memotivasi diri

Teman-teman terkasih,

jika kau masih hidup sampai sekarang,
berarti kau masih beroleh anugerah Tuhan
yaitu kesempatan untuk mewarnai dunia dengan cerahmu'


My Beloved Friends,
if you still alive,
that means you still get a grace from God,
a chance to color the world with your bright.

Sabtu, 30 November 2019

Denah Kisah Cinta

Di persimpangan jalan aku menanti
Sebuah arah untuk segera kutuju
Lalu kehidupan dengan seksama kuamati
Agar langkahku tepat menuju dirimu

Kupikir sudah benar jalan yang ku tempuh
Namun ternyata berakhir sendu nan pilu
Ku coba bertahan tetap melahkah ragu
Dengan buaian semangat dari kalbu

Tak mudah bila harus berulang kali
Salahku dalam menentukan arah
Hanya bila nafas ini masih bersama diri
Tak boleh membiarkan semangat patah

Perjalanan insan tak mengenal ujung
Karena sudah ada Penentu sejarah
Terus berjuang kuat sampai penghujung
Meski kisah perjalanan cinta tanpa denah

Jika setiap insan sudah mengerti rutenya
Maka tak lagi ada sesat yang melanda
Namun banyak yang berputar-putar
Karena kehilangan denah kisah cinta

....

Written by Ari Budiyanti
1 Desember 2019

Perayaan 1 tahun di Kompasiana
....

Kamis, 28 November 2019

Sendu

Membasuh pilu yang mana di malam ini
Merenda rasa yang karam dalam sunyi
Menepikan perahu yang berlayar sendiri

Pilu mengukir jejak rindu
Yang tapaknya tertinggal di sembilu
Perih rintihan akibat luka membiru

Tak asal melangkah lagi sejak itu
Perhatikan setiap saya luka dulu
Karena perihnya sukar berlalu

Kata-kata mencoba melipur lara
Namun semua itu hanya buaian aksara
Tak ada lagi larik nada di dermaga

Hanya tersisa sendu merundung pilu
Dalam sekerjap rajutan kenangan lalu
Yang tak kunjung jua berhenti bertalu

....
Written by Ari Budiyanti
28 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rabu, 27 November 2019

Jangan Bongkar Cinta

Dalam diam aku menatapmu
Keceriaan selalu menghias
Adakalanya semburat kecewa
Namun tak akan lama terlukis

Dalam angan aku mendambamu
Akan sebuah kisah lebih dari sahabat
Adakalanya ingin kunyatakan saja
Namun ku sadari ku belum siap

Dalam harap aku sedang menantimu
Mengerti apa yang ku mau tanpa ku kata
Adakalanya ku ingin tanyamu memulai
Namun ku tahu betapa sibuknya harimu

Dalam renung aku menatap fotomu
Meski hanya membatin rindu menggebu
Adakalanya ku ingin segera bersua
Namun bentangan samudera terasa jauh

Dalam doa ku bawa ketulusan rasaku
Agar keberadaanmu selalu dalam suka
Adakalanya jika ku dengar dukamu
Namun tak kuasa aku mengiring laramu

Dalam kasih aku bicara dari hati
Bilakah akan kau dengarkan nada jiwa
Adakalanya aku takut bila terjadi
Namun janganlah terbongkar rasa cinta

...

Di relung sunyi aku gulana menanti
Dalam harap semu hadir si peri hati
...

Written by Ari Budiyanti
27 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Selasa, 26 November 2019

Betapa Berharganya Hidupmu.

Saatku di tengah lautan lepas
Diam di dalam sebuah kapal
menatap bentangan air yang luas
semakin merasa kecil sekali saya
Betapa agungnya Sang Pencipta
Pemelihara alam semesta..

Betapa kecilnya manusia
setitik kecil di tengah ciptaanNya
Di bentangan luas alam semesta
Tidak lebih banyak seperti setetes air
Di tengah samudera raya..
Namun begitu berharganya
satu jiwa manusia di hadapanNya

Maka, hiduplah dengan benar
Jangan pernah sia-siakan kesempatan
Karena hidup hanya satu kali dijalani
Untuk pada akhirnya kembali padaNya
Tak perlulah saling membenci
Pun terlebih ujar saling menyakiti
Jauhkanlah itu dari diri

...
Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rekam Cinta

Dalam pandang pertama telah bersua
Sebuah kisah mengalir di hati dua jiwa
Seolah telah terjalin semua asmara
Dalam rentangan waktu yang lama

Ada senda gurau dalam bicara
Berlanjut tawa berbagi cerita
Menelan semua pahit yang melanda
Ada buaian cinta yang terasa

Hanyut dalam pesona yang sekejap
Melanglang angan menjemput impian
Membangun rasa yang mengerjap
Hanyut dalam indahnya pandangan

Haruskah segera kusimpan saja
Dalam naungan relung aksara
Menguntai makna akan merengkuh asa
Haruskah ini abadi sebagai rekam cinta

  ....

Written by Ari Budiyanti
26 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Berdoalah Untuk Para Petani

Sejauh mataku memandang
Hijaunya mulai berganti keemasan
Keindahan padi yang menguning
Dan siap dipanen

Adakah dalam doamu
kau sertakan mereka
Bapak dan ibu petani

Yang setia bekerja di sawah
Yang terkadang juga
bukan selalu milik mereka

Kadang mereka bekerja
Untuk mendapatkan uang dari bertani
Bukan sebagai pemilik sawah

Karena tidak semua petani
Memiliki sawah-sawah itu
meskipun ada juga
Yang bekerja di sawah sendiri

....

Keep praying for the farmers
...

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

Senin, 25 November 2019

Biduk Kehidupan

Di kala senja tetap menggegap
Dalam derunya pasti menuju gelap
Mengarak rasa akan pagi menyeruak
Di antara riuh kicauan bersemarak

Ada rindu menantikan sebuah perhentian
Akan semua tugas agar terselesaikan
Namun masih panjang perjalanan
Dalam lika-liku seni perjuangan

Saat fajar memanggil bertalu
Membeban batin oleh harap sendu
Akan berakhirnya sebuah pertanda
Tentang lukisan kehidupan fana

Sembari mengisi setiap hari
Dalam alunan aneka nada berseri
Meski sesekali ada pula onak duri
Ikut bergantian mewarnai

Seseorang terus mendayung sampan
Tanpa tahu arah pasti penantian
Tak pernah sekalipun menghentikan
Agar menemukan makna kehidupan

Saat biduk itu akhirnya berlalu dan pergi
Semakin menjauhi rajutan mimpi
Namun di ujung perhelatan malam sepi
Masih kudapati secercah sinar mentari

Jadi kubiarkan saja biduk kehidupanku
Terus menempuh rumit perjalananan

   ...

Written by Ari Budiyanti
25 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rabu, 20 November 2019

Ulang Tahun Bu Risma Bertepatan dengan Musim Mekarnya Tabebuya Indah di Surabaya


(Sumber Foto dari Facebook Love Suroboyo)

Rabu 20 November 2019, walikota Surabaya, Ibu Tri Rismaharini merayakan ulang tahun yang ke 58. Beliau adalah satu sosok yang sangat berjasa bagi Surabaya. Di tangan kepemimpinan bu Risma, Surabaya jadi mendunia. Taman Kota dan juga hutan kota banyak bermunculan di area Surabaya. Kesejukan ruang kota mulai dicipta. 

Bahkan dalam salah satu kesempatan saya mengajar di kelas mengenai Taman di Kota, saya langsung ingat Beliau. Saya mulai menceritakan tentang Surabaya pada murid-murid saya. Satu contoh nyata sebuah kota besar yang mempunyai banyak taman bunga, taman kota, dan juga hutan kota seperti Mangrove. Saya pernah menuliskan artikel tersbut di Kompasiana, ini salah satunya: perbanyak-taman-kota-untuk-mengurangi-pencemaran-udara

Anda tahu sendiri saya ini pencinta bunga. Maka saya tak bisa menahan diri saya untuk berkisah tentang bunga-bunga di Surabaya kepada murid-murid saya. Bahkan saking antusiasnya berkisah tentang bunga-bunga dan taman kota di Surabaya, membuat para murid mengira saya ingin kembali ke Surabaya. Dan mereka berusaha mencegah saya agar tidak pindah ke Surabaya. Saya merasa terharu dicintai murid-murid saya yang tak mau berpisah dengan saya. 

Bukan hanya taman bunga dan hutan kota saja yang berkembang di Surabaya. Saya sempat membaca artikel mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan untuk menghasilkan energi listrik. Apakah Anda juga sudah baca? Bukankah ini luar biasa? 

Sementara di bidang transportasi, adanya bus kota bernama Suroboyo Bus yang hanya menerima pembayaran berupa sampah plastik, merupakan usaha lainnya dari pemerintah kota Surabaya untuk pengelolaan sampah plastik. Jadi masyrakat Surabaya bisa digiatkan untuk peduli lingkungan dengan mengumpulkan sampah plastik ini. Suatu kesadaran cinta lingkungan yang ditanamkan bagi semua warga Surabaya. Saya sudah pernah naik Suroboyo Bus, rasanya nyaman sekali. Bahkan saya sempat tuliskan artikelnya di Kompasiana. Anda bisa baca di link ini: mau-bantu-kurangi-polusi-udara-naik-transportasi-umum-saja

Kota Surabaya yang juga disebut kota Pahlawan, sedang dihiasi bunga tabebuya pink dan putih yang sedang bermekaran indah di bulan November ini. Bertepatan dengan hari ulang tahun bu Risma. Bahkan dalam artikel Kompas, disampaikan bahwa bu Risma mengajak mengajak seluruh kepala OPD, jajaran forkopimda dan para penerima beasiswa penerbangan untuk berkeliling Kota Surabaya. Mereka menikmati suasana kota Surabaya dengan naik Suroboyo Bus. Anda bisa baca artikel lengkapnya di link berikut:  cara-unik-tri-rismaharini-rayakan-ulang-tahun-ke-58-di-surabaya

Bahkan beliau mengajak foto bersama dengan latar belakang bunga tabebiya pink dan putih. Berikut ini fotonya yang saya ambil dari KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN.


Bu Risma, terimakasih banyak untuk kerja keras bu Risma sehingga saya yang bukan warga Surabaya pun bisa menikmati keindahan kota Surabaya. Di hari bahagia bu Risma, saya ingin mengucapkan Selamat Ulang Tahun Bu Risma. Semoga Bu Risma senantiasa diberkati dengan kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan senantiasa. Doa tulus dari saya, Ari Budiyanti, seseorang yang pernah 9 tahun tinggal di Surabaya. 

Beberapa waktu lalu, saya mendapat kiriman foto bunga tabebuya pink yang sedang mekar indah di Surabaya. Rasanya ingin sekali saya mengunjungi Surabaya. Namun keadaan saya tudak memungkinkan untuk bertandang ke Surabaya pada bulan mekarnya Tabebuya pink dan putih.

Tapi tidak mengapa, saya masih bisa menikmati indahnya bunga-bunga tabebuya pink dan putih melalui media sosial. Saya pasang foto-foto indah bunga tabebuya ini yang saya dapat dari facebook Love Suroboyo.


(Sumber Foto dari Facebook Love Suroboyo)

Jajaran tabebuya merah muda yang berkesan romantis dan tabebuya putih yang memberi kesan bersih.


(Sumber Foto dari Facebook Love Suroboyo)

Bunga tabebuya putih yang memberi nuansa seperti berasa di Jepang. Saat bunga-bunga itu berguguran, jalan raya di bawahnya pun menjadi putih oleh hiasan bunga-bunga.


(Sumber Foto dari Facebook Love Suroboyo)

Bunga tabebuya pink ini sungguh membuat hati saya terpesona akan indahnya Surabaya. Lihatlah bunga-bunga yang berjatuhan di jalan raya, juga memberi kesan indah. Jalan raya bernuansa merah jambu, penuh romantika. Suasananya seperti di Korea. Tak perlu lagi jauh-jauh menikmati wisata sakura di luar negeri, jika sudah ada di kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.

Meski saya tidak bisa menikmati langsung indahnya pink and white tabebuya, setidaknya dalam kunjungan terakhir saya ke Surabaya, saya sempat berfoto di bawah pohon bunga tabebuya kuning yang sedang bermekaran. 


Bukan saya saja yang menikmati tabebuya kuning. Ibu saya juga mendapat kesempatan indah mengunjungi Patung Suroboyo, ikan Suro dan Boyo terbesar di Surabaya, tepat saat bunga-bunga tebabuya kuning bermekaran. 


Kisah kami di taman Suroboyo ini pun menjadi artikel di kompasiana. Silakan baca di sini : patung-suroboyo-terbesar-di-taman-suroboyo

Satu lagi tentang Surabaya nan indah ini, saya juga sempat mengisahkan perjuangan para Pahlawan di Surabaya pada waktu memperingati hari Pahlawan 10 November lalu. Murid-murid saya sangat terharu, dan merasa tersentuh melihat perjuangan para pahlawan yang harum namanya dan sangat besar jasanya bagi bangsa. Saya berusaha agar dari kecil anak-anak didik saya bisa mempunyai rasa nasionalisme pada bangsa dan negara. 

Saya juga sempat menuliskan, karya nyata yang saya sudah lakukan di dunia literasi siswa bertepatan dengan hari Pahlawan 10 November 2019. Teladan nyata lebih mengena dan diingat dari pada sekedar berjuta nasehat yang hanya dalam kata.  Anda bisa simak artikel saya berikut ini: hari-pahlawan-10-november-2019-apa-karyaku-bagi-bangsa

Dalam kesempatan lainnya saya juga berharap bisa mengunjungi Kota Surabaya lagi yang sudah semakin indah. Terimakasih bu Risma, untuk karya Ibu bagi bangsa. Doa terbaik saya untuk bu Risma yang ke 58 di hari ini, 20 November 2019.


...

Written by Ari Budiyanti

20 November 2019


Ditulis untuk Bu Tri Rismaharini

Walikota Surabaya

Selasa, 19 November 2019

Mama, Aku Lelah

Bila ku masih harus lagi
Membuka buku di malam hari
Atau saat ku pergi ke sana ke mari
Di kala senja datang untuk menari

Sesaat aku sedang sangat ingin terlelap
Namun kusadari aku harus segera terjaga
Karena ini dan itu yang harus ku lakukan
Semua demimu mama tersayang

Tapi hari itu tiba saatnya
Ketika raga ini melelah
Ketika hati ini meronta
Dalam jerit tertahan tak kuasa

Mama aku sayang padamu
Namun aku tak kuat lagi
Mengikuti semua jadwal itu
Yang kau buat untukku

Mama aku sungguh lelah
Saat aku harus tersenyum
Dalam segala suasana yang kau cipta
Semua kulakukan hanya untukmu mama

Mama maafkan aku kini
Bila aku ingin berhenti
Atau setidaknya kurangi
Semua kegiatan yang bagai duri

Aku tak berani bicara mama
Aku takut melukai hatimu
Karena aku sayang mama
Namun aku sungguh lelah

Maafkan aku mama

....

Written by Ari Budiyanti
19-11-2019
#PuisiHatiAriBudiyanti

Jumat, 15 November 2019

Ketika ku tak ingin menulis

Rangkaian aksaraku kembali tercipta
Di kala hati ini menolak berkarya
Ketika batin ini lrlah mendera

Hanya menatap pekerjaan di hadapan
Yang kian bertambah ke depan
Menunggu secepatnya datang liburan

Saat terasa raga ini mengeluh
Dalam beraneka kisah yang lusuh
Hanya karena emosi sudah lelah

Di saat inilah aku tak lagi ingin menulis
Tak muncul satu inspirasi untuk kulukis
Dalam barisan kalimat teruntai manis

Tanyaku padamu, apa hendak kau buat
Bila hasrat menulis itu terbang kuat
Melambung menjauhi terasa berat

...

Written by Ari Budiyanti
16 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Ternyata, Biasa Saja

Kupikir
Hatiku mulai terukir
Indah namamu telah hadir

Kurasa
Aku terjerat sebuah pesona
Saat kau menebarkan asa

Kukenang
Manis dan sopan tutur kata abang
Membuat tanpa sadar hati melayang

Ternyata
Itu semua hanya biasa
Tiada yang khusus semua sama

Ternyata
Nurani ini hanya sejenak terpenjara
Oleh lembutnya budi bahasa

Ternyata
Tak bisa aku jatuh cinta
Terperangkap aku pada luka lama

...

Written by Ari Budiyanti
15 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Kamis, 14 November 2019

Kembangkan Literasi Anak Bangsa, Mari Mulai Dari Kita


Saya sampai hari ini masih menjadi guru saat tulisan ini saya buat. Sekolah tempat saya mengajar sangat memperhatikan literasi siswa. Adanya ruang perpustakaan, papan mading sekolah, fasilitas rak buku di setiap kelas, mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. 

Dalam tulisan saya sebelumnya, di hari Pahlawan, 10 November 2019 lalu, saya sempat singgung sedikit mengenai hal tersebut. Boleh Anda simak di link berikut ya: hari-pahlawan-10-november-2019-apa-karyaku-bagi-bangsa?


Artikel di atas sungguh diluar perkiraan saya, dalam waktu 5 hari sudah menunjukkan lebih dari 1.000 views. Secara tulisan saya terbiasa dapat views berkisar 50 an sampai 100 an saja. Dapat views 200-500 cukup jarang. Tapi yang ini sampai 1.000, itu wow buat saya. Ingat ya, saya tidak membandingkan tulisan saya dengan kompasianer lain, tapi saya bandingkan dengan karya saya sendiri yang lainnya.

