Koleksi buku saya. ABy Online Library. Photo by Ari
Buku. Siapapun yang kenal dan dekat dengan saya tahu itu. Setiap kali ada buku bagus, mereka rekomendasikan pada saya. Ada bazar buku, mereka infokan juga ke saya. Dan entah berapa kali dalam hidup saya, mendapatkan hadiah buku tak henti-hentinya. Hampi setiap ulang tahun pun selalu ada kado buku. Sampai suatu kali, teman-teman kerja di Surabaya bingung mau memilihkan buku apa, akhirnya untuk hadiah saya mereka memberi saya voucher membeli buku senilai sampe 1 juta. Biar saya pilih sendiri. Kaget, senang, dan kalap saya mendapat hadiah itu. Kebetulan sekali memang, tempat kerja saya di Surabaya berdekatan dengam toko buku, jadi saya langsung cairkan voucher itu menjadi tumpukan buku baru. Ini kenangan tak terlupakan. Jadi, kalau Anda melihat koleksi buku saya banyak, todak semuanya saya beli sendiri. Banyak juga yang merupakan hadiah.
Koleksi buku saya. ABy Online Library. Photo by Ari
ABy Online Library, adalah nama yang saya pilih untuk kumpulan buku saya yang jumlahnya sudah lebih dari 200 judul buku. ABy adalah singkatan dari nama saya Ari Budiyanti. Online Library, maksudnya perpustakaan saya yang secara online saya daftarkan judul buku koleksi saya. Sebenernya hanya untuk mempermudah saya sendiri. Semua buku ini adalah koleksi pribadi, tidak dijual. Jadi kalau saya posting foto buku dengan label nama Aby Online Library, hajya pertanda itu buku punya saya. Bukannya saya mau jualna buku ya. Karena pernah sekali saya posting di kompasiana foto satu buku saya bertulisakan ABy Online Library, dan dihapus. Saya berpikir, apakah dikira saya berjualan sehingga dihapus? Jadi saya tuliskan di sini untuk memperjelas bahwa buku-buku itu untuk bacaan pribadi saya. Not for sale.
Membaca buku memang kegemaran saya sejak kecil. Mengoleksi buku adalah kesempatan saya setelah punya uang sendiri. Tidak pernah terbayangkan di masa kecil saya, memiliki koleksi buku banyak apalagi sampai punya perpustakaan. Apalagi keluarga kami pas-pas an secara ekonomi di masa kecip saya. Seperti yang pernah saya tuliskan di artikel "Keseruan Menulis di Kompasiana berawal dari Kegemararan Membaca Buku"
Tulisan saya tentang kegemaran membaca dan menulis. Dokumen pribadi
Meskipun demikian, buku-buku itu "berdatangan" pada saya sejak masa kecil. Tuhan itu baik luar biasa pada saya. Selain memberi tetangga yang punya perpustakaan pribadi, untuk saya membaca buku sampai masa SMP saya tanpa mengeluarkan uang, pada waktu SMA pun, depan sekolah ada perpustakaan umum yang bisa menjadi tempat saya meminjam dan membaca buku sepuasnya tanpa bayar juga. Tak habis pikir, cara Tuhan mendatang buku-buku bagus pada saya tanpa harus membelinya.
Buku-buku kisah biografi adalah kegemaran saya sejak dulu. Saya juga suka baca buku-buku cerita anak, kisah klasik. Buku pengetahuan juga saya baca. Fiksi dan non fiksi menjadi bacaan saya selama ini, sampai sekarang. Ada banyak pilihan buku di perpustakaan yang bisa saya baca di masa SMA saya.
Kisah saya bersama murid-murid pun menjadi karya tulisan. Dokumen pribadi.
Kegemaran membaca akhirnya saya tularkan pada murid-murid saya setelah menjadi guru. Berbagai cara positif saya usahakan untuk mendekatkan anak-anak pada literatur yang bermanfaat. Bahkan berulang kali saya diminta pihak sekolah untuk menjadi penanggungjawab pelaksanaan "Bookweek" atau Minggu Buku di sekolah. Sudah 3 tahun berturut-turut. Saya melakukannya dengan senang karena memang membaca buku adalah kegemaran saya yang sudah menjadi kebutuhan.
