Surabaya, Surabaya, oh Surabaya. Lagi-lagi Surabaya. Iya saya masih ingin berbagi cerita tentang pengalaman saya naik Suroboyo Bus di kota Pahlawan ini.
Kesempatan mengunjungi Surabaya dalam liburan sekolah kemaren, adalah pengalaman indah. Kota ini penuh dengan aneka cerita. Banyak suka dibanding dukanya. Kota yang mengantar saya mendapat gelar sarjana saya.
Setelah ribuan purnama tak bersua demgan Surabaya. Wah apakah berlebihan kalau saya bilang ribuan Purnama? Intinya saya sudah amat sangat terlalu lama tak mengunjungi Surabaya lagi. Gembira di hati saya terasa saat menjejakkan lagi kaki ini di kota tercinta ini. Pernah saya bilang, Surabaya bagai the second home untuk saya.
Kita semua tahu, kota besar seperti Surabaya memang tinggi tingkat polutan udaranya. Udara kotor akibat asap kendaraan bermotor sangat mengganggu. Banyaknya ruang hijau dibangun di kota Surabaya, cukup mengurangi pemcemaran udara. Seperti yang saya pernah tuliskan dalam artikel di Kompasiana. Anda b8sa baca di Sini.
Bagaimana dengan hidup keseharian di kota besar. Perlunya alat transportasi untuk menjangkau tempat tujuan menjadi semacam kebutuhan utama. Adanya banyak kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor dengan aneka jenis dan merk nya, menambah banyak asupan karbondioksida di kota besar. Lalu bagaimana dong? Apa yang harus kita lakukan?
Berikut ini sekedar ide dari saya saja. Semoga berguna bagi Anda. Pemerintah kota Surabaya sudah memfasilitasi warganya dengan pengadaan Suroboyo Bus. Saya sudah naik bus ini sekali. Pulang pergi dari halte sekitar Balaikota Surabaya sampai Bundaran ITS. Ini dia foto saya di dalam bus. Pilih yang warna pink pula kursinya.
Menariknya Suroboyo Bus ini adalah tiketnya dibayar dengan sampah plastik berupa gelas maupun botol plastik. Saya mendapatkan 10 gelas plastik dari teman saya untuk naik bus menuju Bundaran ITS. Itu syarat kalau mau naik bus. Jangan coba-coba bayar pakai uang ya. Pasti ditolak sama petugasnya.
Lalu untuk kembali dari ITS menuju tempat terdekat kos teman, saya mendapat 10 gelas plastik lagi untuk tiket berikutnya. Kalau bawa botol plastik, bisa ukuran sedang maupun besar. Jumlahnya tidak sama. Untuk botol plastik ukuran besar dinta lebih sedikit dibandingkan botol ukuran kecil. Selain bisa naik bus keliling Surabaya, kita juga sembari peduli lingkungan dengan mengurangi sampah plastik di sekitar kita. Kita bantu kumpulkan sampah palstik itu untuk dikelola oleh pemkot Surabaya. Menarik kan? Iya dong. Surabaya gitu loh.
Armada Suroboyo Bus juga sudah cukup untuk melayani penumpang yang membutuhkan transportasi umum. Jika setiap kita menggiatkan naik transportasi umum, tentunya akan mengurangi penggunaan kenadaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor. Apakah Anda setuju? Kalau memang tempat tujuan Anda dilewati Suroboyo Bus, mungkin bisa Anda pertimbangkan lagi untuk memanfaatkan fasilitas ini. Dengan demikian kita sedang ikut aktif mengurangi pencemaran udara di kota Anda, Suroboyo khususnya.
Tak hanya Surabaya yang memiliki bus nyaman untuk keliling kota. Kota metropolitan Jakarta mempunyai Bus Trans Jakarta. Kalau ini sudah tidak asing lagi bagi Anda warga Jakarta. Ini ada saya bersama Ibu dan adik saya naik bus Trans Jakarta. Pas dapat tempat duduk bertiga.
