Aku sedang duduk termenung
Di kolong jembatan penyeberangan
Menanti si merah datang
Membawaku pergi ke tujuan
Tetiba si hitam terus menggelayut kakiku
Membuat risih rasa hati tak tenang
Saat lompatannya mendekati kaku
Rasa batin semakin ingin berang
Tersadar akan gangguan mencekam
Berdiriku di sela gerimis senja
Menghindar dari kejaran si hitam
Hingga ku tersadar hadir sebuah tawa
Ku toleh menatap keberadaanmu
Nampak tersenyum lebar penuh ceria
Kegundahanku apakah nampak lucu
Membuatmu tak bisa menahan canda
Aku terpana akan senyum sekejap itu
Yang menjadi penghias mendung senja
Namun tatap hanya berkejap satu
Lalu tiada lagi relasi dua manusia
Si merah datang sehingga ku harus pergi
Meninggalkan si pemilik senyum manis
Yang memberi sedikit getaran di hati
Di tengah gejolak riuh rendah gerimis
Itulah titik pertemuan pertama dua insan
Yang mungkin hanya sekali di kehidupan
Namun ceria yang sesaat menjadi lukisan
Pada sebuah hati penerima senyuman
...
Written by Ari Budiyanti
25 Januari 2020
#PuisiHatiAriBudiyanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar