Hati yang seperti tercabik-cabik rasa, kala semua pergi melambaikan tangan padahal jiwa pemiliknya sedang luka
Lalui setiap pesona yang melintas di memori dalam sedu sedan asmara
Dalam tanya yang bertubi-tubi apakah masih saja ada kenangan sejumput rasa
Bahwa perjalanan masih panjang di hadapan mengapa juga masih saja ada ragu yang menghalang?
Bukankah tak perlu mengulurkan tangan tanda persahabatan jika akhirnya pergi tanpa pesan
Kau tahu? Aku ini adalah seorang yang tak pernah mau terlupakan, hanya jika terpaksa maka langkahku mengikutimu dengan arah yang berlawanan
Dan kita semakin menjauh karena langkah yang tak pernah sama arah
Pada akhirnya mungkin kita akan saling melupakan dalam rajutan memori lama yang tak pernah membentuk lukisan
Namun sesungguhnya aku tak permah mau terlupakan, apakah kau mengerti ini?
....
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
5-2.575
Note: foto ilustrasi dokpri saat berada di UPH Karawaci.
Hm .... "Semakin menjauh karena langkah yang tak pernah sama arah." ahay ....
BalasHapusMaaf, ananda Ari. Komenmu tidak masuk ke pantun bunda. Mungkin ada sesuatu tidak beres. Akhir2 ini sering begitu. Barangkali tamplatenya yang eror.
Selamat malam Bunda.oh nanti saya berkunjung lagi ya
BalasHapusSalam hangat