Senang loh bisa ajak Ibu saya keliling kota Jakarta naik bus Trans Jakarta. Murah meriah. Hanya dengan uang Rp. 3.500,- per orang, kami bisa naik bus ini sepuasnya. Bahkan bys ini sudah terhubung sampai luar kota Jakarta. Beberapa kota lain yang berdekatan dengan Jakarta antara lain Tangerang, Ciputat, dan Bekasi bisa ditempuh dengan bu Trans Jakarta ini. Biaya juga sama hanya Rp. 3.500,- Jadi lebih hemat kan?
Bukan hanya itu. Konsistensi kita naik bus ini, akan mengurangi juga penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta. Memang pada jam-jam tertentu akan penuh sesak penumpang. Apalagi di jam-jam berangkat dan pulang kerja. Setidaknya warga Jakarta sudah memanfaatkannya dengan baik fasilitas dari pemerintah.
Kalau setiap kita mendorong diri pribadi untuk mau naik transportasi umum yang tersedia, pastilah akan bisa mengurangi tingkat polusi udara di Ibukota negara kita ini. Bagaimana, mau mencoba?
Apalagi ditambah adanya City Tour Bus Jakarta. Semakin lengkap saja transportasi umum di Jakarta. Saya pernah berkeliling Jakarta naik City Tour Bus bersama keluarga saya. Malahan tiketnya waktu itu gratis. Sungguh menyenangkan.
Dari Surabaya lalu Jakarta, sekarang mari lihat transportasi umum bus di Yogyakarta. Masih sama. Saya membahas Trans Jogja saja ya. Karena berkaitan dengan pengalaman pribadi saya. Ini dia foto Ibu saya di halte bus Trans Jogja area Gamping.
Berawal dari keinginan Ibu saya melihat Candi Prambanan, saat kunjungan ke Yogyakarta, kami pun memutuskan berwisata ke candi tersebut. Letaknya yang jauh dari tempat tinggal saudara kami, membuat kami tidak nyaman jika minta diantar ke sana. Karena itu, kami memutuskan mencoba naik kendaraan umum yaitu Bus Trans Jogja. Dan ternyata kami berhasil juga sampai candi Prambanan.
Saya melihat di sepanjang kota Yogyakarta yang kami lalui, ada banyak bus Trans Jogja yang sudah tersebar keberadaannya. Artinya untuk mengelilingi kota pelajar ini, sudah bisa dengan naik Trans Jogja. Apakah Anda pernah coba? Jika demikian, tentulah akan sangat berguna untuk warga Yogyakarta yang mau memanfaatkam fasilitas umum ini untuk transportasi sehari-sehari menuju tempat kerja.
Seperti halnya di Surabaya dan Jakarta, penggunaan bus kota di Jogja pun akan mengurangi pencemaran udara. Setidaknya jika Anda memiliki mobil atau sepeda motor, akan berkurang penggunaannya jika naik bus. Setuju lagi kan?
Tapi itu sekedar wacana dari saya. Keputusan akhir ada pada Anda. Jika Anda tetap naik kendaraan pribadi untuk aktivitas harian, silakan saja. Itu hak Anda. Saya sama sekali tidak melarang. Siapa saya sehingga bisa melarang Anda? Tentu tidak bisa, bukan? Jadi jika Anda ingin tetap menggunakan kendaraan pribadi pun pasti ada pertimbangan-pertimbangan khusus. Tidak mengapa.
Tulisan ini sekadar cerita kisah saya yang hobi menggunakan transportasi umum. Siapa tahu Anda juga punya kisah sama seperti saya? Silakan dibagikan di kolom komentar ya. Ditungggu kisahnya.
Salam cinta bumi
....
Written by Ari Budiyanti
27 Agustus 2019
Telah tayang juga di Kompasiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar