Panas sudah menemani berbulan-bulan
Terik mentari siang menyengat badan
Saat angin menyapa, debu berhamburan
Menutup mata sekejap dalam kegelapan
Menatap langit berharap kelabu
Pertanda mendung menggelayut sendu
Namun tiada itu terbentang syahdu
Hanya tertinggal sisa senja memdayu
Kapankah titik airmu menetes ke bumi
Rindu semua menanti hadirmu
Meski hanya sekedar melepas penat hari
Dalam rintik air dingin menyelimuti pilu
Di sisi sana ada yang tersesak pengap
Karena terperangkap selimut asap
Akibat terbakarnya hutan yang kering
Karena kemarau yang tak jua berakhir
Tertutup samar wajah oleh pengaman
Agar udara berasap tak menetap tinggal
Di kedalaman setiap paru-paru insan
Tetapi tetap asap menyelusup sepenggal
Tidakkah kau rindu menyapa bumi
Yang terus menanti hadirmu lagi
Seruan-seruan ternaikan dalam pedih hati
Satu persatu terlantunkan doa kini
Yang terus terbakar di ujung sana
Tak jua memberi sekedar pertanda
Akan berakhirnya segala nuansa
Penuh asap dan tetes air mata
Sang hujan di atas sana
Segeralah datang turun ke mari
Redakanlah panas dan asap membara
Sejukkanlah lagi segar udara
Rindukah kau pada kami
Yang masih juga setia menanti
...
Written by Ari Budiyanti
15 September 2019
Puisi hati
Rindu hujan lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar