batinku
Segenap pikir berusaha mendesak
Lalu ku coba urai pula satu persatu
Seolah ikut terlepas ikatan menyesak

Luruh sudah segala belenggu
Yang telah memenjara kalbu
Kelegaan mulai mengalir
Bersama semilir pengampunan

Ternyata tali itu telah mengikat benci
Yang membuatnya bersarang di jantung
Sehingga hidup menjadi terhimpit nyeri
Hingga diri hanya bisa mematung

Kebencian demi kebencian dikumpulkan
Disusun rapi dan diikat agar tak pergi
Namun tak sadar itu malah melukai
Diri sendiri justru yang tersakiti

Saat ikatan tali itu dilepas bebas
Perlahan memaafkan memerdekakan
Pribadi pembencil ah sebagai tawana
Maka biarkan tali kuat itu lepas

Hiduplah dengan hati terbuka selalu
Tepikanlah segala benci dan iri
Agar hidup menjadi lebih bermakna baru
Lepaskanlah ikatan kebencian di hati

...

Written by Ari Budiyanti
12 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Selasa, 10 Desember 2019

Saat Kata-Kata Menjadi Bermakna

Saat aksara saling mengait menjadi kata
Teruntai manis dalam rangkaian kalimat
Terjalin indah di tangan para penyair rasa
Terangkai penuh makna menjadi manfaat

Kata-kata sederhana pun ada
Yang membangkitkan semangat
Yang kemudian menggugah asa
Pun yang memberi keberanian kuat

Kata-kata menjadi bermakna
Saat diucapkan dengan kasih sejati
Tak ada rasa iri dengki pada sesama
Terlebih tiada keinginan menyakiti

Kata-kata menjadi pengingat
Saat dilantunkan bersama memori
Membangkitkan kenangan berat
Tentag kehidupan yang terjalani

Setiap insan berhak menentukan
Bagaimana akan bertutur kata
Memilah setiap kata dalam untaian
Untuk menyemaikan suka pun atau duka

Aku pun masih berusaha
Memilih kata yang memberi makna
Baik bagi siapapun yang kuajak bicara
Agar sadar bahwa hidup mereka berharga

Ketika kata-kata baik menjadi terlupa
Kesantunan seolah di pinggirkan
Lalu hendak kita berharap apa
Pada mereka dalam memberi tanggapan

Mungkin kenestapaan terjadi
Mungkin hati perih tersakiti
Mungkin ada dendam bagai duri
Tersimpan rapi di dalam memori

Pilihlah kata-katamu agar bermakna
Bagi siapapun yang sedang bersama
Agar semua insan menyuarakan ceria
Dalam kehidupan yang semantara

Jangan rampas sukacita mereka
Hanya karena kata-kata tak bermakna

...

Written by Ari Budiyanti
10 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Yang Kurindukan hanya Senja

Kau tahu dan aku tahu
Tanpa dinanti ia tiba selalu
Tanpa diharap ia sudah di hadapan
Karena perputaran waktu terkendalikan

Lalu bagaimana caraku
Untuk membuatnya tetap berpadu
Dalam jalinan waktu bertalu
Sehingga semua kisah tak berlalu

Ingin kulemparkan terali besi
Atau jaring dari kawat berduri
Tidak sekalipun untuk melukai
Namun menahannya agar tak pergi

Aku ingin mengikat senja
Sehingga kau dan aku selalu bersama
Aku tak ingin senja berlalu
Karna smua kenangan indah hadir di situ

Jika kau tahu beritahu aku
Satu cara memenjarakan senja
Agar remang tak pernah menggantikan
Sebuah ingatan akan kenangan

Kau tahu yang kurindukan hanyalah senja
Karena itu aku tak pernah bisa
Seperti mereka yang benci senja kelabu
Selamanya bagiku hanya senja kurindu

...
Written by Ari Budiyanti
11 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Senin, 09 Desember 2019

Saat Kukira Aku Takut, Lalu ku Berdoa

Saat kukira aku takut
Saat ada gejolak yang merenggut
Saat kukira aku takut
Saat ada gemerisik yang akut

Terpenjara dalam perasaan sendiri
Saat bayang-bayang mengelilingi
Ingin melepaskan diri dari bui
Yang terbakar kobaran api

Lebih menakutkan dibandingkan misteri
Lebih menggetarkan disandingkan duri
Gemelatuk gigi beradu menari
Menahan gemetar hati oleh tikaman nyeri

Bila tak ada lain harapan tertemui
Hanya bisa kulipat tangan menyepi
Dalam doa-doa yang terpanjatkan
Dengan penuh kesungguhan pada Tuhan

Di mana kuharapkan kelegaan
Pemberi nurani rasa aman
Mendamaikan batin yang gelisah
Saat berkawan dengan resah

Di dalamMu ada penghiburan
Di dalamMu ada perlindungan
Di dalamMu ada pengharapan
Di dalamMu saja ya Tuhan

....

Written by Ari Budiyanti
9 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Degub Jantung Meredup

Dalam gulana rasa memindai jiwa
Mengoyak batin yang merana
Mencari padanan apa itu setia
Ketika luka tergores karena cinta

Mengapa bisa cinta meluka
Mengapa hati terasa kecewa
Mengapa asa seperti tiada
Mengapa resah mencekam sukma

Cinta itu membawa damai
Seharusnya itu bila sejati
Cinta itu sudah tersemai
Di kedalaman tulisnya hati

Namun cinta itu rela berkorban
Demi nyatanya sebuah kebahagiaan
Juga cinta rela berjuang
Dalam kobaran api cobaan

Bila hanya cinta yang kupunya
Lalu apa lagi yang ku kejar
Bila cinta tak memihak pula
Lalu apa guna yang ku tebar

Jantung dalam derapnya kian melemah
Karena cinta telah kuat memanah
Hingga nirwana nampak sudah
Di kejauhan telah menanti dalam gundah

Cinta..
Aku hanya ingin melupa cinta
Seandainya kau beri tahu aku caranya
Degub jantung melemah telah terasa

...

Written by Ari Budiyanti
9 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Minggu, 08 Desember 2019

Melompati Pemukiman Senja

Di ujung garis batas langit
Kudapati semua membiru
Lalu ku genggam erat asa terakit
Yang hampir lepas karena seteru

Lanjutkan perjalanan itu kata jiwa
Tak boleh terkalahkan berat melanda
Karna ku harus tiba sebelum senja
Maka ku kayuh segenap tenaga

Terkadang merapuh raga tersendat letih
Sekejap berhenti sekedar beristirahat
Untuk memulihkan energi tertatih
Dalam suatu perjuangan melawan penat

Senja di kejauhan sebentar lagi tiba
Namun jarak tempuhku masih panjang
Ingin menangis batin terus meronta
Akankah ku tiba sebelum petang

Gelap dalam remang jika terlambat
Bukanku bermalas sehingga tersendat
Langkah ini terus saja tegap
Meski nurani berteriak terus berderap

Ku ingin sungguh melompati senja
Agar ku tiba di pemukiman segera
Dimanakah pemukiman senja itu berada
Agar cepat aku membebaskan cinta

...

Written by Ari Budiyanti
8 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Sabtu, 07 Desember 2019

Perasaan dan Persahabatan

Menggilas rindu yang terus menyeruak
Dalam damba akan kisah lain denganmu
Namun itu yang disebut perasaan terkuak
Oleh langgengnya kisah persahabatanku

Kau dan aku lama tak bersua
Dalam aneka cerita tak pula
Sibukmu membuatmu lupa
Sekedar untuk bertegur sapa

Aku tahu kau tetap ada di sana
Pada saat ku berbagi berita
Terkadang kau luangkan waktu membaca
Pesanku itu meski sering juga lama

Aku memghargaimu sahabat
Dalam rentang waktu dan jarak kita
Terpisah samudera raya membebat
Meski masih kita di bawah langit sama

Perasaan boleh mendambamu
Persahabatan tak boleh terganggu
Aku lebih senang bersahabat denganmu
Meski rasaku makin menggebu

....

Written by Ari Budiyanti
8 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Jumat, 06 Desember 2019

Bukan Sekedar Mengejar Juara

Sudah ku berlatih mengalahkan takutku
Sudah ku berjuang mengatasi lelahku
Sudah ku berusaha menaklukan cemasku

Lalu di saat perjuangan itu
Meraih kejuaraan pasti mauku
Terutama di peringkat satu

Namun saat terjadi moment langka
Seorang lawanku dalam bencana
Tak aral menghalang untukku bersegera

Tak kupikir untuk yang kedua
Lalu langsung ku menolongnya
Aku tahu nyawanya lebih berharga

Dibandingkan jika aku juara pertama
Namun melupakan nilai kemanusiaan
Sungguh seumur hidup tak bisa kulupa
Bila ku hanya berlalu mengejar kejuaraan

Bahagia itu bukan sekedar menjadi juara
Namun bila bisa menyelamatkan jiwa
Tak selalu ada kesempatan berikutnya
Harus memutuskan cepat di waktu sama

Aku sebenarnya telah menjadi pemenang
Atas perjuangan yang melanda raga
Terhadap bencana yang menghalang
Kuputuskan segera menolong sesama

....
Written by Ari Budiyanti
7 Desember 2019

(Terinspirasi atlit Filipina yang menolong atlit Indonesia saat perlombaan berselancar di lautan bebas)

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kamis, 05 Desember 2019

Mendamba Sejuk Pagi

Kicauan burung bernyanyi merdu
Berkejaran dari ranting ke dahan
Pepohonan masih tinggi dan hijau
Asri sejuk sungguh menawan

Pun gemericik air bersahutan
Kala mentari menyambut hari
Kokok ayam jantan bersahutan
Berbarengan dengan aneka bunyi

Pagi seperti inilah yang kurindukan
Dalam riangnya penuh kedamaian
Memberi semangat pemberi harapan
Hati mendamba pagi penuh penghiburan

Written by Ari Budiyanti
6 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kaget

Terhujam ngeri rasa sesaat
Saat semua menjadi penat
Segala berjalan seolah berat
Seperti batin lelah tak kuat

Terserak langkah semakin perih
Dalam gulana jiwa merintih
Ingin meronta melepas letih
Hingga menitik air mata pedih

Segala kuat asa menopang
Agar diri terus kuat berjuang
Melampaui semua batas diri
Terbilang itu tak mungkin terjadi

Dalam lukisan suasana hati
Seolah semua tak ada akhir nanti
Namun saat percaya pada Sang Khalik
Lagi semangat dan harapan pun bangkit

Semoga ini hanya sebuah kaget
Akan perjalanan yang semakin menukik
Dalam alunan tapak jalan terjal
Hingga jerit nurani ingin terpekik

...

Written by Ari Budiyanti
5 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rabu, 04 Desember 2019

Aku Padamu, Boleh?

Menatap senja yang telah tiada
Merengkuh fajar yang beranjak datang
Melepas siang yang menghilang
Menyambut remang kembali akhirnya

Begitu alur waktu di sekitarku
Terus beralih ikuti putarannya
Berganti dan mengelilingi rindu
Melukiskan sebuah rasa di suatu masa

Namun ada satu tak tentu membara
Tak pernah beralih terlebih mendua
Sebuah rasa yang memenjara
Karena pesona yang tiada tara

Rengkuhan keindahan sikap jiwa
Mematri cinta tiada tepi
Pada dia saja tertambat rasa
Meski sekelilingku bergantian pergi

Tak begitu adanya cerita tersulam
Selalu menemani di setiap kala
Entah itu senja, pagi, siang atau malam
Rasaku masih hanya padamu

Ya, aku padamu, bolehkah?

...
Written by Ari Budiyanti
5 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Memunguti Kepingan Kata

Kau tebar rangkaian emosimu dalam kata
Terdengar perih menyeruak dada
Tak kau rasa karena ledakan amarah
Semua menusuk hingga kedalaman jiwa

Tak sadar kau pun kehilangan
Makna sebuah persahabatan
Saat lidahmu tak bisa tertahan
Semua ucap kata kasar terlontarkan

Dia terlanjur sakit hati
Dia pun telah memilih pergi
Terjauhkan dari sahabat hati
Barulah semuanya kau mengerti

Berujar pelan hingga berteriak
Tak bisa sekejap mengulang masa
Sesal melanda tiada guna
Hingga ingin kau punguti kepingan kata

Telah berlalu persahabatan itu
Hanya kerana kata-kata pilu
Mengiris perih ke relung kalbu
Mengoyakkan relasi dua jiwa jadi sendu
...

Written by Ari Budiyanti
4 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Selasa, 03 Desember 2019

Sembunyikanku di birumu

Seperti ini rasaku padamu
Mengharu biru penuh rindu
Namun apa daya jarak jauhmu
Semakin menghujamkan pilu

Ingin kurengkuh rasa bersamamu
Namun yang ada ku tersendiri beku
Dalam dinginnya menanti beritamu
Yang semakin mengujarkan pilu

Semua emosiku menjadi biru tak tentu
Menahan desakan rasa di kalbu
Bagai tersayat sembilu ingin bertemu
Sembunyikan saja aku di birumu

Ingin kupunguti setiap kepingan kataku
Agar tak ada lagi ceceran luka memaku
Kepergianmu sungguh seperti memalu
Hingga menunggu oleh dentangan waktu

...
Written by Ari Budiyanti
3 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Senin, 02 Desember 2019

Bukan Ku Tak Suka Biru

Bila biru adalah kisah tentang rindu
Maka semuanya menuju padamu
Meski jauh terbentang pembatas air biru
Menuansakan beratnya rindu itu

Bila biru itu adalah kisah sendu
Pasti karena ku merindu hadirmu
Karena kau dan biru selalu menyatu
Biru itu selalu mengingatkanku padamu

Bila biru itu menjadi suka senangku
Hanya saat kau tepat di sisiku
Sehingga semua rasa yang seolah biru
Memberi arti indah pada kalbu

Ini bukan ku tak suka biru
Ku hanya tak ingin mengingatmu
Karena kau dan biru selalu
Memberi nuasa sendu mendayu

...

Written by Ari Budiyanti

3 Desember 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Musafir Cinta

Langkah kaki terus tegap
Meski aral di depan memaksa terseok
Terus menetapkan jejak kaki berderap
Pertanda ada harapan meski terpelosok

Bukannya meringan beban di hadapan
Namun jelas bentangan perjalanan
Bahwa di kisah indah di masa depan
Saat perjuangan oleh segenap kekuatan

Insan manakah sanggup bertahan
Menapaki terjalnya bahasa keyataan
Kisah para peri dalam hidup harmoni
Hanya menjadi seperti pelampiasan sunyi

Gulita merambah ruang angkasa
Dalam kungkungan alam pikiran semata
Merindu bersatunya kisah cinta
Yang terus saja menjauh dari asa

Seperti kisah si musafir cinta
Yang menyandang bekal kasih sayang
Juga kesabaran sebagai penopang
Pemberi sauh untuk melanjutkan rasa

Si musafir cinta yang tak kenal lelah
Memandang menuju tujuan terarah
Penuh damba akan kebahagiaan
Yang kan teraih di ujung perhentia

  .. 

Written by Ari Budiyanti
2 Desember 2019

#puisihatiaribudiyanti

Minggu, 01 Desember 2019

Batin yang Terusik

Saat batin mengoyak
Karena beban menghenyak
Seolah raga memberontak
Bahwa kewajiban mendesak

Bila semangat diri menemani
Semua berat tertangani
Namun saat hati mendung kelabu
Jiwa pun merasakan pilu

Terkadang sendiri memberi lelah
Menanggung segala keluh kesah
Hanya kekuatan batin yang berserah
Pada kekuatan kasat mata berpasrah

Tunaikan tugas dengan segenap daya
Seperti esok akan berakhir dunia
Meski terkoyak raga oleh derita
Namun kalbu menjaga dengan cinta
...

Kerjakan apa yang ada di hadapanmu dengan penuh semangat meski badai kencang menggoncang
Percaya pada Tangan Kekal yang menopang kehidupan
...

Written by Ari Budiyanti
1 Desember 2019

Peringatan 1 tahun bergabung di Kompasiana

#PuisiHatiAriBudiyanti