Dalam berbagai kesempatan saya mengajar, khususnya Tematik muatan Bahasa Indonesia, pasti akan saya ceritakan aneka kisah pengalaman saya berkaitan dengan tulis menulis. Kegemaran saya menulis. Bahkan kebiasaan saya menulis di Kompasiana ini pun saya ceritakan. Waktu saya bilang jumlah karya yang sudah saya buat, mereka akan merespon terkagum-kagum. Saya jadi kadang merasa terhibur dengan apresiasi dari para siswa kecil saya ini. 

"Wow, Ms Ari hebat." Kata mereka. Saya berterimakasih pada mereka yang secara tidak langsung juga memberi semangat dengan respon mereka. Secara anak-anak ini merasa kesulitan kalau diminta membuat karangan berupa laporan sederhana. Padahal saya hanya meminta mereka menulis 5 kalkmat saja. Tapi saya perhatikan dengan perkembangan waktu, mereka mulai bisa merangkai sendiri kalimat-kalimat tersebut menjadi cerita. Bahkan bisa lebih dari 5 kalimat, tanpa bantuan saya. 

Ini kisah mereka sebagai respon terhadap cerita tentang kegemqran menulis saya. Ada dua siswa perempuan di kelas saya yang sangat antusias dan ingin mencoba menulis cerita bebas, karya mereka. Jadi bukan tugas sekolah di pelajaran dengan muatan Bahasa Indonesia. Mereka berjanji pada saya akan membawakan karya mereka. Memang sih tidak langsung serta merta mereka berikan pada saya pada hari berikutnya. Saya masih menunggu dan saya tidak memaksa mereka untuk cepat-cepat berikan ke saya. Saya mau mereka melakukannya karena kesadaran mereka sendiri, kecintaan mereka sendiri pada dunia literasi menulis cerita.

Sampai suatu pagi,
"Ms, aku bawa tulisanku"

Seorang murid menyapa saya dengan semangat, apa yang dia janjikan untuk dibawa, akhirnya dia ingat. 


Entah berapa kali, di sela-sela waktu mengajar, saya selalu sematkan aneka cerita tentang kegemaran saya menulis yang bisa terinspirasi berbagi peristiwa. Bahkan pemberian berupa kartu dari anak-anak sebagai bukti sayang pun bisa jadi tulisan oleh saya. Anda bisa baca di link berikut:  Pemberian dari hati itu sangat berarti.

Saya mensyukuri hal ini sebagai berkat saya dari Tuhan. Sebuah talenta dalam menulis. Dan pagi itu, saya membaca kisah sederhana yang dibuat murid saya. Tentu saja dengan apresiasi dari saya atas karya perdananya.

Hari berikutnya yaitu hari ini, pagi tadi, saya dapat kejutan lagi.

"Ms, hari ini aku bawa satu tulisanku, cerita yang aku buat"


Kata seorang murid, ia menghampiriku dan memberikan padaku selembar kertas berisi karyanya. Saya jujur, terkejut dan tentu saja sangat bahagia. Tak seberapa lama kemudian saat murid yang lain datang, dia berkata juga pada saya, setelah memberi salam sebelumnya. Dia murid yang sama yang kemaren sudah membawa karya perdananya

"Ms, aku bawa lagi tulisanku, sekarang jadi 3 halaman"


Wow kata saya dalam hati, tiga halaman, banyak juga ya. Waktu dia tunjukan pada saya, ternyata dua lembar kertas ukuran buku tulis kecil yang dilipat dua, lalu dia tulis di setiap lipatan kertas sebanyak 3 lembar. Geli juga saya, bayangan saya 3 lembar kertas. Tapi tidak apa, ini karyanya. Yang ke dua. Saya pun menghargainya.

Setelah saya baca, saya bilang ke mereka,
"Ms simpan dulu ya,  nanti Ms perbaiki penggunaan tanda baca dan huruf kapital. Lalu kalian tulis ulang yang rapi. Setelah itu, Ms akan coba kirim karya kalian berdua ke majalah anak. Coba tolong ambil satu majalah anak di rak buku. Kita baca bagaimana caranya mengirimkan tulisan kalian ke sana"

Langsung mereka berdua menuju rak buku dekat pintu dan mengambil satu buku, dibawa berdua. Satu anak pegang sisi atas buku, satunya pegang sisi bawah buku. Jujur saya geli melihatnya. Sebegitu semangatnya mereka. Lalu kami cari di majalah anak, cara mengirimkan karya mereka.

Pada jam pelajaran berikutnya, saya mengajar dan anak-anak menyelesaikan beberapa tugas dari buku. Beberapa anak memang mengerjakan lebih cepat dari teman lainnya. Lalu saya ijinkan mereka membaca buku sambil saya mengajari anak-anak yang belum selesai mengerjakan tugas. Salah satu murid bilang ke saya. Ini murid yang sudah memberikan dua karyanya pada saya.

"Ms, aku ingin menulis cerita lagi." Sambil tersenyum manis penuh semangat.


"Oh tentu saja boleh, tulis saja di buku catatanmu ya." Jawab saya melihat dia sangat antusias menulis cerita.

Senang, tentunya, itu yang saya rasakan di hati. Melihat murid-murid saya antusias dalam mencoba membuat karya tulisan pendek. Doakan ya teman-temanku, agar semua proses penyuntingan karya mereka sampai pengiriman ke majalah anak bisa berjalan lancar,  dan semoga dianggap layak muat juga ya.

Satu lagi, salah satu murid saya bilang ke saya, murid yang lainnya, 

"Ms. Kata mamaku, Ms Ari itu penulis."

Saya cukup terkejut lagi mendengar penuturan salah satu murid di kelas saya, sampai orang tuanya tahu juga.

Oya, dari mana mama kamu tahu bahwa Ms itu penulis?" Tanya saya penasaran

Dia menjawab saya begini:

"Mama sering baca tulisannnya Ms. Lihat di status WA nya Miss."