Kembali pada kisah bersama buku-buku saya. Lalu, apakah saya sudah bisa mengoleksi buku setelah lulus SMA? Tidak. Waktu saya kuliah di Surabaya, saya pun tinggal tidak terlalu jauh dari perpustakaan. Selain ada perpustakaan di kampus yang memenuhi kebutuhan saya akan buku-buku pengetahuan dan bidang study yang saya pelajari, saya juga sering mengunjungi perpustakaan bersama yang dikhususkan untuk para mahasiswa yang mau belajar lebih. Para alumni menyediakan banyak jenis buku uhtuk kami baca. Tuhan sungguh-sungguh sayang pada saya, tanpa keluar uang, masih bisa baca-baca buku yang bagus.
Sesekali ada buku-buku tertentu yang saya sangat ingin miliki. Untuk mendapatkan buku itu, saya harus menghemat luar biasa, memotong uang makan saya, sisihkan sedikit untuk beli buku tersebut. Saya tidak pernah mau membebani orang tua saya untuk buku-buku yang bukan buku wajib perkuliahan. Beliau sudah habis uang banyak untuk membiayai kuliah saya, dan kebutuhan buku-buku wajib di kampus. Begitulah, samapi saya lulus kuliah, saya paling hanya punya 2 atau 3 buku yang saya beli dengan menyisihkan uang tersebut. Tidak banyak. Koleksi buku. ABy Online Library. Dokumen Pribadi
Perubahan terjadi sangat drastis setelah saya mulai bekerja. Sebagai seorang guru, yang mengajar di sebuah sekolah di Surabaya untuk pertama kalinya, saya pun memperoleh uang gaji yang bisa dibelanjakan dengan membeli buku-buku. Percaya atau tidak, letak sekah tempat saya mengajar berdekatan sekali dengan toko buku yang selalu memberi poyongan harga 10% bagi guru-guru yang mengajar di sekolah tersebut. Nah klopkan. Kegemaran membaca menjadi bertambah dengan kegemaran membeli buku.
Surabaya menjadi semacam "surga" buku buat saya. Bersama teman-teman penggemar buku juga, saya sering keliling ke toko-toko buku, jauh dekat untuk mendapatkan diskonan buku-buku bagus.
Beberapa buku rekomendasi teman saya tentang kisah klasik anak pun, yqng jadi best seller dunia, dalam sekejap menjadi koleksi saya. Mulai dari Little Princess, Heidi, Nello, Ceddie, Secret Garden, Railway Children, Nobody Boy dan lain-lain. Juga karya Paulo Coelho ikut berderet memenuhi rak buku saya. Yang menjadi favorit saya, buku berjudul The Alchemist.
Koleksi Buku. ABy Online Library. Dokumen pribadi
Saya menyukai buku-buku di atas karena begitu sarat makna. Nilai-nilai kehidupan yang diangkat disuguhkan dengan apik dan menarik. Memberi banyak manfaat.
Koleksi buku. ABy Online Library. Dokumen pribadi
Nah, itu baru beberapa saja judul buku yang saya sebutkan. Masih sangat banyak yang lainnya. Dan bila sudah mengajak bicara soal buku, saya sering lupa diri, atau tepatnya lupa berhenti. Teman-teman saya tahu hal itu. Mirip-miriplah seperti kalau diajak bicara soal bunga. Nah itu, buku-buku tentang merawat bunga pun saya baca, meski tidak semua bunga itu saya tanam. Saya beli pasti juga pas acara diskon besar-besaran.
Koleksi buku. ABy Online Library. Photo by Ari
Buku-buku tentang pendidikan juga saya koleksi. Karena itu sesuai dengan pekerjaan saya dan bidang minat saya. Berada di antara koleksi buku saya berasa seperti berada di antara sahabat lama. Tidak pernah merasa sepi meski sendiri.
