memotivasi diri

Teman-teman terkasih,

jika kau masih hidup sampai sekarang,
berarti kau masih beroleh anugerah Tuhan
yaitu kesempatan untuk mewarnai dunia dengan cerahmu'


My Beloved Friends,
if you still alive,
that means you still get a grace from God,
a chance to color the world with your bright.
Tampilkan postingan dengan label LetsReadAsia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LetsReadAsia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 September 2020

Let's Read with Miss Ari. Sebuah Kisah Perjalanan Membaca hingga Menulis Seorang Guru SD

 (Dokumen Pribadi Ari Budiyanti)

Ini adalah sebuah kisah perjalanan membaca dari seorang guru bernama Ari Budiyanti. Mari disimak bersama dan semoga menginspirasi.

Sejak kecil kegemaran saya (Ari Budiyanti) adalah membaca buku. Sahabat-sahabat dekat saya pun para pembaca buku yang baik. Kisah saya sederhana saja. Membaca buku cerita seperti Lima Sekawan dan Trio Detektif membuat saya bertualang bersama tokoh-tokoh di dalam cerita.

Kisah lainnya ketika membaca buku-buku klasik anak seperti Secret Garden, Heidy, Little Princess, Totto Chan dan aneka kisah lainnya membuat saya seolah menjadi bagian dari anak-anak dalam buku cerita tersebut. Seru sekali menurut saya pribadi.

Lalu, kebiasaan membaca buku ini semakin hari semakin berkembang. Sebagai seorang guru anak, buku-buku cerita yang pernah saya baca menjadi referensi bacaan bagi siswa. Bahkan saya sering membawa koleksi buku saya ke sekolah untuk dibaca murid-murid di kelas saya.

Saya juga suka memberi hadiah berupa buku cerita anak bagi siswa yang berulang tahun. Bukan hanya itu, saya di rumah pun menjadi guru bagi keponakan-keponakan saya. Saya mengajak mereka membaca dengan membelikan mereka koleksi buku.

Anda bisa menyimak video di bawah ini, saat keponakan saya Naira membaca buku cerita yang saya belikan. Apakah Anda juga suka memvideokan anak-anak saat mereka membaca?

Naira Membaca Buku Anak


Kegemaran saya membaca ternyata telah saya tularkan pada banyak orang di sekitar saya. Pada waktu pandemi belum datang ke Indonesia, anak-anak masih leluasa pergi ke sekolah. Saya sering mengajak mereka ke perpustakaan. Lalu saya mengenalkan aneka buku di perpustakaan. 

(Dokumen Ari Budiyanti: Saya di perpustakaan sekolah)

Ini adalah hal yang sangat asyik, seru dan menarik. Anak-anak menjadi terbiasa dengan buku bacaan dan mulai meminjam buku perpustakaan. Saya hanya melakukannya dengan senang. Saya tidak pernah memaksa anak-anak untuk membaca. 

Saya menumbuhkan minat baca pada anak-anak dengan memberikan teladan langsung. Saya menunjukkan pada mereka betapa membaca itu sangat asyik dan bermanfaat. Ilmu kita bisa bertambah dan kosakata kita juga berkembang. 

Masalah terjadi ketika pandemi. Anak-anak menjadi sangat sedih. Mereka tak bisa lagi ke sekolah. Lalu, perpustakaan menjadi sepi, kosong dan hanya ada buku-buku saja. Perpustakaan tanpa pembaca menjadi kurang maksimal fungsinya. 

Syukur kepada Tuhan, adanya aplikasi Let's Read yang bisa dengan mudah diinstal pada telepon seluler. Anak-anak tak perlu lagi merasa kesulitan dengan adanya variasi buku bacaan di rumah. 

Anda bisa membaca artikel saya sebelumnya dalam blog competion Let's Read yang pertama. Ada di link berikut ini.


Bukan hanya itu, kegemaran saya membaca juga berlanjut dengan kegemaran menulis. Saya suka sekali menulis berbagai jenis tulisan. Ada yang berupa karya sastra, kisah traveling, kisah seputar pendidikan dan juga hobi berkebun. 

Ada tiga buku baru yang sudah terbit dan di dalamnya ada tulisan saya. 

1. Untaian Kata Sang Penyair, merupakan buku karya sastra puisi yang saya tulis bersama rekan-rekan di Komunitas Sajak Indonesia.

2. Menulis, Yuk, adalah judul buku yang berisi kumpulan artikel tips menulis.

3. My Golden Gift, adalah buku kumpulan kisah inspiratif yang dikemas dalam aneka bentuk tulisan. Buku ini saya tulis bersama teman-teman di Komunitas Penulis Berbalas di Kompasiana bernama KPB atau Kompasianer Penulis Berbalas

Ketiga buku di atas adalah sumbangsih saya dan rekan-rekan penulis lainnya dalam dunia literasi. Semua ini bisa terwujud diawali dengan kegemaran membaca.

Bukan hanya itu, ternyata tulisan-tulisan saya yang ikut dibukukan dalam karya bersama di atas sudah menolong anak teman saya untuk makin giat membaca. 

Alangkah senangnya hati saya, kegemaran membaca saya bisa memotivasi orang lain, terutama anak-anak untuk membaca. Saya memberikan referensi koleksi bacaan dari aplikasi Let's Read juga kepada anak-anak. 

Salah satu cerita kesukaan saya dalam koleksi Let's Read ada pada gambar di bawah ini. 
(Dokumen pribadi hasil tangkapan layar salah satu buku koleksi Let's Read)

Nah, seru kan kalau membaca menggunakan aplikasi Let's Read : let's read

Ini caranya mengunduh aplikasi tersebut di telepon seluler Anda, para pembaca yang budiman. Anda bisa langsung mendownload aplikasi let's read di alamat link berikut: https://bit.ly/downloadLR2.

Saya sudah menikmati sendiri manfaat menggunakan koleksi buku Let's Read bersama murid-murid saya. So, Let's Read with Miss Ari Budiyanti. Salam literasi untuk semuanya. Mari budayakan membaca di sekitar kita. Budaya membaca harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Mulailah dari diri Anda sendiri. 

...

Written by Ari Budiyanti
30 September 2020

#letsread
#bloggerperempuan
#budayamembaca
#LetsReadAsia #AyoMembaca #LetsReadxBloggerPerempuan





Minggu, 14 Juni 2020

Kisah Seorang Guru Menumbuhkan Minat Baca Anak-Anak dan Koleksi Buku Let’s Read sebagai Pilihan Pustaka



Dunia literasi sangat dekat dengan saya sejak kecil. Saya makin dekat dengan dunia literasi ini seiring dengan pilihan profesi saya sebagai guru. Saya mendapat banyak kesempatan untuk mendekatkan dunia literasi pada anak-anak yang juga adalah murid-murid saya. 

Pada waktu mengajar di Surabaya, saya selalu membagikan cerita selama sepuluh menit pada murid-murid saya sebelum pulang sekolah. Cerita-cerita tersebut masuk dalam program closing story di sekolah. Closing story ini menolong saya untuk mendekatkan anak-anak dengan aneka jenis buku bacaan, terutama dongeng yang mereka sukai

Salah satu variasi yang saya lakukan adalah dengan menceritakan dongeng karya saya sendiri. Dari sekian banyak dongeng yang pernah saya ceritakan pada murid-murid, ada empat dongeng yang telah dibukukan oleh sebuah penerbit. 

Buku-buku tersebut menggunakan teks bahasa Inggris karena sekolah tempat saya mengajar di Surabaya menggunakan pengantar bahasa Inggris. Tentu saja mendongeng pun harus dalam bahasa Inggris.

Berikut ini judul buku-buku cerita anak yang saya tulis: 1) Lala, 2) Didi and Lisa, 3) A Little Duck and A Little Cat, dan 4) Three Friends. Anda bisa melihat sampul buku karya saya pada gambar di bawah ini.



Buku-buku cerita yang saya tulis ini selalu saya bawa ke mana pun saya mengajar di beberapa kota. Waktu saya mengajar di Purwokerto, Jawa Tengah, saya juga membacakan buku-buku cerita karya saya pada anak-anak didik. Mereka menyukainya. Saya juga memotivasi mereka untuk menuliskan cerita mereka sendiri.

Ketika saya mengajar di kota Pamulang, saya juga mengajak anak-anak untuk giat membaca. Saya memanfaatkan aneka koleksi buku bagus di sekolah tempat saya mengajar. 

Saya juga terlibat satu program menarik bersama tim guru di sekolah tersebut, yakni membawa satu buku setiap hari Jumat untuk dibaca siswa di rumah. Para murid diharapkan mengembalikan buku-buku itu pada hari Senin.

Ini semacam tugas baca anak bersama keluarga di rumah. Anak-anak suka sekali membaca dan memberi tanggapan positif. Demikian juga para orang tua sangat mendukung program ini.

Saya mendapati ada beberapa sekolah lain yang juga mempunyai program tersebut. Salah satunya di sekolah tempat saya mengajar sekarang di Tangerang. Siswa-siswa TK juga dipinjami buku dari sekolah untuk dibaca di rumah bersama orang tuanya saat akhir pekan. 

Saya mengajar anak-anak SD. Di sekolah ini ada kegiatan literasi selama 35 menit untuk kelas bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Anak-anak mendapat banyak kesempatan membaca buku di kelas. Bahkan di tiap kelas, ada pojok buku yang berisi rak buku dengan berbagai koleksi buku.

Koleksi buku saya pilih dari perpustakaan sekolah. Buku-buku saya ganti secara berkala. Pada awalnya, saya memberi contoh dengan memilih aneka jenis buku. Mulai dari fabel, aneka kegiatan kreatif siswa, pengetahuan sederhana dan banyak buku yang lainnya. Saya memperhatikan bagaimana perkembangan minat baca anak dengan program tersebut.

Pada bulan-bulan berikutnya, saya memberi tugas pada anak-anak secara berkala untuk membantu memilihkan judul buku di perpustakaan. Tentu saja dalam pengawasan saya. Cara ini menolong anak-anak untuk lebih akrab dengan berbagai buku di perpustakaan sekolah. Anak-anak juga saya ajak mengunjungi perpustakaan secara bergantian tiap minggu. 

Rupanya ada beberapa siswa saya yang sangat suka membaca dan rutin mengunjungi perpustakaan sekolah setiap hari dan meminjam buku untuk dibaca di rumah. Saya merasa sangat bahagia melihat minat baca murid-murid saya yang kian berkembang. 

Beberapa cara yang saya lakukan dalam mengisi kelas literasi di sekolah antara lain:
1.      Meminta anak-anak membaca satu buku dan menceritakan isi buku bacaan.
2.      Memperagakan isi buku yang dibaca.
3.      Menuliskan isi buku yang mereka baca dengan bahasa mereka sendiri.
4.      Menggambarkan isi buku yang mereka baca di selembar kertas.
5.      Membuat pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya berkaitan dengan buku yang dibaca.
6.      Menuliskan hikmah atau pengetahuan baru dari buku yang dibaca. 

Variasi kegiatan harus dilakukan agar anak tidak bosan dengan kegiatan membaca buku. Cara lain yang saya lakukan adalah memotivasi anak-anak untuk membuat kisah bergambar sendiri. Ini saya lakukan pada bulan-bulan terakhir kelas literasi di akhir tahun ajaran. Alasannya, anak-anak sudah mendapat banyak sumber bacaan sehingga ada banyak ide menulis yang bisa mereka kembangkan. 

Mereka diharapkan menggambar tiga atau empat gambar menarik dan diberi teks singkat karya mereka sendiri. Apapun hasil yang mereka peroleh, mendapat penghargaan berupa pujian  saya di depan teman-teman sekelas mereka. Ini membuat mereka merasa senang dan nyaman. Mereka akan termotivasi untuk terus membaca dan menulis. 

Selain buku-buku bacaan secara fisik yang ada di perpustakaan sekolah, saya juga memberikan pilihan lain pada siswa untuk membaca buku-buku elektronik. Salah satu pustaka yang pernah saya berikan pada anak-anak adalah koleksi pustaka Let’s Read. Satu contoh fabel yang saya minta agar anak-anak baca berjudul “Tata dan Titikarya Ratna Kusuma Halim. Berikut ini tangkapan layar sampul fabel tersebut.




Siswa-siswa di kelas saya baru belajar tentang fabel. Karena itu, saya memberikan saran kisah fabel dari  koleksi pustaka Let’s Read pada mereka. Para wali murid mendukung kegiatan ini.  Saya berharap anak-anak bisa mengakses buku-buku bagus secara daring. Sebabnya, pandemi Covid-19 membuat anak-anak tidak bisa datang ke perpustakaan sekolah.

Salah satu murid saya memberi respon positif pada buku berjudul Tata dan Titi. Buku tersebut salah satu buku koleksi Let’s Read. Bahkan murid saya mampu memberikan tanggapan tentang buku tersebut. Dia menceritakan hal baik yang dipelajari, yaitu harus mau berbagi. 

Lalu murid saya juga menceritakan kalau dalam kesehariaanya, dia juga mau berbagi dengan sesama. Salah satunya ketika melihat anak-anak gelandangan atau orang tak mampu lainnya di pinggir jalan, ia dan keluarganya selalu berbagi makanan.

Pengalaman di atas salah satu bukti bahwa buku koleksi Let’s Read ternyata mudah dipahami anak-anak sesuai usianya. 

Pilihan bacaan seolah menjadi terbatas karena tidak bisa meminjam lagi di perpustakaan. Sejatinya, ini tidak menjadi halangan untuk mendapat buku bacaan yang bagus. 

Aplikasi Let’s Read ini sangat membantu anak-anak menemukan buku-buku yang berguna bagi mereka. Meskipun pandemi Covid-19 masih terjadi, hal ini janganlah menjadi hambatan dalam mengembangkan minat baca anak. Kita tetap bisa mengakses pustaka daring Let’s Read di mana pun kita berada.

Keunggulan pustaka digital Let’s Read ada banyak. Pertama, buku tersedia dalam bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan aneka bahasa daerah. Kedua, buku ini dikelompokkan berdasarkan level baca. Level yang tersedia ada 6 yaitu My First Book, level 1, 2, 3, 4 dan 5. Jadi, kita bisa menentukan buku apa yang tepat untuk anak-anak. Ketiga, pegiat literasi bisa juga bergabung sebagai kontributor naskah dan terjemahan.





Berikut ini cara mudah untuk mengunduh buku dalam versi PDF dari laman Let’s Read The Digital Book of Children:
1.      Buka laman Let’s Read di: https://reader.letsreadasia.org/
2.      Pilih buku cerita yang akan diunduh.
3.      Pilih bahasa buku yang tersedia.
4.      Pilih download PDF.
5.      Pilih format portrait, landscape atau booklet.
6.      Buku dengan mudah diunduh.

Lihat hasil unduhan Anda di perangkat yang Anda gunakan, baik telepon seluler maupun komputer jinjing (laptop). Selain itu, Anda juga bisa mengunduh aplikasi Let’s Read melalui Play Store di ponsel Anda. Selamat mencoba!

            Cara mengunduh aplikasi Let’s Read di telepon seluler Anda menggunakan Play Store :
1.      Buka laman berikut: https://bit.ly/dowloadLR
2.      Pilih instal.
3.      Aplikasi terinstal di telepon seluler Anda dan siap digunakan.
4.      Pilih open.
5.      Ikuti langkah-langkah awal penggunaan aplikasi Let’s Read seperti pemilihan bahasa yang digunakan.
6.      Aplikasi sudah bisa digunakan untuk memilih judul buku yang ingin Anda baca.




Ketersediaan pustaka daring Let’s Read menjadi solusi guna memperkenalkan buku-buku elektronik bermutu tinggi pada anak-anak. Dengan demikian, minat baca mereka tidak akan berkurang tapi akan terus bertambah. 


Zaman kiwari, teknologi menolong kita untuk tetap bisa dekat dengan dunia literasi secara elektronik. Mari tetap kembangkan budaya membaca sejak dini pada anak-anak. Mari manfaatkan  inovasi-inovasi baru dunia literasi seperti Let’s Read agar anak tetap mempunyai minat baca yang tinggi.

Sebuah kutipan cantik anggitan W. Fusselman berbunyi,A reader today, a leader tomorrow. Ya, seorang yang rajin membaca hari ini akan menjadi pemimpin masa depan. Salam literasi!


14 Juni 2020
Ari Budiyanti, 
Seorang guru sekolah dasar dan penulis buku anak.