Jadi, karya-karya di Kompasiana juga dibaca-baca. Semoga dengan ini saya bisa makin semangat menulis.

Saya tidak pernah sebelumnya berpikir, bahwa menulis di Kompasiana bisa menjadikan inspirasi bagi murid-murid saya. Di tahun ke 11, Kompasiana telah menolong saya semakin banyak berkarya di dunia literasi. Aneka karya bisa saya buat di sini dan saya merasa karya dihargai oleh pembaca. #11TahunKompasiana semakin berjaya dan #BeyondBlogging ini makin berkembang ya. 

Demikian kisah saya hari ini untuk Anda. Semoga menginspirasi.


Salam Literasi
Mari kita kembangkan literasi anak bangsa Indonesia.

....


Written by Ari Budiyanti

14 November 2019

....

#11TahunKompasiana

#BeyondBlogging

#Literasi

#IndonesiaMaju

#KembangkanLiterasiAnakBangsa


Note: Ms = Miss = panggilan untuk Ibu Guru di sekolah tempat saya mengajar.

Rabu, 13 November 2019

Pesona indahnya Pagi Menjerat hati

Hai Pagi
Kulihat lagi kini mentari
Bersinar terang sekali
Memberi hangatnya ke bumi

Hai Pagi
Kutatap lagi indah kembang seruni
Yang mekarnya menawan hati
Memberi damai kini terasai

Hai Pagi
Tebaran aroma harum mawar berduri
Menjerat kekaguman pada nurani
Pesona indah tetap, meski duri menyertai

Hai Pagi
Terimakasih sudar hadir kembali
Meski sejenak mendung menghalangi
Angkasa raya menjadi kelabu kini

Hai Pagi
Kunikmati hadirmu saat ini
Bersama alam yang pesona indahnya
Menjarih hatiku sejak lama

Hai Pagi
Terimakasih karena tak terlambat hadir

...

Selamat pagi
Selamat beraktivitas semuanya

#PuisiHatiAriBudiyanti

Written by Ari Budiyanti
14 November 2019

Have a blessed day

Di Balik Sayap Senja

Sekelbat rindu membayang wajahmu
Dalam pesona menghimpit kalbu

Tentang apakah kau dalam anganku
Yang tak ku tahu di sejenak hadirmu

Kenangan apa pernah terajut
Di dalam jiwa yang mengerucut

Mengapakah menantimu masih juga
Apakah ada asa terbentang dalam rasa

Inginku lalu segala pesona menyesak
Beralih dari rindu pada sendunya isak

Di sayap senja yang sedang senyap
Aku terhanyut dalam lelah sekejap

...
Jangan berjanji datang
Jika kau tak ingin pulang
...

Written by Ari Budiyanti
13 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Sabtu, 09 November 2019

Hari Pahlawan 10 November 2019, Apa Karyaku bagi bangsa?

10  November 2019 diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Pahlawan di Indonesia. Di kota Surabaya juga digelar acara untuk memperingati Hari Pahlawan. Nama acaranya Parade Juang 2019. Saya melihat video teatrikal Pertempuran 10 November 1945 di acara Parade Juang 2019 melalui Facebook Love Suroboyo. Anda juga bisa dengan mudah melihatnya di internet. 

Berikut ini saya sertakan video di youtube dari Tribunews Jatim, mengenai acara Parade Juang 2019 yang digelar di Surabaya kemarin, Sabtu, 9 November 2019. Pelaksanaan parade Juang ini diberangkatkan dari area Tugu Pahlawan sampai menuju Taman Bungkul sebagai area tujuan akhir. Silakan disimak videonya.

Saya biasanya memutarkan video perjuangan berkaitan dengan hari Pahlawan pada murid-murid saya. Mereka sangat antusias melihat video tersebut. Tentu saja dengan penjelasan dari saya mengenai apa itu Hari Pahlawan. Saya harus jujur, setiap kali melihat video perjuangan 10 November bersama murid-murid saya di sekolah ada haru mendalam yang membuat saya menitikkan air mata.

Betapa kemerdekaan yang saya bisa nikmati hari ini sangat mahal hargaanya. Jasa-jasa para Pahlawan tak bisa tergantikan. Mereka sudah rela berkorban bagi bangsa dan negaranya tercinta. 

Saya sempat mengumpulkan aneka quote atau kata-kata bijak pemberi semangat dari beberapa Pahlawan. Sekitar datubtahun yang lalu dari berbagai sumber di Internet. Lalu saya menuliskan quote tersebut sebagai status WA saya. Kemudian saya edit melalui tangkapan layar HP saya dan saya unggah di media sosial saya, facebook. Setahun kemudian, hari ini, semua unggahan saya muncul kembali sebagai FB memory. Saya ingin bagukan pada Anda sekalian. Semoga berguna. 

Berikut ini kata-kata bijak/quote dari Pahlawan Indonesia.


1. Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri (R.A Kartini)


2  Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan untuk dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita (Bung Hatta)

3. Dengan Ilmu kita menuju kemuliaan (Ki Hajar Dewantara)

4. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya (Bung Karno)


5. Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka (Bung Tomo)


6. Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena dari pada senjata kasih sayang (Cut Nyak Dien)

Selanjutnya bagi kita warga negara Indonesia, dalam keluarga besar bangsa Indonesia yang sudah menikmati alam kemerdekaan, apa seharusnya yang kita perbuat? Untuk mengisi kemerdekaan ini, untuk menghargai jasa para pahlawan, sikap dan perbuatan apa yang sebaiknya kita kembangkan dan lakukan? 

Ini sedikit kisah saya. Sebagai seorang guru yang berkecimpung di dunia pendidikan, saya berusaha semaksimal mungkin mendidik siswa-siswa saya, calon generasi penerus bangsa. Bukan hanya mengajar pengetahuan/ilmu saja, namun membangun karakter para siswa agar mempunyai rasa cinta tanah air dan mau berkarya nyata bagi bangsa ini. Saya rasa itu hal yang dilakukan semua guru pada umumnya. Bagaiamana dengan Anda? 

Di sekolah tempat saya mengajar, usaha menumbuhkan minat baca siswa sangat dikembangkan. Adanya pojok buku di setiap kelas, saya sering menyebutnya sebagai "library corner". Saya mengganti buku-buku yang dipajang di rak buku kelas setiap satu minggu sekali. Bukan hanya itu, waktu khusus bagi siswa kelas 1-3 untuk membaca dan mendengarkan cerita. Usaha mengembangkan literasi anak bangsa sangat dijaga di sini. Selain itu juga ada kegiatan Minggu Buku/Book week yang diadakan setiap 1 tahun sekali. Selama 1 Minggu itu, anak-anak mendapat banyak sekali tambahan waktu membaca buku setiap hari. 15 menit pagi hari dan 15 menit siang hari menjelang pulang sekolah. Mereka boleh membawa buku koleksi pribadi tapi juga boleh meminjam dari perpustakaan. 

Dalam kegiatan ini, para siswa akan ada saling mengunjungi, siswa kelas besar, kelas 7, 8 dan 9 (setara SMP) akan mengunjungi adik-adik kelas 1-6 SD untuk bercerita dari buku cerita. Lalu anak-anak kelas 5 dan 6 SD, akan bercerita ke anak-anak TK. Selalu berlangsung demikian setiap tahun.

Pada hari Jumat, sebagai puncak acara book week, akan ada kegiatan spesial yang disesuaikan tema. Mungkin lain kali akan saya kisahkan di sini dalam artikel tersendiri. Pernah juga kami mengundang pendongeng profesional untuk mengisi dalam puncak acara book week ini. 

Itu sekelumit kisah saya di sekolah dalam rangka mengembangkan literasi anak bangsa. Selain itu, saya juga sering membacakan cerita bagi siswa baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. 

Keduanya perlu dalam taraf yang seimbang. Beberapa buku cerita anak karya saya pun pernah saya tunjukkan pada mereka. Bahwa saya gurunya, selain suka bercerita juga mendapat kesempatan menulis buku cerita anak. Ini cukup mengisinpirasi siswa-siswa kecil saya. Mereka bahlan sampai berusaha menghapal isi buku cerita karya saya. 

Saya punya banyak keterbatasan. Namun saya berusaha memaksimalkan saja apa yang bisa saya kerjakan untuk membangun bangsa Indonesia. Saya yakin Anda sekalian juga punya banyak hal yang sudah dilakukan untuk bangsa ini. 

Mari kita bahu membahu membangun bangsa dan negara ini bersama. Mari kita bersatu. Jangan lagi ada saling membenci oleh karena alasan apapun. Kita adalah satu keluarga bangsa Indonesia. Mari kita saling mengasihi. 

Di hari Pahlawan ini, 10 November 2019, marilah kita bersama merenungkan, apa yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini, untuk negara Indonesia. Menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur mendahului kita, bisa dengan banyak cara sesuai bidang minat Anda, talenta Anda, pekerjaan Anda, tempat kerja Anda, lingkungan Anda. 

Saya tunggu kisah Anda bagi bangsa.

...

Selamat Hari Pahlawan, 10 November  2019

Salam Indonesia bersatu
Salam Indonesia maju

...

Written by Ari Budiyanti

10 November 2019

Sumber qoutes Hari Pahlawan

Kamis, 07 November 2019

Kau Putih Pemberi Asa

Mekar mempesona semalam
Namun terabaikan olehku
Lelah ragaku menginginkan lelap
Hingga kudapati hanya sisamu

Putih indahmu mempesona
Mematri dalam hati yang gulana
Harum bungamu mengikat
Sehingga mengahpus jejak tak sedap

Lebih dalam menatap lagi
Putihmu semakin kentara
Indahmu semakin terasai
Betapa agungnya Sang Pencipta

Labih tiga tahun kau menemani
Perjalanan hidupku di kota rantau
Sudah tak terhitung mekar berulangkali
Menjadi saksi penghias yang memantau

Terimakasih Wijaya kusumaku
Yang senantiasa hadir setia
Menjadi si pelipur lara kalbu
Pemberi semangat menyokong asa

...

Written by Ari Budiyanti
8 November 2019

5.42 am

Lelah Itu Tak Lagi Tersembunyi

Senyummu selalu hadir saat bersua
Ceriamu hanya kurasa dalam pandangan
Tak sungguh ku tahu apa jua
Yang ada di hatimu dalam perjalanan

Tampak kuatmu dalam segala aral
Meski berat tanggungan di sisimu
Namun tak kudengar keluhan berasal
Hanya ada kelembutan ku lihat padamu

Namun sore ini aku melihat lelah itu
Yang entah mengapa menyapa di depan
Seolah tak kau sembuyikan penatmu
Kau ijinkan aku melihat secuil beban

Kau lelah dan baru ku tahu kini
Beratnya pergulatan tak terpungkiri
Jika padaku sudah lama hilang sabar
Namun kau masih berjuang dalam debar

Ku ingin berbagi penatmu sejenak
Namun kusadar ku sungguh tak kuat
Pergolakan batin kehidupanmu menanjak
Sejak kau temui dia yang tersendat

Maaf aku tak bisa membantumu
Karena lelahku sudah di penghujung
Sisa kuatku tak sanggup menanggung
Semua penat kini menuju padamu

Ku bisa jelas melihat lelah ini
Yang kini tak lagi tersembunyi

...

Written by Ari Budiyanti
7 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Rabu, 06 November 2019

Pemberian dari Hati itu, sangat berarti

Pagi ini, di hari ke enam bulan ke sebelas tahun dua ribu sembilan belas, saya mendapatkan kejutan manis. Saat sampai di kelas, saya dapati ada selembar kertas tebal, karton berwarna putih bertuliskan pesan buat saya. Saya tersenyum ketika membacanya. Ada dua murid yang sudah datang. "Wah, ada kejutan apa ini pagi-pagi di meja Miss?" Tanya saya pada kedua murid yang membalas saya hanya dengan senyum-senyum. 