Bagaimana dengan Anda? Apa buku kesukaan Anda? Boleh tuliskam ya di kolom komentar artikel ini. Siapa tahu jadi rekomendasi menarik untuk saya dan pembaca lainnya.
Koleksi buku saya. ABy Online Library. Photo by Ari
Sebagai pendidik adakalnya saya mengalami kesulitan menghadapi anak-anak dengan berbagai karakter dan sikap yang dibawa dari rumah. Saya perlu membaca buku panduan untuk bisa mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Tidak semua murid di kelas bersikap manis. Ada juga yang sangat butuh bimibingan dalam tutur kata, bersikap sopan dll. Buku-buku ini sangat menolong saya karena ditulis oleh pakarnya.
Koleksi buku probadi. Photo by Ari
Itu salah satu buku bacaan saya, yang mungkin bisa menjadi rekomendasi bagi para pendidik dan orang tua.
Oya, sebenernya bicara soal cita-cita, di awal saya ingin menjadi ilmuwan, tapi semua pintu kesempatan waktu itu tertutup dan yang ada saya jadi guru sekarang. Setidaknya saya juga mengajar IPA, jadi ada kaitannya sedikit.
Ini salah satu buku kesukaan saya. Metode kultur jaringan tumbuhan. Buku ini menjadi salah satu buku panduan saya saat mengerjakan skripsi.
Koleksi pribadi. ABy online Library. Photo by Ari
Saya sangat menikmati laboratorium dan pernak-pernik di sekitarnya. Tentu saja karena ini menjadi bidang minat saya. Bekerja di laboratorium bersama aneka tumbuhan sungguh sangat menyenangkan. Tenang dan damai. Itu yang sebenarnya pernah amat sangat saya inginkan.
Namun, ketika kesempatqn yang hadir di depan mata terus menerus adalah pendidikan, menjadi guru sekarang adalah hal yang paling saya sukai, melebihi keinginan saya menjadi Scientist. (Meskipun sebenarnya kalau ada kesempatan, saya masih mau juga mencobanya.) Terkadang hidup itu bukan untuk memenuhi apa yang kita inginkan saja, tapi apa yang kita butuhkan.
Membaca buku-buku membuat saya merasa mengelilingi dunia, berbicara dengan orang-orang yang punya pemikiran hebat, mengenali cara berpikir mereka yang berbobot dan menceriakan hari-hari saya secerah aneka warna bunga. Jadi banyak sekali buku-buku kesukaan saya. Jangan ditanya ya apa buku favorit saya, karena akan membawa Anda dalam pembicaraan panjang tanpa ujing dengan saya, alias saya akan bicara terus.
Oya ada satu pengalaman menarik yang tak bisa dilupakan. Saya pernah bekerja di Jakarta, dan ikut satu komunitas para pembaca buku yang disebut care group. Di situ, kami membaca buku bersama dan bergantian membahas isi buku per bab nya. Salah satu anggota, sekarang sudah almarhum, sangat baik pada saya. Beliau seorang bapak yang suka membaca dan menulis. Beliau memberi saya buku-buku sangat banyak. Beberapa adalah huku-buku bahasa Inggris. Berikut ini salah satu buku kesukaan saya yang beliau berikan.
Buku hadiah teman. ABy Online Library. Photo by Ari
Buku yang sangat menginspirasi dan memberi semangat untuk terus berjuang.
Dan terakhir, buku lain yang saya sukai adalah kumpulan puisi. Baik itu puisi dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris saya menikmatinya. Ada juga seorangvteman yang memberi saya hadiah perpisahan sebuah buku kumpulan puisi ketika saya pindah dari Surabaya. Buku itu menjadi salah satu yang saya bawa kemanapunn saya pergi.
Buku hadiah teman. ABy Online Library. Photo by Ari
Demikianlah kisah saya bersama buku-buku saya yang dengan sangat sengaja saya tuliskan pada hari ini, 22 April 2019 yang diperingati sebagai "Hari Buku".