Kuikuti saja pesannya, kubuka kertas tersebut, lebih tepatnya kubalik posisi kertas. Saya mendapati gambar diri saya mengenakan rok hijau panjang yang terbuat dari kertas lipat. Baiklah, origami paper, nama lain dari kertas lipat. Sepertinya kata origami jauh lebih familiar bagi murid-murid saya dibandingkan kertas lipat. Saya terharu sekali mendapat karya sederhana yang apik ini. 

Menjadi guru untuk siswa berusia kecil sudah cukup lama saya jalani. Mungkin tidak selama banyak guru senior. Banyak hal manis saya pelajari dari mereka, anak-anak kecil. 

Mereka sering mengejutkan saya dengan pemberian-pemberian kecil hasil karya mereka. Jadi mereka sengaja membuatnya di rumah, untuk selanjutnya dibawa ke sekolah dan diberikan pada saya. 

Bahkan karya-karya mereka masih terus saya simpan hingga sekarang. Mulai dari para siswa yang di Surabaya, Purwokerto, Pamulang dan sekarang di Tangerang. Saya memang suka berkeliling tempat tinggal. 

Kesamaan dari tiap siswa usia kecil ini adalah kegemaran mereka memberi hadiah-hadiah kecil karya mereka untuk saya. Salah satunya tulisan I Love you dengan gambar bunga-bunga dan wajah senyum . Ini saya dapati di meja saya tahun lalu. Tentu saja dari murid yang lainnya. 

Cara memberikannya pun sama, diletakkan di atas meja di pagi hari. Bagi banyak orang, mungkin ini hal biasa, tapi tidak bagi saya. Ini adalah pemberian dari hati yang menyentuh hati saya. Kasih dari murid-murid kecil saya ini menjadi penyemangat saya menghadapi hari-hari mengajar saya. 

Balik lagi ke pemberian pagi ini. Gambar saya mengenakan rok baru dari origami paper.

Awalnya sebenarnya saya mengajar Matematika. Tema yang dipelajari adalah bangun datar. Saya meminta siswa untuk mengikuti saya membuat bangun datar dari selembar kertas origami. 

Mulai dari bangun persegi, persegi panjang, segitiga, layang-layang, jajargenjang dan trapesium. Dan seperti biasa, anak-anak kecil mudah sekali kagum dan memuji. 

Melihat saya bisa melipat dengan satu kertas saja menjadi aneka bangun datar, mereka bertubi-tubi memuji saya. Katajya Ms Ari hebat. Senang atau tidak kalau kalian diapresiasi? 

Selesai melipat kertas membentuk aneka bangun datar, mereka saya minta menggambar bangun datar di kertas lipat, mengguntingnya, dan menempel di buku catatan. 

Ketika sisa waktu masih ada, saya ajak sebentar anak-anak untuk bersenang-senang membuat kreasi dengan kertas origami ini. Maka jadilah sebuah bulatan mirip kelopak bunga dengan corak hasil pola guntingan kecil mirip seperti yang dijadikan rok oleh murid saya pada kreasi di atas. Hanya saja ide menjadikan rok itu bukan dari saya. 

Ternyata di rumah, beberapa anak mencoba lagi membuat sendiri seperti contoh karya dari kertas origami yang saya ajarkan di kelas. Dan salah satu anak membuatnya menajdi rok untuk dipadupadankan dengan gambar yang dia buat. Katanya sih itu gambar diri saya pakai rok bagus. 

Berhubung ini adalah hasil karya siswa dan imajinasinya menjadikan rok, maka saya terima dengan senang hati dan ucapan terimakasih. Tentu saja dengan kata-kata yang mengapresiasi juga. 

Begitulah kisah saya pagi tadi, dan ingin saya bagikan pada para pembaca yang budiman. Jangan menunda untuk memberi, meskipun itu nampak seperti pemberian sederhana bagi orang lain, tapi kasih yang mendasari pemberian itu menjadikan pemberian tersebut sangat berharga terutama bagi penerimanya. Dia merasa dikasihi oleh si pemberi. 

Jadi, jangan pernah menunda dalam berbuat baik. Lakukanlah sekarang, karena esok belum tentu ada kesempatan lagi. Salam baik.


...

Written by Ari Budiyanti

6 November 2019


Terinspirasi lagi dari pemberian siswa kecilku. 

"The art of my teaching adventure"


Selasa, 05 November 2019

Di Awal Musim Penghujan

Perhiasan titik air
setelah hujan lebat semalam

Saat semua terlelap,
ada yg bermandikan air
dalam dinginnya malam

Dan menyisakan keidahan
di pagi yang mendung
dalam bersitan cahya
mentari pagi

Semburat sinarnya
Menampakkan kilau sempurna
Saat butir yang tertinggal
di dedaunan salimg menyapa

Ketika musim hujan tiba
Semua mahluk bersukaria
Dalam sukacita penantian
Setelah lama kekeringan

...

Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti

Lirih

Desau angin di penghujung bulan lalu
Memberi salam perpisahan pada kering
Membawa sejuk menyelimuti senjaku
Menepis semua keluh kesah yang sering

Meski rintik hujan telah menyapu bumi
Bersama basahnya tanah dan pepohonan
Menyelaraskan paduan smua kisah sunyi
Dalam sebuah harapan akan keindahan

Lalu mata memandang awan
Dengan sebuah lembut bisikan
Melepaskan segala keresahan
Dari sepanjang jerat dugaan

Meski kemarau itu telah berakhir
Namun hati ini tak bisa mangkir
Dari semua rasa rindu terukir
Tentang dirimu yang selalu terpikir

Masih dalam sebuah penantian
yang dengan lirih terucapkan

...
Written by Ari Budiyanti

#PuisiHatiAriBudiyanti
5 November 2019

Senin, 04 November 2019

Menanti Tanpa Pesan

Kau bilang akan segera tiba
Namun tak kunjung jua nampak muka
Kau bilang akan selesaikan pekerjaan
Namun tak ada pemberitaan kemudian

Aku terduduk dalam hiruk pikuk
Kendaraan berlalu lalang di hadapan
Saat mata menjelang sikap kikuk
Tetap tak satupun kudapati pesan

Aku benci dengan kata menunggu
Aku tak bisa berdamai dengan egoku
Aku ingin melompat pergi menjauhimu
Aku tak mau membuang waktu

Bila ingin datang kau sekarang
Kirimkanlah kabar sebagai penenang
Jangan membuat penantian seseorang
Membuatmu akhirnya merasa berhutang

...
Written By Ari Budiyanti
4 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Ungkapan Hatiku di 11 Tahun Kompasiana

Dalam bentangan waktu
Aku telah bertemu
Dengan suatu rasa menggebu

Bukan pada siapa menjelma semua asa
Namun pada apa yang mereka kira
Bahwa itu yang paling ku suka

Di sini aku mendapat ruang jiwa
Menorehkan semua guratan aksara
Dalam megahnya rangkaian nada

Ada bencana melanda hati
Yang semakin merana di kala sepi
Terusir oleh gemericik angin sunyi

Namun tempat ini menghibur lara batin
Sehingga semua duka terselimuti
Menghadirkan pesona semua emosi

Saat inspirasi datang menghampiri
Mendesak nurani merangkai puisi
Yang terkadang menjadi cerita mini

Semua rasa tertumpah lepas
Tanpa ikatan yang merampas
Segala gejolak menulis bebas

Kompasiana yang kumaksudkan
Dalam bingkai hati tersalurkan
Merangkai untaian kata dalam kerinduan

Kompasianer menjadi rekan setia
Dalam saling berbagi kisah beraneka
Juga mengapresiasi dalam berkarya

Terimakasih Kompasiana
Di usia 11 tahunmu telah nyata
Kau berguna bagi banyak pembaca

Setidaknya juga bagiku
Yang merindu menulis selalu
Sehingga tak tersembunyi lagi karyaku

...
Selamat Ulang Tahun Kompasiana yang ke 11 di bulan Oktober lalu
. .

Written by Ari Budiyanti
4 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti
#11tahunkompasiana
#Beyondblogging

Minggu, 03 November 2019

Diam

Senja itu mengunciku
Saat binar pagi menyapaku
Petang itu menerjangku
Hingga semua harapku berlalu

Mereka bilang ada masa depan
Dalam tiap usaha ketekunan
Katanya akan ada harapan
Bagi yang tak berhenti berjalan

Berhenti bukan sekedar sebuah alasan
Dalam lelah yang memekat pergulatan
Bukan karena kekurangan kekuatan
Namun sadar hilangnya perjuangan

Semua menjadi seperti pilu
Yang tak henti tergores sembilu
Bukankah semua tah kupertaruhkan
Namun tersia-sia semua perlakuan

Lelah batin memuncak setiap hari
Gejolak asa yang makin terbengkalai
Oleh raga yang terus melemah
Oleh desakan yang terus bertambah

Bila aku berhenti pada akhirnya
Bisakah kau hanya cukup diam

...

Written by Ari Budiyanti
3 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Merindukan Kenangan

Aku sedang merindukan apa
Bukan kamu tentu saja
Karena kamu adalah siapa
Dan bukan apa

Aku merindukan kenangan
Tentang masa indah yang pernah ada
Tentang semua kisah nyata
Yang berarti senantiasa

Written by Ari Budiyanti

Jumat, 01 November 2019

Sedu Sedan Hujan

Kau yang sangat dinantikan
Akhirnya datang dengan berkesan
Membawa derasmu dalam rintikan
Menyapu segala keringnya harapan

Kau hujan untuk pertama kali
Telah hadir memberi dingin saat ini
Di bulan November hari pertama
Menghapus kemarau yang telah lama

Siang mendung hitam menghias angkasa
Bersama kilat petir yang menyapa
Mengalirkan airnya penuh semangat
Mengguyur panas bumi yang menyengat

Hingga senja percikmu terus kauturunkan
Tanpa memberi sejenak saja untuk reda
Membuatku hanyut dalam lamunan
Tak bisa beralih dari tempatku berada

Ada kisah indah hadir bersama hujan
Ada kisah mempesona karena hujan
Ada kisah romantis tentang hujan
Namun ada pula kisah sedu sedan hujan

....
Terimakasih Tuhan
Kau sudah datangkan hujan
Tepat di awal bulan
November rain
...

Written by Ari Budiyanti
1 November 2019

#PuisiHatiAriBudiyanti

Sang Penjelajah

Kau bilang akan menetap di ujung sana
Namun kembali hilang dari pandangan
Terdengar kabar kau berpindah ke rimba
Dalam sekejap pun telah tanpa pesan

Katanya kau sudah terbang ke angkasa
Hingga menuju indahnya sang rembulan
Pun tak urung hanya untuk sebentar saja
Beritamu lalu tenggelam dalam lautan

Menikmati padang rumput berseri
Terakhir ku dengar lagi kisahmu
Hanya dalam sejengkal waktu ini
Kau pun telah kembali melangkah maju

Lalu ku tahu bahwa kau sedang di pantai
Tak cukup di tepiannya kau berpaut
Menikmati semua biota hingga dasar laut
Sehingga semua pesona telah terselami

Terakhir tak ku dengar lagi riuh kabarmu
Entah di belantara atau di padang pasir
Dalam sisi hangat bumi atau bersalju
Aku tak lagi tahu di mana kau hadir

Wahai sang penjelajah
Ruang dan waktu kau lewati
Hingga kapankah kau putuskan arah
Menetap dalam damainya suatu hati

....

Written by Ari Budiyanti
Di penghujung Oktober
2019

#PuisiHatiAriBudiyanti